Dua hari berlalu terlewati. Saat ini Nana beserta seluruh keluarga membicarakan mengenai hari lamaran resmi yang akan diadakan 5 hari lagi. Keluarga Nana begitu antusias saat Nana, putri dan saudara perempuan satu-satunya mereka tiba-tiba didatangi oleh seorang Pria dewasa yang sudah berstatus duda, datang meminta Anak mereka untuk dijadikan istri beserta Ibu sambung untuk putra semata wayangnya.
Kedua orang tua, kakak dan kakak ipar, beserta adik Nana merasa sangat senang ketika mendengar Nana akan segera menikah. Mereka tidak mempermasalahkan status duda dari Tiar, yang penting Pria itu bertanggung jawab, bisa menyayangi Nana lebih dari mereka.
Apalagi, Pria itu termasuk laki laki-laki kaya yang memiliki sebuah perusahaan besar yang mungkin setiap hari uangnya akan terus mengalir. Jadi, mereka tidak perlu khawatir akan kehidupan Nana nanti saat sudah menikah.
Tapi, berbeda dengan Akham, Kakek Nana dari pihak ibu yang sedikit tak setuju dengan status Tiar yang duda dengan satu anak.
Nana adalah cucu perempuan satu-satunya, dan tidak mungkin Ia menyetujui Tiar untuk menikahi cucu perempuannya itu. Hingga Mawar, Nenek Nana sekaligus istrinya menenangkan Ahkam.
Mungkin saja, pria itu adalah jodoh dari Nana. Kita sebagai keluarga harus mendukung keputusan Cucu kita. Begitulah yang Mawar katakan pada Ahkam.
Hingga Ahkam sedikit tenang dan mulai menerima, walau hatinya masih tetap tak menerima status dari Tiar.
"Kamu sudah bertemu sama anaknya Tiar, Na? Calon anak tiri kamu?" Nana yang saat ini sedang memakan cemilan dengan sebuah toples di atas pangkuan segera menatap Mawar.
Nana menggelengkan kepalanya. "Belum Nek, Pak Tiar belum nemuin aku dengan Anaknya." Nana terdiam sejenak. "Mungkin, beberapa hari lagi," ujar Nana sedikit ragu. Tiar belum membahas tentang pertemuan antara Nana dengan calon putra tirinya.
Namanya saja Nana tidak mengetahuinya. Apalagi tentang pertemuan antara Ia dan anak calon suaminya itu.
Haiss, kenapa Nana tidak bertanya saja kemarin.
"Dari ucapan kamu aja terdengar ragu, Na," ucap Manda menimpali.
"Ya, Pak Tiar kan belum membahas tentang pertemuan aku dengan anaknya. Makanya Nana sedikit ragu."
"Mungkin, Tiar lupa," timpal Linda, istri dari Bagas sekaligus Kakak ipar Nana dan Neol.
"Hmm, iya kayaknya sih, Mbak."
••••••
Sedangkan di rumah Tiar saat ini, seluruh keluarga Tiar duduk di ruang tamu sambil membicarakan mengenai pakaian seragam untuk acara lamaran nanti.
Elio yang saat ini sedang duduk di pangkuan Tiar selalu menundukan kepalanya ketika Alana dan Tessa menatapnya dengan tajam. Mereka benar-benar tak suka jika Elio ada di tempat yang sama dengan mereka.
"Besok kita fitting baju seragam buat acara lamaran nanti," ujar Tiar dengan sesekali memainkan jari jari tangan Elio.
"Kai dapat baju seragam kan Tiar?"
"Tentu saja. Semua yang ada di sini beserta keluarga yang ikut acara lamaran akan dapat seragam,"jelas Tiar.
Mereka semua tersenyum senang. Akhirnya keluarga mereka akan ada pesta lagi, dan pesta ini adalah pesta pernikahan dari Tiar yang sudah mereka tunggu dari tahun-tahun lalu.
"Elio juga ikut acara lamaran Kak?" Sera bertanya sambil tersenyum ke arah Elio. Tiar dengan tegas mengangguk-nganggukan kepalanya.
"Tentu saja Elio ikut, Elio kan anakku." Seketika senyum antusias Alana dan Tessa langsung memudar saat mendengar Elio juga ikut ke acara lamaran. "Dia juga harus bertemu dengan Bunda-nya. Karena beberapa hari ini Tiar tidak bisa membawa Elio untuk bertemu dengan Nana. Tiar harus banyak-banyak bekerja karena akan mengambil cuti satu minggu karena hari pernikahan."
