Jennie dan Taehyung belum keluar dari kamar, mereka sedari tadi menunggu lama sekali.
"Hyung menurutmu kenapa mereka berdua lama sekali?" tanya Jungkook.
"Mungkin sedang membuat adik lagi untuk Jina" jawab Namjoon.
"Benarkah? Kata siapa?"
"Kataku"
Jungkook mendelik kearah Namjoon lalu menghampiri Jina dan Jimin yang sedang asik main berdua.
"Kau kenapa kemari?" tanya Jimin sambil melirik Jungkook.
"Ingin bermain dengan Jina, memangnya kenapa? Tidak boleh?"
"Iya! Memang tidak boleh, mengganggu saja kau ini!"
"Paman-paman sudah ya jangan bertengkar. Paman Jimin biarkan paman Jungkook bermain disini bukankah lebih banyak orang lebih seru?" Jimin hanya mengangguk pasrah.
"Oh iya paman Jungkook mamah sama ayah mana? Sedari tadi Jina tidak melihat mereka?" tanya Jina.
"Kata Namjoon hyung ayah dan mamah mu itu sedang membuat adik untukmu jadi mereka lama sekali di dalam kamarnya" jawab Jungkook.
"Membuat adik? Tetapi Jina gak mau punya adik dulu" Jina cemberut.
Jimin menatap tajam Jungkook lalu ia beralih ke Jina, "Jina jangan dengarkan perkataan kelinci itu ya, dia emang suka ngawur omongannya"
"Hyung aku tidak berbohong kalau kau tidak percaya tanya saja pada Namjoon hyung dia yang memberitahuku"
"Kalian sedang membicarakan ku?"
Mereka bertiga menoleh ke arah asal suara disana terdapat Namjoon yang tengah berdiri sambil menatap Jungkook dan Jimin dengan selidik.
Jungkook langsung menatap kearah Namjoon, "Hyung tadi kau yang bilang bukan Taehyung hyung dan Jennie sedang membuat adik untuk Jina"
Namjoon mengangguk, "Hyung kau tau darimana? Gara-gara kau itu Jina jadi cemberut seperti ini" Jimin melirik Jina yang berada di sampingnya.
"Aku hanya bercanda, Jungkook saja yang membuatnya menjadi serius"
"Jina jangan percaya apa kata kelinci nakal ini ya, yang dia omongkan tadi tidak benar. Mamah dan ayah kau sedang membicarakan hal penting mereka tidak membuat adik kok tenang saja" ujar Namjoon.
Jina menatap Namjoon dengan sumringah, "Benarkah paman?" Namjoon lalu mengangguk.
"Paman Jungkook kalau ingin bercanda jangan seperti itu Jina jadi takut kan" Jina memajukan bibirnya cemberut.
"Maafkan paman ya semua ini salah paman itu bukan salah paman" Jungkook melirik Namjoon membuat yang dilirik hanya menatapnya tajam.
"Paman lebih baik kita main lagi, eh bagaimana kalau kita ajak tante aja?" usul Jina.
"Tante sini kita bermain!" panggil Jina.
Jisoo, Rose dan Lisa menoleh bersama. "Tante siapa?" tanya Lisa.
"Tante semuanya, tante nya Jina" jawab Jina.
Jisoo, Rose dan Lisa menghampiri Jina lalu duduk di hadapannya.
"Kita akan bermain apa?" tanya Rose.
"Bagaiman kal—"
Cklek.
Suara pintu terbuka membuat semuanya serentak menoleh kearah pintu tersebut.
Ternyata pintu kamar Taehyung, ia baru keluar bersama Jennie.
"Kalian kenapa menatapku seperti itu?" tanya Taehyung.
"Tidak, siapa juga yang menatapmu" jawab Seokjin.
"Ayah!!" teriak Jina. Ia langsung menghampiri Taehyung dan memeluknya.
"Ayah memang benar kata paman Jungkook ayah dan mamah sedang membuat adik?" tanya Jina, ia sekarang sudah di pangku oleh Taehyung.
Taehyung dan Jennie mengerutkan keninganya sedangkan Jungkook sudah melotot di belakang sana.
"Ah tidak hyung. Aku tidak berbicara seperti itu" elak Jungkook.
Jina menoleh kearah Jungkook, "Paman jelas-jelas tadi paman yang berbicara seperti itu kepadaku paman Jimin saksinya" Jimin mengangguk karena Jina sudah menoleh kearahnya.
Jungkook berjalan kearah Namjoon, "Namjoon hyung yang memberitahunya kepadaku"
"Iya aku memang kenapa? Aku sudah bilang iti cuman bercanda tapi kau yang memberitahunya ke Jina dan Jimin" kata Namjoon.
Taehyung menatap tajam Jungkook, "Jungkook awas saja ya aku tidak akan meminjamkan barang-barangku lagi kepadamu!"
Jungkook melirik Taehyung, "Awas saja kalau hyung malam-malam ke kamarku akan aku usir!"
Mereka semua tertawa melihat pertengkaran antara Jungkook dan Taehyung bahkan Jina pun ikut tertawa.
Jina turun dari pangkuan Taehyung lalu berlari kecil kearah Jungkook dan duduk di pangkuannya.
"Paman Jungkook maafkan Jina ya tadi Jina hanya bercanda kok. Paman Jungkook lucu saat sedang marah"
"Dasar ya anak nakal, turun dari pangkuanku" Jungkook memalingkan wajahnya dari Jina.
Jina memeluk Jungkook, "Paman Jungkook yang tampan maafkan Jina ya" Jina mengeluarkan aegyo nya.
"Iya-iya paman maafkan. Tapi Jina harus bermain bersama paman hanya kita berdua!" Jungkook melirik Jimin.
"Siapa juga yang ingin bermain bersamamu!" Jimin menatap Jungkook tajam.
"Paman-paman Jina yang tampan jangan bertengkar kalau seperti ini Jina tidak akan bermain bersama kalian berdua kalau begitu Jina akan bermain bersama paman Yoongi saja" ujar Jina.
Jungkook dan Jimin membulatkan matanya, "Jangan! Jina memang sanggup bermain bersama Yoongi hyung, bermain bersamanya gak bakal seru" kata Jungkook.
Yoongi melirik Jungkook, "Bilang saja iri kalau Jina bermain denganku"
"Jangan memperebutkan anakku seperti itu ya, Jina hanya akan bermain bersamaku ayah nya yang tampan ini" kata Taehyung.
"Kalau begitu Jina akan bermain bersama paman Jin saja" Jina langsung berlari kearah Jin lalu memeluknya.
"Liat Jina itu tau mana yang tampan dan tidak. Dan dia memilihnya dengan tepat" ucap Jin.
"Ayo Jina kita bermain bersama worldwide handsome ini" Jin langsung menggandeng Jina menuju kamarnya.
Sedangkan disana membernya hanya menatap hyung nya itu tajam. Sedangkan Jennie dan temannya hanya terkikik geli melihat ekspresi member bangtan.
to be continued
Makasih buat 150 vote di chapter sebelumnya ♡
Buat chapter ini vote sama komennya yang banyak ya ♡
170 vote buat next chapter bisa?Sampai jumpa di chapter berikutnya♡