Hari pernikahan pun telah tiba, di mana pada saat ini mempelai wanita sedang dirias oleh seorang MUA. Sesekali Tea dan Anisa akan menggoda Nana yang membuat Nana tertawa dan kesal.
Gea dan teman-temannya yang lain tadinya berada di dalam kamar Nana, tetapi sudah kembali ke luar untuk membantu keperluan di sana.
Berbicara tentang mereka, awalnya mereka tak percaya jika Nana akan menikah secepat ini. Padahal dulu, Reana yang katanya akan menikah terlebih dulu setelah Wisuda dengan pacarnya. Tetapi, alangkah kagetnya mereka melihat sebuah undangan pernikahan yang tampak mewah dengan nama sahabat mereka itu.
Padahal, Nana tidak ada kekasih malah sudah akan menikah. Dan keterkejutan mereka semakin bertambah saat melihat nama mempelai Pria. Mereka kira itu hanya bercanda, tapi ternyata malah beneran.
Mungkin mereka tak percaya jika seorang Sarena Anastasya bisa menikah dengan seorang Aditiar Fernandes Chio, salah satu pengusaha sukses di indonesia.
Nana juga kadang tak percaya sih, seorang Aditiar bisa melamarnya tepat di depan kedua orang tuanya langsung. Nana masih mengira ini adalah mimpi, tapi ternyata ini sungguh benar-benar terjadi.
Nana juga tak percaya jika seorang Elio, bocah tampan dingin yang sangat Nana inginkan menjadi anaknya seutuhnya bisa benar-benar menjadikan Elio anaknya.
Setelah selesai wajah Nana di Make Up serta menata rambut, akhirnya Nana berdiri sambil menatap penampilannya di depan cermin. Bibirnya mengumbar senyum memukau, terlihat cantik saat bersamaan.
"Gila, gila, gila Mbak Nana! Cantik banget sumpah, " Pekik Anisa sedikit kencang.
Tak percaya ketika melihat wajah kakak sepupunya yang tampak semakin cantik setelah memakai kebaya dan Make Up yang sedikit tebal ala pernikahan.
"Wuanjir lah Mbak, gila ini cantik banget sumpah, Tea aja yang sebagai perempuan terpesona lihatnya, apalagi calon suami Mbak nanti," tambah Tea sambil menggelengkan kepalanya. Godaan demi godaan dibuat oleh kedua sepupu Nana.
Nana yang di goda hanya tertawa, terdiam dan malu bersamaan. Dasar anak anak ini bisa saja membuat Nana malu.
Ceklek....
Manda masuk ke dalam kamar dan melihat putrinya yang sebentar lagi akan dinikahi oleh seorang Pria. Tak menyangka, putri satu-satunya yang sedikit manja sudah akan menikah saat ini.
Manda yang sebagai Ibu dari Nana merasa terharu, putri yang dulunya Ia kandung sekarang sudah akan menikah dan membina rumah tangganya sendiri.
Tanpa terasa air mata Manda turun dan membasahi wajah yang sudah di Make Up.
Manda berjalan mendekati Nana yang saat ini masih menatap penampilannya di depan cermin dengan kedua keponakan suaminya yang sedari tadi tidak henti-hentinya menggoda Nana.
Berdiri di belakang, hingga Nana yang tadinya sedang fokus dengan penampilan, menatap Manda yang saat ini sedang menatapnya. Nana tersenyum dan membalikan tubuhnya menatap Manda.
"Bunda senang akhirnya Nana menikah juga. Yah, walau pun Bunda sedikit menyesal karena dengan cepat melepaskan putri satu-satunya Bunda ini." Nana terkekeh dibuatnya, sedikit terharu juga mendengar ucapan Manda.
"Jadi Bunda senang atau menyesal?" goda Nana walau pun di dalam hati ikut sedih juga.
Manda memukul pelan bahu Nana. "Kamu ini. Tentu saja Bunda senang." Manda terdiam sejenak. "Apalagi, Bunda dapat cucu laki-laki sekarang. Kamu kan tau kalau Bunda dari dulu pengen punya cucu laki-laki," sambung Manda bahagia.
Sedari dulu, Manda memang menginginkan cucu laki-laki. Bukannya tak suka dengan keberadaan Jessika yang notabenenya cucu perempuan Manda. Hanya saja, Manda lebih menginginkan seorang cucu yang berkelamin laki-laki. Sedangkan Bayu, Ayah Nana sendiri, lebih menginginkan cucu perempuan.