Elio tersenyum dengan lebar. Kepalanya mendongak menatap wajah Tiar yang saat ini menundukkan wajahnya menatap Elio
"Elio beneran ikut Dad?" Pertanyaan antusias Elio sukses membuat Tiar, Sera, Daffa, dan Jaden, suami Sera tertawa kecil.
Sedangkan Alana dan Tessa sudah terlihat mendelik tak suka. Menatap sinis ke arah Elio yang tampak berbinar-binar.
"Tentu saja, Elio kan anak Daddy. Bunda Nana pasti juga ingin bertemu Elio."
"Bunda Nana?" Elio terlihat berbinar-binar saat mengatakan kata bunda.
"Ya, Bunda Nana. Bundanya Elio"
••••••
Tiga hari telah berlalu, yang berarti acara lamaran tinggal 2 hari lagi.
Elio yang saat ini sedang duduk di dalam kamar kembali mengingat ucapan Kai yang membuat Elio benar-benar merasa takut.
Flasback On.
"Kamu sudah tau belum kalau Om Tiar bakal menikah?"Kai terdiam sejenak. "empat hari lagi Om Tiar, Nenek, Kakek, Mami, Tante Sera, dan Om Jaden beserta seluruh keluarga yang lain akan pergi ke rumah Tante Nana untuk melamarnya. Aku dan Anita serta Geo juga bakal ikut. Kamu ikut juga tidak?" Tanya Kai dengan nada angkuh andalannya.
Elio terdiam masih menatap buku di atas pangkuannya. Tak ingin menanggapi ucapan Kai yang terkesan menyombongkan dirinya di depan Elio. Ia juga akan ikut kok, tapi tidak ingin menyombongkan diri seperti Kai.
Tidak mungkin Elio yang sebagai anak kandung tidak ikut ke acara itu. Pertanyaan Kai benar-benar bodoh menurutnya.
"Kamu pasti nggak ikut kan? Aku tau Om Tiar tidak sudi untuk mengatakan hal bahagia ini dengan kamu. Kamu kan bukan anak kandungnya Om Tiar," timpal Kai kembali. Tak lupa dengan nada angkuhnya tersebut.
"Terserah kamu saja deh Kai."
"Kamu tau tidak?" Kai berbisik di telinga Elio. "Aku dengar, ibu tiri itu jahat. Dia suka marahin anak tirinya. Apalagi kalau ibu tiri itu udah punya anak kandung, hmm anak tirinya akan diasingkan. Kalau aku sih nggak mau punya ibu tiri."
Elio terdiam mendengarnya. Kepala yang tadinya fokus ke buku sekarang mendongak menatap Kai dengan penasaran. "Maksud kamu apa?"
"Maksud aku. Kamu bakal dapat ibu tiri yang jahat, bukannya disayang eh malah makin dibenci. Aku kasihan deh sama kamu Elio."
"Tidak semua Ibu tiri itu jahat kok. Aku bisa buktiin kalau Ibu tiri aku nanti nggak seperti yang kamu bilang."
"Alah, nggak percayaan kamu, dikasih tau juga."
"Aku nggak pernah mau percaya jika yang mengatakan itu adalah kamu Kai."
"Kenapa nggak percaya sih, dibilangin juga. Mommy kandung kamu aja nggak sayang sama kamu, apalagi ibu tiri kamu nanti, makin nggak sayang lah. Daddy kamu aja nggak sayang kamu, semua keluarga aja nggak sayang kamu. Kamu akan sendirian dan nggak akan ada yang sayang sama kamu, termasuk ibu tiri kamu itu." Kai berlalu dari tempatnya dan meninggalkan Elio yang terdiam memikirkan kata-kata Kai.
Flasback Off
Elio terdiam dengan lama, ia yakin apa yang Kai ucapkan semuanya salah. Tidak semua ibu tiri itu jahat, ada banyak ibu tiri yang baik, dan calon Bunda Elio mungkin salah satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
F U T U R E M O M M Y ( RE-POST )
RandomRevisi dan repost Elio Fernandes Chio. Seorang anak berusia sekitar 7 tahun yang memiliki impian kebahagiaan disela sela masa kecilnya. kedua orang tua yang tidak pernah memberikan kebahagiaan dimasa pertumbuhannya membuat Elio menjadi anak yang pen...