Mei, 2012.
Jennie memiliki kekasih bernama Kim Taehyung, mereka sudah berpacara hampi satu tahun lebih.
"Jen kau tau kan kalau aku mencintaimu?" Taehyung mengusap lembut pucuk kepala Jennie.
"Iya aku tau Tae" Jennie tersenyum sambil mengelus pipi Taehyung.
"Kau tau kan impianku itu ingin menjadi seorang idol papan atas yang sangat terkenal" ujar Taehyung.
Jennie mengangguk, "Iya aku tau, aku bahkan mendukungkmu"
"Aku ingin membahagiakan ayah dan ibuku disana bahwa aku bisa menjadi sukses dan terkenal" ujarnya. Taehyung menyenderkan kepadalnya di bahu Jennie, ia membayangkan orangtuanya yang sudah tiada.
Wajah Taehyung berubah menjadi sedih, membuat Jennie menoleh lalu memeluk pria itu.
"Jangan sedih. Ibu dan ayah pasti bangga jika mereka melihat mu idol nanti"
"Jennie.." Taehyung menatap mata Jennie lekat, lalu ia memajukan wajahnya semakin dekat dan semakin dekat.
Jennie memejamkan matanya saat merasakan ada benda kenyal yang mendarat di bibirnya.
Jennie terkejut tetapi ia membalasnya, lama kelamaan ciuman itu semakin panas, dan mereka berdua melakukannya tanpa karena nafsu.
Satu tahun kemudian..
Setelah kejadi panas waktu itu Taehyung langsung meminta maaf kepada Jennie dan Jennie memaafkannya karena menurutnya ini juga salahnya bukan hanya salah Taehyung.
Jennie tidak meminum obat-obat itu mencegah hamil karena Jennie pikir tidak mungkin jika ia hamil karena ia hanya melakukannya sekali saja.
Dan Jennie sudah tidak pernah mendapat kabar dari Taehyung, karena pria itu sedang menjalani masa trainee nya.
"Kalian tau gak katanya bighit entertainment mau debutin boy grup baru" ujar Lisa.
Jennie menoleh, "Boy grup baru? Kapan debutnya?" tanya Jennie.
"Tidak tau juga, katanya sih tahun ini" jawab Lisa.
"Jadi tidak sabar akuu" ucap Rose.
Jennie diam, ia masih memikirkan Taehyung apa pria itu juga akan debut?
Kring.. Kringg
Suara ponsel milik Jennie berbunyi membuat mata mereka semua tertuju kepada ponsel tersebut.
"Yeoboseyo?"
"Jennie, apa kabar?"
Suara itu membuat Jennie terdiam, suara yang selama ini ia rindukan akhirnya terdengar.
"A-aku baik, kau bagaimanana?"
"Aku juga baik. Aku meneleponmu sebenarnya ingin berbicara sesuatu"
Dahi Jennie mengerut ia bingung Taehyung ingin membicarakan apa? Sepertinya sangat penting.
"Iya. Katakan saja"
"Maaf kita harus putus, kau tau jika menjadi seorang trainee tidak boleh berpacaran. Jadi mohon kau bisa mengerti"
Jennie terkejut, matanya sudah berkaca-kaca, ia tidak bisa marah kepada Taehyung karena jika ia marah maka Taehyung akan merasa bersalah.
Jennie juga tidak tega jika Taehyung harus merelakan impiannya demi Jennie, ia tidak akan sejahat itu.
"Ah iya aku mengerti, tetapi kita bisa berteman kan?"