🍂Future Mommy - Chapter Tigapuluh Dua🍂

57.5K 4.4K 181
                                    

Selepas makan, Nana dan Tiar memilih menghabiskan waktu untuk menonton Televisi di ruang keluarga. Tangan Tiar bertengger di bahu Nana yang sedang fokus memilah beberapa cemilan di atas meja. Keduanya terdiam dengan kesibukan masing-masing. Tiar menatap Nana yang sedang melahap kacang asin serta cemilan lainnya. Kepalanya menggeleng heran, padahal tadi Ibu hamil itu sudah makan dua piring, dan sekarang bertambah dengan beberapa cemilan milik Elio yang sengaja dibeli untuk anak mereka.

"Laki-laki tadi namanya siapa?" Tiar hampir lupa dengan laki-laki yang berbincang dengan istrinya tadi pagi. Karena saat ini ia sudah mengingat, dengan segera ia bertanya pada yang bersangkutan.

Nana menatap Tiar sejenak, dan kembali melahap kacang asin ke dalam mulutnya. Setelah dirasa kacang asinnya sudah habis, dengan segera ia menjawab.

"Namanya Rendi bagaskara. Dia itu salah satu sahabat Nana waktu SMA. Sahabat Nana waktu itu ada enam, ditambah Nana jadi tujuh. Di antara sahabat-sahabat Nana, laki-lakinya ada tiga, sedangkan yang perempuan empat orang. Rendi kuliah di jepang, dan baru ketemu lagi kemarin. Kita ngobrol-ngobrol sebentar, gitu aja sih," ucap Nana menceritakan yang sebenarnya.

"Jangan deketin dia lagi. Saya nggak suka." Nana menatap Tiar dengan males. Setelahnya ia bergumam pelan.

Keduanya terdiam sejenak. Kemudian Nana mengelus perutnya sambil tersenyum. Lalu menatap Tiar setelahnya.

"Semoga anak kita perempuan ya, Mas." Tiar langsung menoleh kearah Nana, terdiam sejenak. Kemudian kepalanya menggeleng.

"Saya malah mau punya anak laki laki lagi," Ujar Tiar santai.

"Ih, kan anak laki-laki udah ada. Masa mau anak laki-laki lagi. Anak perempuan kek, biar nanti kalau anak kita udah tumbuh rambut, Nana bisa dandanin dia biar tambah cantik," Tiar terdiam, tapi tanpa sadar tersenyum.

"Bukannya nggak mau punya anak perempuan. Hanya saja, Saya cuman mau anak laki-laki dulu, baru perempuan." Nana menatap Tiar menyelidik. Matanya memicing.

"Maksud Mas?" Tiar terdiam tak berniat menjawab, "anak laki-laki dulu baru anak perempuan?" Nana terdiam sejenak mencoba lebih mengerti ucapan Tiar.

"Iya, kan kamu belum punya anak laki-laki." Nama terdiam sejenak untuk mencerna ucapan Tiar. Setelah beberapa saat, wajah Nama seketika menjadi kesal.

"Kan Nana udah punya Elio, Mas."

"Elio kan, bukan anak kandung kamu. Jadi anak yang ada diperut kamu harus laki-laki. Jika kita dikasih kesempatan lagi, anak kedua kita harus perempuan. Anak pertama laki laki, dan anak kedua perempuan."

Nana menatap Tiar tidak percaya "Elio mau dikemanain Mas? Elio anak kandung Mas dan itu berarti Elio juga anak Nana.”

"Bukannya gitu, Na. Elio kan, bukan anak kandung kamu, dia hanya anak mantan istri Saya. Lagian Saya nggak terlalu menyayangi Elio. Saya hanya kasihan dengan dia. Makanya selama ini Saya lebih memberikan Elio kasih sayang yang melimpah. Jika anak kita sudah lahir nanti, Saya tidak perlu mengeluarkan kasih sayang Saya kepada Elio lagi."

Nana menatap Tiar, dengan pandangan tidak percaya. Tiba tiba Nana berdiri dari duduknya.

"Aku pikir rasa sayang Mas ke Elio memang nyata karena Elio anak kandung Mas. Tapi ternyata, rasa sayang itu hanya sebatas kasihan," Ujar Nana kecewa, "walau pun Elio bukan anak kandung Nana. Tapi Nana sangat menyayangi Elio. Elio anak kandung Mas Tiar, dan itu berarti Elio juga anak Nana." Nana terdiam sejenak "Nana benar-benar kecewa dengan kamu, Mas."

F U T U R E M O M M Y ( RE-POST ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang