HAPPY READING
Mobil yang dikendarai Tiar melaju dengan sangat cepat meninggalkan rumah miliknya. Perasaannya sekarang sungguh terasa kacau, Ia benar-benar khawatir dengan keadaan Elio. Ia khawatir akan terjadinya sesuatu dengan Elio. Walau pun Ia tidak pernah memperlihatkan kasih sayangnya kepada Elio, tetapi jauh di lubuk hatinya, Ia benar-benar sangat menyayangi putra semata wayangnya itu.
Biarkan semua keluarganya tidak menerima akan tingkahnya yang sudah kelewat batas. Bagi seorang Tiar, hidupnya ialah miliknya sendiri. Bukan milik keluarganya. Tidak seharusnya mereka mengatur kehidupan Tiar seperti ini.
Dari awal semua ini salah mereka. Mereka yang menjodohkannya dengan wanita itu, walau pun Tiar tidak pernah mau menerima, tetapi tetap saja keluarga Tiar dengan segala keangkuhannya memilih menjodohkannya dengan wanita pilihan mereka.
Setelah masalah itu datang, semua keluarganya malah membuatnya membenci Elio, walau pun anak itu tidak bersalah. Awalnya Tiar tidak ingin mendengarkan keluarganya, tetapi lambat laun karena terlalu sering mendengar kata-kata kebencian dari seluruh keluarganya membuat Tiar goyah dan membenci Elio.
Sejak kecil, Elio tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua, apalagi seluruh keluarga besar Tiar. Mereka semua membenci Elio. Sangat membenci Elio.
Hingga hari itu tiba. Ketika Tiar ingin masuk ke dalam kamar Elio. Untuk pertama kalinya Ia mendengar Elio menangis. Mendengar segala keluh kesah, kesedihan yang selama ini Elio rasakan.
Rasanya saat itu Tiar ingin memasuki kamar Elio dan memeluk Elio dengan sangat kencang. Dan meminta maaf atas segala kemarahan yang selalu Elio dapatkan.
Tetapi tidak, Ia terlalu takut untuk menatap wajah sedih putranya. Karena selama ini, Elio tidak pernah menangis di depannya, walau pun Tiar memarahinya. Wajahnya hanya terlihat sayu, takut, dan bahagia yang dikeluarkan Elio. Tetapi tidak untuk menangis.
Rasanya saat itu, Tiar benar-benar sudah menjadi seorang Ayah yang jahat. Ia benar-benar jahat dengan anak kandungnya sendiri.
Apakah ada seorang Ayah yang seperti Tiar di dunia ini?
Apakah ada?!
Rasanya Tiar ingin menangis saja saat ini.
"Di mana kamu Elio. Maafkan Daddy, maafkan Daddy karena tidak menepati janji. Ini semua memang salah Daddy. Daddy memang tidak becus menjadi orang tua."
Matanya menatap sekeliling jalanan, siapa tau Ia menemukan putranya di antara tepi jalanan. Tangannya memukul stir mobil dengan kencang, meluapkan emosi yang sempat tertunda karena kedatangan kakak perempuannya. Ia membenci semua keluarganya, sangat membenci mereka.
Seandainya Tiar tidak lemah dengan keluarganya, semua ini tidak akan terjadi.
"Pulang Elio. Daddy janji tidak akan pernah memarahi Elio lagi. Daddy janji akan menepati janji Daddy untuk mengantar Elio sekolah, bila perlu Daddy jemput juga. Daddy mohon pulang Elio, Daddy mohon."
🌥~••••~🌥
Dilain tempat. Elio yang tadinya sedang asik bermain bersama Nana, Jessy dan Neol tiba-tiba terdiam dengan bibir yang menekuk ke bawah. Wajahnya Ia tundukan dan berkali-kali menghela nafas. Dengan tiba-tiba Elio merasa rindu dengan Ayahnya. Ia takut jika Tiar mencarinya saat ini, walau di dalam pikirannya semua itu tidak akan pernah terjadi.
Nana yang berada di dekat Elio menatap Elio dengan kening mengkerut. Nana berdiri dan berjalan sedikit kearah Elio.
"Elio kenapa, kok kayaknya sedih gitu? Elio nggak mau main ular tangga ya? Elio mau main apa, kasih tau Tante Nana biar Tante---" ucapan Nana terpotong saat dilihatnya Elio yang menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
F U T U R E M O M M Y ( RE-POST )
RandomRevisi dan repost Elio Fernandes Chio. Seorang anak berusia sekitar 7 tahun yang memiliki impian kebahagiaan disela sela masa kecilnya. kedua orang tua yang tidak pernah memberikan kebahagiaan dimasa pertumbuhannya membuat Elio menjadi anak yang pen...