e l e v e n

12.9K 1.1K 98
                                    

"Ja-jadi Jina anakku?" tanya Taehyung. Matanya berkaca-kaca nada bicarnya pun terdengar lirih.

Jennie mengangguk, ia sedari tadi hanya menunduk tidak berani menatap wajahnya.

"Kenapa kau merahasiakannya dariku?"

Jina mendonggakkan kepalanya agar bisa menatap Jimin, "Paman apa benar paman Taehyung ayah Jina?" tanya Jina.

Jimin mengangguk lalu tersenyum membuat Jina pun ikut tersenyum juga tetapi itu hanya sesaat karena raut wajah Jina langsung berubah menjadi datar.

"Kenapa raut wajah Jina datar seperti ini? Bukannya tadi Jina bahagiakan?" tanya Jimin.

Jina tidak menjawab ia hanya memalingkan wajahnya lalu berlari menuju kamarnya dan menguncinya.

Jennie yang melihat itu hendak mengejar Jina tetapi lengannya di tahan oleh Jisoo.

"Selesaikan dulu masalah kalian, kalau soal Jina biar mereka yang mengurusnya" kata Jisoo.

Jennie kembali duduk kali ini ia berani menatap wajah Taehyung.

"Pantas saja saat aku bertemu dengan Jina aku merasa sangat senang, dan tidak tau kenapa hatiku merasa hangat saat melihatnya tersenyum dan tertawa" ujar Taehyung.

"Tetapi apa Jina marah padaku? Ini semua memang salahku, seharusnya aku tidak membiarkan kau membesarkan Jina sendiri" tanya Taehyung.

"Aku akan mencoba berbicara dengannya. Dan kau tidak usah menyalahkan dirimu sendiri jelas-jelas aku disini yang bersalah, aku yang tidak memberitahumu soal kehamilanku ini dan aku juga yang merahasiakan semuanya darimu maupun Jina" kata Jennie.

"Kalian jangan saling menyalahkan begini, lebih baik jelaskan semuanya ke Jina biar cepat kelar" ucap Jisoo.

Jennie menyeka air matanya lalu berdiri dan berjalan menuju kamar Jina di susul Taehyung di belakangnya.

Saat mereka memasuki kamar Jina mereka bisa lihat disana ada Jimin, Rose, Lisa dan Jungkook.

"Kalian berempat boleh keluar biar aku dan Taehyung yang akan berbicara dengan Jina" ujar Jennie.

Mereka berempat mengangguk lalu keluar dan tak lupa juga menutup pintunya rapat-rapat.

Taehyung dan Jennie berjalan menuju ranjang Jina, disana Jina sedang duduk di sisi ranjangnya sambil menatap ke luar Jendela.

"Jina" panggil Jennie.

Jina tidak menyahut atau pun menoleh, anak itu hanya diam saja.

Jennie duduk disamping kanan Jina dan Taehyung duduk di samping kiri Jina.

"Jina marah ya sama mamah?"

Jina masih saja diam, membuat Jennie tersenyum kecut.

"Jadi mamah kesini mau jelasin semuanya"

"Jina pasti marah ke mamah karena mamah gak kasih tau Jina siapa sebenarnya ayah Jina, mamah gak kasih tau Jina itu karena Jina tau kan sekarang ayah Jina ini seorang idol yang terkenal. Mamah gamau ngerusak karirnya jadi mamah rahasiain ini dari Jina" jelas Jennie.

"Mamah minta maaf yaa.. " lirih Jennie, air matanya suda keluar dengan deras.

Jina yang melihat itu langsung menoleh dengan cepat lalu menggelengkan kepalanya.

"Mamah jangan minta maaf sama Jina, mamah gak salah kok. Seharusnya Jina yang minta maaf karena udah marah sama mamah"

Jennie menyeka air matanya lalu memegang pipi Jina, "Sayang kamu gak salah sama sekali kok. Kamu pengen ketemu sama ayah kan? Dan sekarang dia ada disini di sebelah kamu" kata Jennie.

Jina menoleh kearah Taehyung, "Jina sebenernya marah sama ayah karena ayah selama ini gaada di samping Jina sama mamah, tapi disisi lain Jina kangen sama ayah Jina pengen peluk ayah"

Taehyung merentangkan tangannya lalu dengan cepat Jina langsung memeluk Taehyung.

"Sekarang Jina udah ngerasain gimana rasanya pelukan dari seorang ayah, dan Jina juga sekarang bakal bilang ke temen-temen Jina kalo Jina punya ayah jadi Jina gabakal di ledekin lagi" lirih Jina.

"Maafin ayah.. "

Jina menggeleng, "Ayah jangan minta maaf Jina udah maafin ayah kok, yang terpenting sekarang Jina pengen sama ayah sama mamah"

"Ayah bakal tetep sama Jina sama mamah juga, ayah gabakal kemana-mana" ucap Taehyung.

Jennie menatap Taehyung bingung, "Tae bagaimana bisa? Bukannya jadwal kau sangat padat? Dan kita—"

"Aku akan menikahimu secepatnya"

to be continued

Vote sama komennya ♡
Kalo yang like sama komennya banyak aku bakal usahin buat up cepet.

Maaf kalo ada typo sama gak nyambung.

A Y A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang