HAPPY READING
Di dalam ruangan yang mewah itu tampak Tiar yang sedang memeriksa beberapa Dokumen penting. Setelah selesai acara meeting tadi, Tiar melanjutkan memeriksa beberapa Dokumen yang belum diperiksanya.
Tok..Tok..
Tiar mendongakkan wajahnya saat suara pintu diketuk terdengar "Masuk, "ujarnya tanpa mengalihkan wajahnya dari dokumen.
Orang yang baru saja masuk itu langsung memasuki ruangan "Selamat siang, Pak," sapa Dinda, Sekretaris Tiar.
Tiar hanya bergumam untuk menjawab sapaan sekretarisnya.
"Saya ingin memberikan dokumen mahasiswa dan mahasiswi magang yang akan Bapak tanda tangani," ujar Dinda sambil memberikan dokumen di tangannya. Matanya menatap wajah tampan boss-nya, namun yang ditatap malah fokus ke dokumen.
"Baiklah, silahkan ke luar."
"Baik, Terima kasih Pak. Saya permisi." Dinda ke luar dari ruangan sambil memegang dadanya yang berdegup kencang. Sudah beberapa tahun kerja menjadi Sekretaris, Dinda tetap saja gugup jika berhadapan dengan boss-nya.
"Seandainya Pak Tiar juga suka gue, pasti sekarang kita berdua udah pacaran."
•••••
Nana bersiap-siap di depan cermin. Tanganya memoles sedikit Make Up di wajah putihnya. Setelah selesai di bagian wajah, Kemudian dipolesnya lipstik berwarna nude dibibirnya.
Hari ini adalah hari pertama Sarena magang di perusahaan The Chio Corporation. Nana tidak sabar untuk hari ini. Ia mengirim pesan ke Gea supaya dengan cepat bersiap. Karena di hari pertama ini keduanya akan berangkat bersama dengan Sarena yang akan menjemput Gea di rumahnya.
Setelah itu, Nana menatap dirinya di depan cermin. Berpose layaknya model yang sedang difoto. Lalu ditatapnya pakaian yang dipakainya. Blouse berwarna putih dipadukan dengan rok di atas lutut. Rambut panjang sepinggangnya ia ikat kuda. Tidak lupa, high heels berwarna hitam setinggi 5 cm.
"Hmm, perfect," gumam Nana dengan bangga.
Diraihnya tas beserta ponsel dan kunci mobil. Ia berlari sedikit tergesa karena takut terlambat.
"Loh Na, nggak sarapan dulu?" pertanyaan itu terdengar dari arah meja makan, Manda yang sedang menyiapkan makanan seketika mendekati Sarena yang masih berdiri tidak jauh darinya.
"Nana sarapan di kantor saja, Bun. Udah mau telat nih," ujar Sarena sambil cengengesan, tangannya mengusap belakang kepala.
"Kebiasaan kamu ini. Makanya kalau dibangunin itu ya bangun, jangan tidur aja maunya. Kayak gini kan jadinya, terlambat terus nggak sarapan. Kalau kamu sakit bagaimana?" Sarena meringis pelan, ia tidak menanggapi ucapan Manda. Tangannya meraih tangan Manda dan langsung menciumnya.
"Nana ke kantor dulu ya, Bun. Ini sudah benar-benar telat banget. Assalamu'alaikum." Sarena langsung berlari menjauh sebelum ibunya ngamuk karena ia belum sarapan. Daripada mendengar amukan ibunya, mending Sarena segera berangkat.
Manda yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya seraya mengelus dada. "Ya ampun, anak itu selalu saja terlambat." Manda berjalan menuju meja makan dan melanjutkan pekerjaannya.
"Itu Nana kenapa Bun?"Manda menoleh kearah Bayu, ayah Nana sekaligus suaminya.
"Biasa Yah, Nana terlambat lagi dan ninggalin sarapannya. Kebiasaanya itu nggak pernah diubah. Masa kebiasannya itu mau dibawa sampai menikah dan punya anak nanti. Kemarin juga dia lupa bawain kue buat tetangga depan sampai kue-nya basi dan nggak bisa di makan. Terus juga satu bulan yang lalu Sarena terlambat bangun padahal waktu itu ada acara arisan di rumah. Huh, Bunda sebal deh sama Nana. Dia itu nggak pernah mau berubah, bikin Bunda pusing jadinya, " cerocos Manda kemana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
F U T U R E M O M M Y ( RE-POST )
RandomRevisi dan repost Elio Fernandes Chio. Seorang anak berusia sekitar 7 tahun yang memiliki impian kebahagiaan disela sela masa kecilnya. kedua orang tua yang tidak pernah memberikan kebahagiaan dimasa pertumbuhannya membuat Elio menjadi anak yang pen...