🍂Future Mommy - Chapter Tigapuluh Tiga🍂

60.3K 4.7K 188
                                    

Ucapan Nana tiba-tiba terhenti karena lampu yang berada di ruang makan tiba-tiba mati. Semuanya gelap, Nana menatap sekeliling tempat yang sangat gelap. Mencari keberadaan Tiar dan Elio di sampingnya. Ruang makan terasa sunyi, tidak ada suara apapun yang terdengar. Nana tidak takut gelap, hanya saja, saat ini Nana merasa khawatir dengan keadaan Elio.

"Elio kamu di mana?" Nana terdiam sejenak. Tidak terdengar suara Elio yang menjawab pertanyaannya "Mas Tiar." Sekali lagi Nana memanggil Tiar.

Tak ada jawaban dari keduanya "Bi Asih, kalian di mana? Nana khawatir loh." Belum ada tanda-tanda jawaban dari orang-orang rumah. Padahal tadi mereka berada di tempat yang sama dengan Nana. Kenapa sekarang mereka seperti tidak berada di tempat yang sama dengannya.

"Mas Tiar." Tiba-tiba lampu ruang makan menyala, bersamaan dengan.

"Happy birthday Bunda......Happy birthday Bunda.... Happy birthday...happy birthday, happy birthday Bunda...." Suara nyanyian selamat ulang tahun terdengar dengan lantang.

Nana melihat Elio yang tadinya sangat ketakutan malah berakhir dengan senyuman bahagia dengan sebuah peluit di tangannya. Suara nyanyiannya sangat nyaring dan lantang seraya melompat-lompat kesenangan di samping Tiar.

Kening Nana mengkerut dengan bingung.
Kemudian tatapannya beralih ke arah Tiar yang saat ini sedang memegang sebuah kue tart red velvet kesukaannya dengan sebuah lilin dengan angka 22 sambil tersenyum merekah.

Di mana wajah memerah karena marah tadi? Nama merasa sangat aneh.

"Mas, ini maksudnya.....apa?" Nana yang masih terlalu bingung bertanya dengan sedikit terbata-bata.

Tiar tertawa pelan. "Selamat ulang tahun Bundanya anak-anak. Selamat bertambah umur di dunia dan berkurangnya di akhirat," ujar Tiar seraya menyimpan kue tart di atas meja. Lalu berjalan melangkah ke arah Nana yang masih terlihat kebingungan.

Memeluk bahu Nana seraya tertawa karena melihat ekspresi wajah Nana yang sangat lucu menurutnya.

Elio yang tadinya berdiri di dekat Tiar tadi melangkah ke arah Nana dan memeluk kaki Nana dengan kencang. Kepalanya mendongak.

"Selamat ulang tahun Bunda. Selamat bertambah umur, semoga apa yang Bunda inginkan atau butuhkan dikabulkan oleh Allah. Maafin Abang karena udah bikin Bunda nangis," Ujar Elio haru, kemudian Elio tersenyum dengan lebar. "Makasih udah belain Abang dari kemarahan Daddy. Makasih udah sayang Abang dengan tulus. Makasih udah menjadi ibu yang baik untuk Elio. Makasih untuk semuanya."

Nana yang tadinya merasa bingung seketika merasa terharu mendengar ucapan Elio. Matanya berkaca-kaca sampai air mata itu tumpah menuruni pipinya. Tiar mengusap air mata Nana sambil tersenyum. Lalu mendudukkan dirinya di kursi sambil mencicip kopi buatannya tadi.

"Mas, ini maksudnya apasih? Nana bingung loh." Ketus Nana bingung. Nana terdiam sejenak. "Bukannya tadi, Mas Tiar marah dengan Elio? Tapi kok sekarang malah santai-santai, terus senyum-senyum kayak orang yang nggak ada masalah gitu. Kenapa sih, Mas?" Nana ikut duduk di samping Tiar di kursi makan. Menatap penuh selidik ke arah Tiar.

Tiar menoleh. "Ini tanggal berapa?"

"Kok malah nanya tanggal sih, tadi itu loh. Mas marahin Elio sampai bentak-bentak hanya karena tumpahin susu di paha Nana. Wajah Mas juga memerah karena emosi. Terus sekarang kok malah santai-santai. Aneh banget sih." cerocos Nana kesal.

F U T U R E M O M M Y ( RE-POST ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang