Waktu terasa begitu cepat. Tak terasa sekarang sudah siang saatnya Jennie menjemput Jina. Perasaan baru tadi ia mengantar Jina sekolah dan sekarang ia harus menjemputnya. Memang kalau Jennie sudab dengan Minhyun ia suka tidak ingat waktu seperti sekarang ini, untung saja Minhyun cepat menyadarinya.
"Jennie kau mau ikut oppa menjemput Jina atau tidak?" tanya Minhyun.
"Aku mau ikut oppa!" jawab Jennie.
Minhyun mengambil jasnya dan mengambil kunci mobilnya sedangkan Jennie mengambil tasnya, lalu mereka berdua pergi untuk menjemput Jina.
Selama di perjalanan mereka berdua banyak berbicara dan tak terasa sudah berada di depan sekolah Jina.
Dan ternyata Jina sudah menunggu di depan gerbang, Jina sedang berbincang dengan teman-temannya sambil tertawa.
Jennie senang melihat itu, karena sekarang Jina sudah tidak dibully lagi oleh teman-temannya seperti dulu.
Jennie dan Minhyun turun dari mobil lalu mengahmpiri Jina dan teman-temannya.
"Sayang ayo kita pulang"
Jina menoleh lalu ia memeluk Jennie erat. Lalu ia menoleh kesamping Jennie disana ada Minhyun yang tengah tersenyum kearahnya.
"Tidak mau memeluk paman juga?"
Jina mengangguk lalu langsung memeluk Minhyun dan dibalas oleh Minhyun juga.
"Paman aku merindukanmu" Jina memeluk Minhyun erat. Minhyun tersenyum melihat keponakannya itu.
"Paman juga, paman mempunyai hadiah untuk Jina" kata Minhyun.
Mata Jina berbinar, "Benarkah? Hadiah apa?"
"Rahasia, kalau Jina ingin tau kita langsung ke apartemen paman saja ayo!"
Jina mengangguk tersenyum. "Teman-teman aku pulang dulu!"
Setelah itu Minhyun langsung membawa Jina ke dalam mobilnya, Jennie mengikuti mereka berdua dibelakang.
Mereka bertiga sudah seperti keluarga kecil, pasti kalau ada yang melihat mereka menganggap mereka itu keluarga padahal ternyata bukan mereka hanya kakak beradik dan anak dari sang adik.
Lalu Minhyun melajukan mobilnya menuju apartemennya, setelah beberapa menit akhirnya sampai di apartemen Minhyun.
"Paman mana hadiahnya?"
Jennie menggelengkan kepalanya melihat anaknya yang begitu tak sabar menerima hadiah dari pamannya. Saat tadi di perjalan pulang pun Jina tak henti-hentinya menanyakan apa hadiahnya, tetapi Jennie membalasnya hanya dengan gelengan karena ia pun tatau.
"Sebentar sayang paman duduk dulu sebentar, ambilkan paman minum paman haus" titah Minhyun.
"Tetapi setelah ini berikan Jina hadiahnya ya, paman jangan sampai berbohong kata ayah berbohong itu tidak baik tau" kata Jina setelah itu ia mengambil minum untuk sang paman.
Ketika Jina menyebutkan ayah nya Minhyun langsung tersentak, ia melirik adiknya yang tengah menonton tv sesekali tertawa. Minhyun tersenyum melihat adiknya yang bahagia, walaupun hanya karena sebuah film tetapi tidak apa yang penting adiknya tersenyum senang.
Lagi-lagi Minhyun merasa bersalah saat melihat wajah senang adiknya dan keponakannya. Tetapi ia tidak mau mengambil keputusan langsung ia ingin mencari tau kebenarannya dahulu, ia takut ia akan salah paham kalau belum mencari tau yang sebenarnya.
To be continuedMaaf banget baru update🙏
Jangan lupa vote sama komennya yaa♡