"Ya sudah, yuk. Kita ke luar sekarang. Itu calon suami mu mau ijab qobul di bawah."
Nana mengangguk dan berjalan dengan pelan dan dituntun oleh Manda dan kedua sepupunya.
"Hati-hati Nak," peringat Manda saat Nana menuruni tangga.
Nana mengangguk saja, karena saat ini rasanya sangat gugup, dan berkali-kali lipat lebih gugup karena ditatap oleh banyak orang. Seakan-akan Nana adalah seorang ratu yang datang untuk berkunjung di suatu daerah dan ditunggu oleh banyak orang.
Tak jauh dari Nana, Tiar lebih merasa gugup karena duduk berhadapan dengan Bayu, calon mertuanya yang sebentar lagi akan menjadi Ayah mertuanya.
Tiar menghela nafas dengan gugup. Lalu matanya tidak sengaja melihat Nana yang berjalan menuju ke arahnya. Gadis itu terlihat sangat cantik saat ini, dan berkali-kali lipat lebih cantik dari biasanya.
Tiar tidak bilang Nana tidak cantik dari hari hari yang lalu, Nana cantik, tapi kali ini Nana jauh lebih cantik. Karena Tiar tidak mampu terus-terusan menatap Nana dari kejauhan, Tiar lebih memilih menundukan wajahnya. Karena sebagian tamu yang datang selalu menatapnya ketika Tiar menatap Nana.
Tapi mata Tiar kembali menengadah mencari di mana keberadaan Elio. Saat ditemukannya Elio, Tiar tersenyum dengan tipis. Saat ini Elio sedang duduk dengan adik Nana dan keponakannya. Elio terlihat bahagia saat ini. Jauh berbeda jika Elio bersama sepupu-sepupunya sendiri.
Karena merasa Elio berada di tempat yang tepat, Tiar kembali menunduk bersamaan dengan Nana yang sudah duduk di sampingnya.
Tiar menoleh menatap Nana, dan begitu pun dengan Nana. Keduanya saling menatap sesaat lalu kembali menunduk lagi. Karena sebagian orang ada yang tertawa melihat tingkah keduanya.
Kedua tangan Nana ditautkan karena saking gugupnya duduk di samping Tiar seperti ini.
Nana menengadah mencari keberadaan Elio. Dan seperti Tiar tadi, Nana langsung tersenyum saat melihat calon anak tirinya itu duduk bersama adik dan keponakannya. Mereka bertambah semakin dekat karena hari ini. Kembali Nana menunduk saat suara instruksi terdengar.
Tiar yang duduk di sampingnya mulai mengaji terlebih dahulu. Sebuah kain sudah berada di atas kepala kedua mempelai. Cahaya-cahaya lampu kamera tak henti-hentinya mengabadikan momen saat ini.
Sebagian kerabat dekat sedikit maju untuk mencoba melihat wajah kedua mempelai yang tampak mempesona pada saat ini. Suara-suara yang tadinya sedikit berisik tiba-tiba terdiam tanpa suara. Karena sebentar lagi Ijab Qobul akan dilaksanakan.
Tangan Bayu mengulur ke depan. Kedua calon mertua dan menantu itu saling berhadapan, dan sedikit memberikan senyum semangat.
"Saya nikahkan dan kawinkan, putri Saya Sarena Anastasya Binti Bayu Prasetyo dengan mas kawin seperangkat alat shalat, uang tunai sebesar 20M, serta 50 gram emas dibayar tunai!" ujar Bayu dengan lantang dan tegas. Setelah mengucapkan kata kata itu, Bayu sampai terharu dibuatnya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Sarena Anastasya binti Bayu Prasetyo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"
"Bagaimana para saksi, Sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillahirobbil 'alamin."
Dan akhirnya, keduanya mempelai pun sah dalam agama dan negara. Nana mencium tangan Tiar, dan Tiar mencium kening Nana dengan sedikit lama.
Sebelum acara bubar, mereka disuruh untuk saling menukar cincin dan menandatangani buku nikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
F U T U R E M O M M Y ( RE-POST )
RandomRevisi dan repost Elio Fernandes Chio. Seorang anak berusia sekitar 7 tahun yang memiliki impian kebahagiaan disela sela masa kecilnya. kedua orang tua yang tidak pernah memberikan kebahagiaan dimasa pertumbuhannya membuat Elio menjadi anak yang pen...