t h i r t y e i g h t

4.6K 428 21
                                    

Wanita cantik dengan perut buncit tengah duduk di tepi kasur, mata nya menatap layar ponsel menatap poto pria yang tak lain adalah suaminya.

Jennie Kim wanita itu. Ia tengah menangis sambil menatap foto suaminya. Ia menangis karena kecewa kepada pria itu, seharusnya ia tidak memikirkannya dan menangisinya karena kata oppa nya ia sedang mengandung dan takut terjadi sesuatu pada kandungannya itu.

Tetapi namanya Jennie, ia tetap memikirkannya bahkan sampai ia tidak bisa tidur. Untung saja Jina sedang tidur dengan Minhyun jadi putrinya itu tidak terganggu dengan tangisannya ini.

"Kenapa kau tega sekali kepadaku.."

"Sebenarnya apa kesalahanku sampai membuatmu bermain di belakangku.."

Isakannya semakin menjadi. Bahkan saat ponselnya bergetar saja Jennie tidak meliriknya sama sekali. Ia lebih memilih merenungkan diri dan menangis.

"Kau jahat.."

Ceklek.

Suara pintu terbuka membuat Jennie menoleh. Disana ada kakaknya Minhyun. Pria itu berjalan mendekati Jennie dan duduk di samping wanita itu.

"Sudah oppa bilangkan jangan memikirkannya. Suara tangisanmu terdengar sampai keluar, kalau Jina mendengar bagaimana?"

Jennie langsung menghapus air matanya. "Tapi Jina tidak mendengar kan oppa?"

Minhyun tersenyum sambil mengelus rambut Jennie dengan lembut, "Tidak, Jina tidak mendengarnya. Dia sudah tidur daritadi, sepertinya Jina lelah karena bermain seharian"

Jennie bernafas lega. "Oppa apa yang harus aku lakukan?"

"Maksudmu– oh tentang Taehyung?" Jennie mengangguk mengiyakan ucapan Minhyun.

"Oppa kan sudah bilang tadi kita harus cari tahu kebenarannya dulu, jangan asal menyimpulkan. Kalau kau menyimpulkannya lebih dulu tanpa adanya bukti maupun penjelasan yang jelas darinya oppa takut kalian akan berpisah lalu bagaimana dengan Jina? Kau tidak kasihan dengannya?"

"Kau tahu tidak saat kau menikah dengan Taehyung, oppa lihat Jina selalu bahagia dan dia tidak di ejek teman-temannya lagi. Kau mau Jina seperti dulu lagi yang selalu di ejek oleh temannya karena tidak memiliki ayah?" Jennie menggeleng dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Tidak kan? Jadi pikirkan baik-baik. Oppa akan mencari tahu kebenarannya, tapi oppa yakin sepertinya dia tidak bermain di belakangmu. Kenapa oppa bisa percaya? Karena terlihat sekali dari sorot matanya dia hanya mencintaimu dan menyayangi keluarganya. Tetapi disisi lain oppa juga tidak percaya" kata Minhyun.

"Yasudah sekarang kau lebih baik tidur. Dan ingat! Jangan di pikirkan, kau sedang mengandung ingat itu!" tegas Minhyun.

Jennie mengangguk. Lalu ia merebahkan badannya di kasur dan Minhyun menarik selimutnya.

"Cepat tidur" Jennie mengangguk lalu memejamkan matanya.




Keesokan paginya tepatnya di dorm bangtan, Taehyung tengah duduk dengan member bangtan lainnya.

"Taehyung ada apa denganmu?" tanya Namjoon.

Semua member sontak menoleh kearah Taehyung bersamaan. "Iya, ada denganmu? Sepertinya kau sedang mempunyai masalah" kata Hoseok.

"Aku memang sedang ada masalah" lirih Taehyung.

Mereka semua terkejut kecuali Jimin karena dia sudah tahu lebih dulu. Yang paling terkejut adalah Jungkook karena tidak biasanya Taehyung bersedih sepertinya, biasanya Taehyung selalu tampak ceria dan selalu tersenyum berbeda dengan Taehyung yang sekarang.

"Masalah apa hyung? Ceritakan pada kami, siapa tahu kamu bisa membantumu" tanya Jungkook.

"Jadi begini.." Taehyung mulai menjelaskan semuanya, dan sontak semua member terkejut kecuali Jimin.

"Jimin kenapa tidak terkejut? Apa kau sudah tahu?" Jimin mengangguk saat menjawab pertanyaan Seokjin.

"Kau memberitahu Jimin tetapi tidak memberitahu kita" ucap Seokjin.

"Tetapi Taehyung sudah memberitahu kita kan? Jadi sekarang kita bantu Taehyung untuk menjelaskan kesalahpahaman ini kepada Jennie" lerai Namjoon.

"Jadi aku harus bagaimana hyung?" tanya Taehyung wajahnya menunduk.

"Kau jelaskan semuanya dan bawa Yujin noona juga, kalau perlu bawa suaminya juga" kata Yoongi yang diangguki oleh semua member.

"Apa hyung mempunyai nomor telepon Yujin noona? Kalau punya aku minta, aku akan menghubunginya dan meminta bantuan kepadanya" kata Taehyung.

"Tidak usah. Aku sudah menelepon Yujin noona tadi, sepertinya noona sudah datang" ujar Jimin saat melihat Yujin noona menghampiri mereka lalu duduk di sebelah Hoseok.

"Noona bantu aku" ujar Taehyung.

Yujin tersenyum, "Kau tidak memintanya pun aku akan tetap membantumu karena semua ini salahku juga, seharusnya aku tidak menyuruhmu untuk ikut bersamaku. Aku lupa kau sudah mempunyai seorang istri dan anak" kata Yujin, dirinya benar-benar menyesal.

"Noona tidak perlu meminta maaf, aku juga salah disini. Jadi noona mau membantuku kan?" Yujin mengangguk. "Pasti! Aku akan membantu kalian berbaikan, istrimu juga sedang hamilkan? Jadi pantas saja, ibu hamil memang seperti itu"

"Jadi kapan kita akan kerumahmu?" tanya Yujin.

"Istriku sedang berada di apartemen kakaknya, jadi kita akan kesana saja" jawab Taehyung.

"Oke kalau begitu. Oh iya, apa aku harus membawa suamiku juga seperti yang Yoongi katakan?"

"Bawa saja noona. Biar lebih jelas, kalau kau yang datang bersama Taehyung hyung saja aku takut Jennie tidak percaya lalu nanti Taehyung hyung kembali bersedih" timpal Jungkook.

Yujin mengangguk. "Yasudah aku akan bawa suamiku juga. Kita sekarang saja kerumah kakak Jennie?" tanya Yujin.

"Iya noona" jawab Taehyung.

To be continued

Jangan lupa vote sama komennyaa♡
Kayaknya cerita ini beberapa chapter lagi end. Dan nanti kalo cerita ini end aku bakal buat cerita baru lagi.

HappyBirthday Jennie🎉💚

HappyBirthday Jennie🎉💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Y A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang