🌥Future Mommy - Chapter Empatbelas🌥

82K 7.1K 576
                                    

Nana berjalan dengan tergesa-gesa, ibunya menelpon bahwa ada seseorang yang ingin bertemu dengan Nana saat ini. Padahal, Nana masih banyak pekerjaan. Jam masih menunjukan tepat pukul 18.00.

Ya, Nana lagi dan lagi lembur untuk keberapa kalinya. Tentu saja, Gea juga ikut lembur karena pekerjaan mereka berdua tak henti-hentinya semakin bertambah.

Nana lebih dulu pulang, karena Ibunya dengan gencar menelponnya untuk pulang terlebih dahulu. Katanya, ada seseorang yang sangat spesial datang ke rumah untuk bertamu. Entah siapa orang spesial yang dikatakan ibunya itu.

"Ya ampun, siapa sih orang spesial yang dibilang Bunda. Nggak tau pekerjaan Nana banyak banget apa. Sampai suruh cepat-cepat pulang." Gerutu Nana sedikit kesal.

Matanya menatap jam dipergelangan tanganya. Keningnya mengkerut saat melihat jam ditanganya. Sebentar lagi magrib.

Karena Nana terlalu tergesa berjalan, sampai tak sadar ada seseorang yang berdiri membelakanginya. Hingga,

Bruukkk...

"Aduh."Nana mengelus keningnya yang terasa sedikit sakit akibat dari benturan benda keras.

Orang yang ditabrak oleh Nana membalikan tubuhnya saat dirasanya punggung miliknya ditabrak oleh seseorang.

Lalu, tiba-tiba keningnya mengkerut saat melihat Nana yang sedang mengelus pelan keningnya. Ia terdiam sejenak untuk menunggu Nana mengalihkan arah pandangnya ke arahnya.

Selesai Nana mengelus kening, dengan cepat Ia mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang telah Ia tabrak yang membuat keningnya terbentur.

Saat melihat siapa yang telah Ia tabrak, dengan seketika Ia langsung menegang seketika.

"Eh, Pak Tiar. Ma...Ma..af Pak, saya nggak sengaja,"ujar Nana gugup.

Sedangkan Tiar masih terdiam dengan pandangan yang tidak bisa dibaca. Matanya fokus ke arah Nana dengan pandangan intensnya.

Nana yang melihat pandangan itu seketika merinding, gugup, dan takut. Tanganya mengelus tengkuknya kikuk. Rasanya saat ini, Ia ingin pergi saja dari pandangan Tiar sekarang.

Kenapa Pak Tiar menatapnya seperti itu ya? Nana kan jadi gugup. Batin Nana.

"Hmm." Tiar hanya menjawab ucapan Nana dengan gumaman andalannya. Lalu berjalan meninggalkan Nana yang masih terdiam dengan kegugupannya.

"Aneh, kenapa Pak Tiar nggak marah ya. Biasanya kan dia bakal marah kalau ada yang mengusik ketenanganya. Apa Pak Tiar ada masalah?"gumam Nana heran.

Namun seketika Nana menaikan bahunya cuek, dan berlalu dari tempatnya. Saat akan masuk kedalam mobil, tiba tiba seseorang memanggilnya dari belakang.

"Sarena."Nana membalikan tubuhnya dan melihat Tiar yang berjalan kearahnya. Kening Nana mengkerut.

"Bisa kita bicara sebentar?"Suara maskulin yang sangat ia hafal betul betul itu terdengar dikupingnya.

Tiar selalu menatapnya dengan intens akhir akhir ini. Jujur saja, Nana merasa sangat gugup ditatap seperti itu.

"Mau bicara apa pak?"

"Ada sesuatu yang mau saya bicarakan dengan kamu. Kita bicara di mobil saya bagaimana?"Nana terdiam saat mendengar kata mobil. Mobil?

"Kamu nggak perlu takut. Saya nggak bakal macam macam kok."Nana yang awalanya ragu, akhirnya mengangguk menyetujui.

Tiar tersenyum tipis. Lalu mereka berdua pun masuk kedalam mobil Tiar. Di dalam, keduanya sama sama terdiam. Tidak ada yang ingin memulai percakapan, membuat suasana di dalam mobil itu hening.

"Kamu udah punya pacar?"

Satu pertanyaan itu sukses membuat Nana menatap tepat dimata Tiar dengan pandangan terkejut. Seketika Ia menundukan wajahnya dengan rasa bingung. Lalu, Nana berdehem untuk mengurangi rasa bingungnya.

"Saya nggak punya pacar Pak."

"Kalau gebetan?"Nana menggelengkan kepalanya untuk menjawab.

Ia merasa sedikit bingung dan gugup. Kenapa Tiar menanyakan semua itu padanya?

"Saya seorang duda berumur 30 tahun. Memiliki anak satu berumur lima tahun. Apa kamu nggak keberatan?"

Deg... Suara jantung Nana terasa di dadanya. Nana bukan gadis polos yang tidak tau apa maksud dari pertanyaan itu.

Ia merasa ini adalah mimpi. Apakah ini benar benar Pak Tiar?

Pria tampan dingin yang berkedok sebagai CEO diperusahaan tempat Ia magang.

Apakah ini benar benar Pak Tiar?

Jika ini adalah mimpi, tolong jangan bangunkan Nana dari mimpi ini Ya Tuhan.

"Saya tau kamu kebingungan tentang beberapa pertanyaan Saya. Saya tau kamu masih muda jika menyangkut tentang keseriusan. Kita baru bertemu dalam beberapa minggu ini." Tiar terdiam sejenak "Awalnya Saya tidak ingin menikah lagi untuk kedua kalinya. Tetapi, saat putra saya meminta seorang Ibu. Keinginan untuk tidak menikah lagi sedikit memudar. Hingga, saat Saya melihat kamu saat itu, entah kenapa saya ingin menghalalkan kamu dan menjadikan kamu sebagai istri sekaligus ibu sambung untuk anak Saya. Saya tidak meminta lebih, jika memang kamu tidak menerima, itu tidak masalah. Tapi---"Nana lebih dulu memotong ucapan Tiar.

"Saya----"Nana terdiam sejenak.

"Saya hanya bisa bertanya hari ini saja. Apakah kamu mau jadi istri sekaligus ibu sambung untuk anak Saya?"Nana terdiam dengan kedua tangan yang saling bertaut.

"Na, bagaimana?"Nana mendongak, lalu mengangguk dengan tegas.

"Saya mau pak. Saya mau jadi istri Bapak, sekaligus ibu sambung untuk anak Bapak."

"Saya akan datang di rumah kamu satu minggu lagi dengan kedua orang tua Saya."



#Udah lamar aja bapak ke ini😂
Lamaran paling romantis yang pernah kalian lihat kan?😂 ayo ngaku, ngaku lo!😁

#Vote yuk...
Comment juga kalau bisa.....😅

Up kedua kali untuk hari ini. Senang kan aku Up lagi? Pasti senang lah ya wkwkwkw🙈😁

F U T U R E M O M M Y ( RE-POST ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang