Nana bersiap untuk menjemput Elio di sekolah, sekalian juga dengan Jessika. Sebenarnya yang memiliki jadwal menjemput hari ini adalah Pak Husein, salah satu supir di rumah.
Mobil Nana melaju membelah jalanan yang sedikit macet. Menatap ke depan dengan fokus dan sesekali melihat pesan masuk ke dalam ponselnya.
Hari ini Kakaknya, Kak Bagas menyuruhnya untuk menjemput Jessika di sekolah. Karena Bagas dan Linda tidak bisa menjemput karena ada urusan.
Orang sibuk mah begini, jemput anak sendiri saja susah. Lebih pentingin pekerjaan dari pada anak. Mungkin karena ini banyak anak remaja yang nakal dan tidak tau aturan, bertingkah semaunya dan merusak diri sendiri hanya karena orang tua yang tidak pernah memberikan kasih sayang dan lebih mentingin harta dari pada memberikan apa yang diinginkan oleh anaknya.
Sebagian orang tua mungkin tidak tau, bahwa anak lebih menginginkan orang tuanya memberikan kasih sayang mereka dari pada harta yang berlimpah. Karena kasih sayang orang tua itu lebih penting dari pada apapun.
Ada kemungkinan juga sebagian anak lebih pentingin harta dari pada kasih sayang orang tuanya.
Dan Nana janji, Ia akan memberikan kasih sayang yang berlimpah untuk anaknya, Elio. Karena Tiar yang mencari nafkah untuk keduanya, maka Nana lah yang memberikan apa yang tidak didapatkan Elio dari Ayahnya.
Nana memberhentikan mobilnya di depan sekolah. Dan tepat saat Nana turun dari mobil, Ia sudah dihadiahkan dengan pemandangan Elio dan Jessika yang sedang duduk disalah satu kursi sambil memakan es krim. Nana mendekati keduanya yang tampak belum menyadari kedatanganya saat ini.
"Jadi, kamu panggil Tante Nana, Bunda?" Elio mengangguk semangat.
"Iya, Bunda, Bunda Nana," jawab Elio sangat antusias. Jessika ikut mengangguk, dan seketika tersenyum saat menyadari kedatangan Nana dari arah depan.
"Tante Nana datang, Tante Nana datang," ujar Jessy heboh, dan seketika Ia turun dari duduknya dan melompat-lompat kesenangan.
Elio yang mendengar nama Bundanya langsung mengarah ke depan, dan seketika ia tersenyum.
"Bunda Nana jemput," pekik Elio kesenangan.
Nana tertawa dibuatnya. "Senang banget ya Bunda jemput?" Nana sudah duduk mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Elio dan Jessy.
"Senang dong, Bunda. Karena baru pertama kali Bunda jemput Elio setelah menikah dengan Daddy. Elio senang banget." Elio tersenyum dengan lebar. Rasa senangnya tidak bisa ditahan untuk saat ini. Karena untuk pertama kalinya Elio dijemput oleh Bundanya.
"Berarti Bunda sukses dong bikin Elio senang?" Elio mengangguk semangat.
"Jessika juga senang dijemput Tante Nana?" Nana menatap Jessy sambil mengangguk.
"Kalau begitu kita pulang sekarang, ayo."
"AYO." Mereka bertiga pun pulang. Nana terlebih dahulu mengantar Jessika di rumah orang tuanya, dan selanjutnya, Nana dan Elio yang akan pulang kembali ke rumah.
Sampainya di rumah, Nana dan Elio seketika dibuat terkejut karena Tessa, Kai dan Selia, kedua anak Tessa ada di rumah.
Elio yang melihat mereka seketika mendekat ke arah Nana yang membuat Ibunya itu tampak bingung.
Nana belum tau bagaimana sifat Tessa di depan Elio. Karena selama Nana melihat, Tessa terus saja bertingkah baik depan Elio jika ada Nana. Tapi jika tidak ada Nana, maka sifat aslinya akan ke luar.
Makanya, Nana tidak pernah tau ketakutan Elio jika ada Tessa di rumah ini. Malah yang Ia tau, bahwa Tessa menyayangi Elio seperti anaknya sendiri.
"Loh, Mbak Tessa. Kapan datang, Mbak?" Nana mendekati Tessa dan kedua anaknya seraya tangan yang selalu menggenggam tangan Elio. Nana duduk di singel sofa dengan Elio yang sudah berada dipangkuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
F U T U R E M O M M Y ( RE-POST )
RandomRevisi dan repost Elio Fernandes Chio. Seorang anak berusia sekitar 7 tahun yang memiliki impian kebahagiaan disela sela masa kecilnya. kedua orang tua yang tidak pernah memberikan kebahagiaan dimasa pertumbuhannya membuat Elio menjadi anak yang pen...