s e v e n

12.9K 1.2K 38
                                    

Taehyung sedang melakukan donor darah, sambil menghilangkan rasa bosan sesekali ia mengobrol dengan sang dokter.

"Kau ayah nya?" tanya Dokter.

Taehyung menggeleng, "Bukan, dia anak temanku" jawab Taehyung.

Dokter tersebut mengernyit. "Tetapi wajah kalian sangat mirip" ucap Dokter.

Taehyung tersenyum, "Benarkah? Aku juga merasakan seperti itu" timpal Taehyung.

"Ah Taehyung sudah selesai" ujar Dokter.

Taehyung mengangguk lalu ia keluar dari ruangan itu dan bergabung kembali dengan yang lainnya.

"Sudah selesai?" tanya Namjoon. Taehyung mengangguk lalu duduk di sebelah Jungkook.

Jennie yang mendengar itu langsung menoleh kearah Taehyung.

"Taehyung terimakasih" ucap Jennie dengan senyum tipisnya.

"Tidak apa, aku senang bisa menolong Jina" kata Taehyung.

Ruangan yang Jina tempati terbuka, sang dokter muncul sambil tersenyum.

"Jina sudah bangun, kalian bisa menjenguknya" ucap Dokter.

Jennie membungkuk, "Terimakasih dokter"

Dokter tersebut mengangguk, "Yasudaha aku permisi dulu, jika terjadi sesuatu panggil aku saja" kata Dokter lalu ia pergi.

Jennie dengan cepat langsung masuk, ia melihat disana Jina sudah terbangun.

Jennie berjalan pelan dengan matanya yang berkaca-kaca, yang lainnya berada tepat di belakang Jennie.

"Jina.. " panggil Jennie.

Jina menoleh lalu memalingkan wajahnya lagi membuat Jennie terkejut.

"Jina masih marah sama mamah?" tanya Jennie. Jina diam, ia tidak menjawab.

"Apa yang harus mamah lakuin biar Jina gak marah lagi sama mamah" lirih Jennie.

Jina menoleh, "Jina tidak mau apapun dari mamah yang Jina inginkan cuma ayah, udah itu doang" ucap Jina.

"Kan mamah udah bil-"

"Ayah kerja yang jauh dan nanti pulang? Itu kan yang mau mamah bilang ke Jina. Jina udah nunggu ayah bertahun-tahun tetapi ayah gak pulang-pulang, sebenernya ayah Jina dimana mah.." mata Jina berair, ia menangis.

Jina menoleh kearah Jisoo, Rose dan Lisa, "Tante tau kan dimana ayah? Kasih tau Jina, Jina ingin bertemu ayah.."

Mereka bertiga diam, mereka bisa saja memberitahu Jina kalau ayah nya berada disini, tetapi mereka tidak bisa.

"Maaf Jina tapi tante tidak tau" ucap Jisoo.

Jina menunduk lalu ia menatap ketujuh pria itu, "Paman tau kan dimana ayah?" tanya Jina.

"Ini kan ayah" jawab Jin.

Jina menggeleng, "Jina inginnya ayah kandung Jina" ucap Jina.

Jennie langsung keluar, Jisoo yang melihat itu langsung mengejar Jennie tetapi sebelum itu ia berbisik ke Lisa dan Rose.

"Jangan ada yang ikutin kita, kalian berdua jagain Jina disini" bisik Jisoo, setelah itu ia menyusul Jennie.

"Mamah kenapa?" tanya Jina.

"Mamah butuh waktu" jawab Lisa.

Jina menunduk, "Ini salah Jina ya? Jina selalu maksa mamah buat ketemu sama ayah"

Rose menggeleng, "Ini bukan salah Jina kok, jadi jangan sedih" Rose tersenyum.

Member BTS yang lainnya mendekat kearah Jina, mereka tersenyum melihat Jina.

"Jina senyum dong, jangan sedih" kata Jin.

Jina mendonggak lalu tersenyum.

"Nah gitu dong, kan cantik di liatnya" ujar Jina.

Disisi lain Jisoo dan Jennie sedang duduk di taman rumah sakit ini.

"Eonnie apa menurutmu aku harus memberitahu Jina sekarang?" tanya Jennie matanya mulai berkaca-kaca.

Jisoo mengelus lembut punggung Jennie, "Terserah padamu, kau siap atau tidak" jawab Jisoo.

Jennie menggeleng, "Aku belum siap, aku tidak mau menghancurkan karirnya" balas Jennie.

"Yasudah kalau begitu nanti saja kau beritahunya, tapi menurutku ka harus cepat memberitahunya sebelum semuanya terlambat" kata Jisoo.

"Dan aku juga yakin pasti dia akan menerima Jina, aku lihat dari matanya dia sangat menyayangi Jina dan juga masih mencintaimu" lanjut Jisoo.

to be continued..

Part ini pendek ya? Maaf banget🙏
Tapi nanti di part selanjutnya aku usahain panjang deh.

Vote sama komennya.
Jangan jadi siders ya.

A Y A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang