🌥Future Mommy - Chapter Duabelas🌥

90.7K 6.8K 160
                                    

"Daddy geli hahaha, ber... Hahah...hen...ti." Tangan Elio mencoba melepas kepala Tiar yang sudah berkali-kali mencium dan menggelitik perut dan wajah Elio.

Rasa geli dirasakan olehnya saat jambang Tiar menggesek wajahnya. Tak henti-hentinya Elio tertawa kegelian karena ulah Ayahnya tersebut.

Lain halnya dengan Tiar yang tampak masih tetap bersikukuh mencium setiap jengkah wajah Elio saking gemasnya. Kenapa Tiar baru sadar jika putra semata wayangnya ini benar-benar gemas untuk dicium.

"Hahahha, Daddy le...pas hahaha."

"Daddy nggak mau lepas, Daddy terlalu gemas untuk cium Anak Daddy ini," ujar Tiar disela ciumannya.

"Perut Elio sakit," ujar Elio tiba-tiba. Seketika, Tiar yang tadinya semangat mencium Elio memberhentikan ciumannya dan mendongak menatap Elio.

"Elio lapar?" Tanya Tiar khawatir. Elio menggelengkan kepalanya.

"Elio nggak lapar, cuman capek ketawa jadinya perut Elio sakit." Tiar terkekeh mendengarnya.

"Maafin Daddy ya. Daddy terlalu gemas dengan Elio, makanya Daddy cium Elio terus. Tapi beneran deh, Elio nggak lapar?" Tiar meraih Elio ke dalam pelukannya. Mengusap kepala itu dengan sayang, dan sesekali mencium pipi Elio.

Sekali lagi Elio menggelengkan kepalanya. Matanya menatap mata biru kesukaannya itu, lalu tersenyum.

"Elio kan udah makan sama Daddy tadi. Jadi, Elio udah kenyang." Jawaban dari Elio menbuat kening Tiar mengkerut.

"Tadi kan cuman makan Burger doang. Masa udah kenyang sih?" Mata Elio menatap Tiar dengan senyuman tipis.

"Elio udah sering kok makan kayak gitu untuk mengganjal perut. Kadang kalau Elio laper dan nggak ada makanan berat seperti nasi dan yang lainnya, Elio bisa makan snack doang. Jadi udah bikin kenyang banget kok Dad," jelas Elio polos.

Tiar tiba-tiba terdiam mendengarnya. Matanya menatap wajah polos Elio yang menatapnya sambil tersenyum dengan lebar.

Ya ampun Ayah macam apa dia ini, Batin Tiar.

"Maafin Daddy," lirih Tiar. Elio merenggut sebel.

"Kok Daddy malah minta maaf? Ini semua bukan salah Daddy. Elio kok yang mau. Kadang Elio suka nggak mau makan makanan berat karena suka nggak mood," jelas Elio karena tidak ingin Tiar merasa bersalah. Elio tidak mau melihat Tiar dengan wajah bersalahnya.

Tiar tersenyum kecut."Hmm, ya. Daddy cuman mau minta maaf sama Elio."

Elio yang tidak mau melihat wajah sayu Tiar mengajak untuk tidur. "Daddy ayo kita tidur. Elio udah ngantuk."

Tiar menatap Elio, "ganti baju dulu yuk, baru kita tidur."

"Iya, ayo." Elio meraih tangan Tiar membawanya ke dalam kamar mandi.

Tiar berjalan ke arah lemari terlebih dahulu untuk mengambil baju, celana dan pakaian dalam Elio. Lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan mulai melakukan aktifitas di sana.

Setelah selesai, Tiar dan Elio ke luar dari kamar mandi dan berjalan ke arah ranjang. Keduanya berbaring bersama sambil saling memeluk.

"Selamat tidur Daddy, mimpiin Elio ya."

Tiar terenyum. Lalu tangannya memegang kepala Elio dan mencium kening Elio lama, membuat kedua mata Elio terpejam.

"Selama tidur juga Elio, mimpiiin Daddy juga ya."Keduanya tertawa kecil.

Dan sesaat mata biru keduanya pun terpejam.

••••••

Nana terlihat mengetik sesuatu di depan komputer. Hari ini, Ia begitu sangat sibuk. Saat Ia datang tadi pagi, meja kerjanya sudah dipenuhi oleh banyaknya tumpukan berkas yang harus di kerjakan. Tidak hanya Nana saja, Gea juga seperti itu. Di samping meja kerja Nana, ada meja kerja Gea juga. Keduanya tampak sedang fokus ke depan komputer.

F U T U R E M O M M Y ( RE-POST ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang