Jina sedang berdiri di gerbang ia menunggu Lisa karena kata mamah nya tante Lisa yang akan menjemputnya.
"Kasian sekali Jina dia tidak mempunyai ayah, tidak pernah merasakan bagaimana mempunyai ayah nya? Menyedihkan sekali"
Jina diam, ia tidak ingin membalas teman-temannya itu. Jika mereka sudah keterlaluan ia tidak akan tinggal diam.
"Kenapa kau diam saja? Yang aku ucapkan benar bukan? Dasar anak di luar nikah!"
Sudah cukup! Mereka keterlaluan!
Jina langsung menoleh ia menatap kedua temannya itu dengan amarah wajahnya memerah.
"Kenapa kalian selalu menggangguku?! Salahku apa?! Mau aku anak di luar nikah anak apapun itu memangnya ada urusannya sama kalian?! Tidak ada kan? Jadi jangan urusi hidupku urusi saja hidup kalian!" teriak Jina.
"Kalo kalian berdua masih menganggu Jina aku akan melaporkannya kepada kepala sekolah, kali ini aku maafkan memang ucapan kalian sudah keterlaluan tapi aku masih punya hati"
Kedua temannya sudah pergi. Jina langsung menoleh ternyata tante Lisa yang bicara. Jina langsung memeluk Lisa lalu menangis.
"Jangan menangis. Bukannya kau sudah mempunyai ayahkan? Kenapa harus menangis seperti ini" kata Lisa.
"Hapus air matamu, nanti kalau mamahmu melihatnya bagaimana? Nanti dia bisa-bisa memarahiku ya" lanjut Lisa.
Jina segera menghapus air matanya lalu ia mengikuti Lisa menuju mobilnya. Mereka memasuki mobil lalu Lisa menamcapkan gasnya menuju apartemen.
Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai, Lisa dan Jina langsung turun mereka pun sudah sampai di apartemen lalu masuk.
Di dalam sana tidak ada siapa-siapa, hanya ada mereka berdua.
"Mamah belum pulang?" tanya Jina. Ia mendudukkan dirinya di sofa.
Lisa duduk di sebelah Jina, "Belum, mamah kau pulang malam dan dia memintaku untuk menemanimu disini" ujar Lisa.
"Tante Rose dan tante Jisoo tidak kesini?" tanya Jina.
Lisa menyenderkan punggungnya lalu menggeleng, "Jisoo eonnie tidak akan kesini kalau Rose dia akan kesini" jawab Lisa.
"Kalau ayah?"
"Tidak tau, Jina ganti baju dulu lalu nanti kita makan" kata Lisa.
Jina menggeleng, "Tidak mau. Jina ingin ketemu ayah, Jina ingin makan dengan ayah"
"Ayahmu sedang bekerja jadi Jina makan dengan tante ya" bujuk Lisa.
Jina menggeleng lagi, "Tidak mau tante, Jina ingin makan dengan ayah"
Lisa menghela nafas, "Oke, tapi tunggu tante Rose dulu nanti dia yang akan menelepon ayahmu"
Jina tersenyum lebar sambil mengangguk semangat.
Beberapa menit menunggu kehadiran Rose akhirnya wanita itu datang membuat Jina kembali tersenyum.
"Jina kenapa tersenyum seperti itu? Ada yang salah dengan tante ya?" tanya Rose. Jina menggeleng.
"Lalu kau kenapa tersenyum begitu?" tanya Rose.
"Ah gini Rose, tadi aku menyuruh Jina untuk makan tetapi Jina tidak mau makan ia inginnya makan bersama ayahnya" ujar Lisa.
"Terus aku membujuknya agar makan sekarang tetapi ia tetap tidak mau jadi aku bilang ke Jina kalo kita tunggu kau dulu lalu nanti kau yang akan meneleponnya" kata Lisa.
Rose mengangguk mengerti, "Tapi tante tidak mempunyai nomor ayah kamu" ucap Rose.
"Yahh tapi Jina pengen makan sama ayah, kalo ayah gaada Jina gabakal makan!" Jina cemberut.
"Jina makan sama tante Rose aja yah tante bawa makanan kesukaan Jina, makan ya?" ucap Rose.
Jina menggeleng, "Gamau. Jina pengennya makan sama ayah, kalo tante Lisa sama tante Rose mau makan duluan aja"
"Jina kamu harus makan kalo Jina pengen makan sama ayah lain kali aja ya jangan sekarang nanti mamah marah kalo Jina gak makan" kata Lisa.
Seketika Jina langsung menatap Lisa dan Rose sambil tersenyum kecil. Lisa dan Rose yang di tatap hanya mengerutkan dahinya.
"Tante Rose telepon mamah aja terus tante bilang ke mamah suruh ayah kesini" ucap Jina.
"Gak bisa. Mamah kamu sibuk, kamu tau kan kalo mamah kamu sibuk ponselnya selalu dimatiin?"
Jina mengangguk-ngangguk membenarkan apa yang Rose katakan tadi.
"Jina pengen banget makan sama ayah?" tanya Lisa dan Jina mengangguk dengan wajahnya yang menunduk.
Lisa lalu menoleh kearah Rose, "Telepon salah satu membernya saja dan suruh Taehyung kesini"
"Gak punya nomornya"
Jina menatap Rose dan Lisa dengan senyum lebarnya.
"Tante! Jina hafal nomor paman Jimin, kalau begitu berikan ponselnya biar Jina telepon paman Jimin saja" ujar Jina semangat.
Rose langsung memberikan ponselnya ke Jina dan dengan cepat Jina mengambilnya lalu ia terlihat mengetik dan mendekatkan ponsel itu ke telinganya.
"Halo paman Jimin"
Rose dan Lisa hanya memperhatikan Jina yang sedang asik menelepon, Jina terlihat sangat bahagia sekali.
"Sepertinya Jina memang sudah dekat dengan Taehyung" ucap Lisa.
"Ikatan ayah dan anak sangat kuat jadi mereka sangat dekat dalam waktu yang terbilang sebentar" balas Rose.
Mereka berdua masih memperhatikan Jina, lalu terlihat Jina berjalan kearah mereka sambil menyerahkan ponsel itu kepada Rose.
"Terimakasih tante" Rose mengangguk.
"Bagaimana? Ayahmu akan kesini?" tanya Lisa.
Jina mengangguk, "Iya, ayah akan datang dengan paman yang lainnya"
"Paman yang lainnya?"
"Iya, teman satu grup ayah"
"Berarti kita harus memasak lagi?" tanya Rose.
"Jangan, ayah akan membawa makanan kesini. Jadi tante tidak perlu memasak"
"Oh yasudah, kita bereskan semua ini dulu berantakan sekali" kata Rose.
Lisa dan Jina mengangguk mereka mulai membantu Rose membersihkan apartemen ini sebelum Taehyung dan membernya datang kesini.
Setelah beberapa menit akhirnya mereka selesai, dan saat itu pula bel berbunyi dengan cepat Jina langsung berlari dan membukanya.
Saat Jina membuka pintunya wajahnya seketika langsung murung.
to be continued
Kira-kira siapa yang dateng?
Part ini gak rame ya? Iya tau aku juga. Maafin kegajean di part ini ya.Vote sama komennya jangan lupa.
Kalo 100 vote aku bakal next♡