t h i r t y t h r e e

4.9K 496 20
                                    

7 months later..

Kandungan Jennie sudah membesar, dan selama ini juga Taehyung jarang pulang kerumah karena dia banyak pekerjaan.

Jennie memakluminya karena Taehyung memang seorang idol terkenal, tetapi kenapa dia tidak bisa membagi waktunya untuk keluarga dan untuk pekerjaan. Dan lagi sekarang kandungannya sudah membesar.

Bisa saja Jennie egois tetapi ia tidak bisa begitu, ia tidak mau egois dan mementingkan dirinya sendiri.

Meskipun Jina sekarang tidak selalu manja, Jina selalu mandiri karena ia tidak ingin merepotkan mamahnya yang sedang hamil besar itu.

Dan sekarang pagi hari. Seperti biasa Jina selalu berangkat sekolah, biasanya selalu diantar oleh Jennie dan juga supir tetapi saat kandungan Jennie membesar ia jarang sekali mengantar Jina sekolah. Dan sekarang ia ingin sekali mengantar anaknya ini ke sekolah.

"Ada yang ketinggalan tidak? Cek lagi mamah takut ada yang tertinggal" kata Jennie.

Jina mengangguk, ia kembali mengecek tasnya. Dan tidak ada yang tertinggal. "Sudah mah. Semuanya sudah ada disini kecuali bekal"

"Bekal kamu ada dibawah, mamah sudah menyiapkannya untukmu" ujar Jennie.

Jina mengangguk lagi, lalu ia menggendong tasnya dan pergi kebawah untuk memakai sepatu dan mengambil bekalnya.

Dan sekarang Jina sedang memakai sepatu dan Jennie yang sedang memasukkan bekal Jina kedalam tas Jina.

Setelah Jina selesai memakai sepatu dan Jennie juga sudah selesai lalu mereka berdua menghampiri supir yang sedang memanaskan mobilnya.

"Mamah ikut mengantar Jina ke sekolah?" tanya Jina.

Jennie tersenyum, "Iya. Sudah lama sekali mamah tidak mengantarmu sekolah"

"Tapi kan kandungan mamah sudah besar, Jina takut mamah kenapa-napa" ucap Jina. Meskipun umurnya belum dewasa tetapi pikirannya sudah dewasa itulah Jina.

Jennie mengelus lembut rambut Jina lalu tersenyum kearahnya, "Mamah tidak akan kenapa-napa. Kita kan naik mobil ini dan diantar sama pak supir, jadi mamah akan baik-baik saja. Jina jangan khawatir"

"Jina takut di marahi ayah. Kan ayah selalu bilang ke Jina suruh jagain mamah kalau ayah lagi gaada dirumah" kata Jina.

"Ini kemauan mamah jadi Jina tidak akan dimarahi ayah. Dan ayah tentu saja tidak akan memarahi Jina, emangnya Jina pernah dimarahi sama ayah? Enggakkan? Jadi Jina gausah khawatir"

Jina mengangguk, "Iya Jina tidak pernah dimarahi ayah sekalipun bahkan tidak pernah"

"Yasudah sekarang kita berangkat mah, aku tidak sabar ingin segera ke sekolah!" seru Jina.

Jennie tersenyum dengan tangan kanannya yang mengelus rambut Jina. "Iya-iya ayo! Mamah bahagia sekali saat melihat wajahmu sebahagia itu"

Setelah itu Jennie dan Jina langsung masuk ke dalam mobil diikuti supir yang langsung duduk di bangku pengemudi.

Selama di perjalanan menuju sekolah Jennie dan Jina banyak berbicara, mereka berdua sesekali tertawa.

Tidak terasa akhirnya mereka sudah sampai, Jina dan Jennie langsung turun dan Jennie mengantar Jina sampai gerbang sekolah. Ia melambaikan tangannya dengan senyum di wajahnya.

"Belajar yang rajin! Jangan nakal" ujar Jennie.

Jina mengangguk dan membalas lambaian Jennie. "Tentu saja mamah, Jina akan belajar dengan rajin"

Jina sudah tidak terlihat lagi, anak itu sudah masuk ke dalam kelasnya. Dan Jennie langsung masuk lagi kedalam mobil.

"Paman tolong antarkan aku apartemen Minhyun oppa, aku ingin sekali menemuinya sudah lama aku tidak kesana" ujar Jennie.

Paman Park mengangguk, "Siap nona"

Paman Park melajukan mobilnya menuju kediaman Minhyun, sebenarnya Jennie sudah lama tidak bertemu dengan kakaknya terakhir kali bertemu saat pernikahan Jennie dan Taehyung dan setelah itu kakaknya langsung pergi keluar negeri karena banyak perkerjaan dan setelah itu tidak ada kabar lagi dari kakaknya.

Dan sekarang Jennie diberitahu kakaknya bahwa dia sudah pulang, jadi Jennie segera menuju apartemen kakaknya itu karena Jennie sudah sangat merindukannya. Sebenarnya Jennie hanya mempunyai Minhyun saja orangtuanya sudah meninggal saat Jennie masih di sekolah dasar dan Minhyun masih sekolah smp.

Mereka berdua saat itu dirawat oleh neneknya lalu saat beberapa tahun kemudian neneknya meninggal dan tinggal hanya mereka berdua. Saat Minhyun sekolah SMA ia sudah harus menjadi orangtua bagi adiknya dan harus bekerja untuk membiayai kebutuhan mereka. Tetapi kalau Minhyun tidak bekerja juga mereka tidak akan kelaparan soalnya nenek mereka sebelum meninggal memberikan semua hartanya kepada mereka berdua, tapi Minhyun ingin tetap bekerja dan harta yang neneknya berikan itu untuk nanti berjaga-jaga. Dan sekarang Minhyun sudah sukses, ia menjadi pengusaha terkenal di negara ini bahkan di luar negeri.

To be continued

Maaf baru update🙏 makin kesini makin gaje yaa:v ide nya udah buntu banget. Jadi kalo aku update lama maaf yaa.

Vote sama komennyaa♡

A Y A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang