"Makanan sudah siap!" Jin membawa piring yang berisi masakannya dan Jennie, lalu ia menyimpannya di meja makan.
"Wahh, banyak sekali!" Jina menatap makanan di meja dengan mata berbinar.
Jennie mendudukka dirinya di samping Jina, dan semua member BTS juga sudah duduk semuanya.
Mereka menikmati makanannya dengan tenang tanpa ada yang berbicara sama sekali.
Beberapa menit kemudian acara makan-makan sudah selesai, mereka kembali berkumpul di ruang tengah.
Tetapi saat mereka tengah menonton tv tiba-tiba ada yang membuka pintu dan masuk begitu saja.
"Manager?"
Mereka semua menghela nafas lega, ternyara manager BTS. Mereka takutnya yang masuk itu sasaeng.
"Manager tumben sekali kesini ada apa?" tanya Namjoon.
Manager duduk di sebelah Yoongi lalu menatap ketujuh member BTS satu persatu.
"Sebenarnya aku kesini untuk bertemu Taehyung saja tetapi karena kalian sedang berkumpul yasudah tidak apa" ujar Manager.
"Jadi begini, bagaimana kalau pernikahanmu di percepat saja Taehyung?"
Jennie terkejut mendengar itu begitupun dengan member BTS kecuali Taehyung ia tersenyum senang karena pernikahannya di percepat.
"Kenapa di percepat manager? Bukannya Pd-Nim sudah menyetujuinya ya 2 minggu lagi?" tanya Jin.
"Aku juga di suruh Pd-Nim. Karena kalian akan menghadiri acara di hari itu" jawab Manager.
"Acara? Acara apa?" tanya Jimin.
"Acara Awards. Jadi Pd-Nim menyuruh pernikahanmu di percepat karena Pd-Nim takut kau akan kelelahan tapi kata Pd-Nim kalau pernikahanmu di undur juga tidak apa dia selalu mendukungmu katanya" jelas Manager.
Taehyung membulatkan matanya lalu menggeleng, "Tidak! Lebih baik percepat saja pernikahannya"
"Jadi? Kapan?" tanya Manager.
Taehyung berpikir sebentar. "Bagaimana kalau kamis? Kau setuju Jen?" tanya Taehyung sambil melirik Jennie.
"Jina setuju!" seru Jina.
Semuanya terkekeh mendengar ucapan Jina lalu Taehyung kembali melirik Jennie.
"Bagaimana?" tanyanya.
Jennie mengangguk, "Aku setuju" ucapnya.
Taehyung tersenyum lebar mendengarnya, ia semakin senang karena sebentar lagi akan menikah dengan Jennie dan hidup bersama wanita itu wanita yang sangat ia cintai.
"Yasudah aku permisi dulu, aku akan menghubungi Pd-Nim segera dan akan mulai mempersiapkan pernikahan kalian" kata Manager.
Manager melirik Taehyung dan juga Jennie, "Dan kalian berdua, jangan lupa untuk fitting baju pengantinnya"
"Kalian berenam! Harus membantu Taehyung dan Jennie mempersiapkan pernikahan mereka!"
"Oke!"
Setelah itu Manager langsung meninggalkan dorm BTS.
"Yey! Mamah dan ayah sebentar lagi akan menikah!" Jina berteriak senang sedangkan Jennie dan Taehyung tersenyum melihat kelakuan lucu Jina.
"Jadi nanti Jina punya adik dong" ujar Jungkook.
Jina melirik Jungkook, "Adik? Jina gamau punya adik dulu, kalo Jina punya adik nanti mamah sama ayah gak bakal sayang lagi sama Jina" ucap Jina sedih.
Jennie mendekat kearah Jina lalu memeluk anaknya, "Mamah sama ayah sayang kok sama Jina, udah ya Jina jangan sedih lagi"
Sedangkan Taehyung langsung menatap Jungkook tajam, yang di tatap hanya nyengir gajelas.
"Jina main sama paman Jimin lagi, mau?" tawar Jimin.
Jina mengangguk semangat lalu berhambur memeluk Jimin.
"Ayok paman kita main!" seru Jina.
Jimin menggendong Jina. Mereka berdua pergi bermain di kamar Jimin, kalau disini takut di gangguin sama yang lainnya.
"Kayaknya Jimin udah cocok jadi ayah deh" ujar Hoseok.
"Bener banget" timpal Yoongi.
"Tapi kayaknya yang harus nikah duluan itu dia deh" Jungkook melirik Taehyung.
"Apaan! Lirik-lirik gitu!" sinis Jin.
"Gini nih ya hyung. Aku cuma mau jelasin apa kata Jungkook aja, kayaknya maksud dia itu hyung yang harus nikah duluan umur hyung kan udah cocok buat nikah" jelas Namjoon.
"Gak! Gak! Nanti aja deh, belum mau nikah sekarang. Tunggu sukses dulu" kata Jin.
"Hyung kan udah sukses mau nunggu apalagi? Jangan-jangan belum ada yang mau sama hyung!" selidik Jungkook.
Jin mendelik kearah Jongkok, "Belum ada yang cocok aja. Dan inget ya! Hyung gak mau cepet-cepet nikah, mau nikmatin dulu masa muda"
"Hyung kan udah tua?" tanya Jungkook.
"Enak aja! Umur segini di bilang tua, yang udah tua itu yang kayak Pd-Nin" ujar Jin.
"Bener juga sih"
"Udah malem jangan berisik!" tegas Namjoon.
"Oke hyung!"
Jimin keluar dari kamarnya lalu ia duduk di sebelah Hoseok.
"Jen, Jina sudah tidur" ujar Jimin.
Jennie menoleh terkejut, "Beneran?! Biasanya kalo enggak sama aku atau Minhyun oppa Jina gak bisa tidur"
"Nah kayaknya Jimin deh yang cocok jadi ayahnya Jina bukan Taehyung" kata Hoseok.
Taehyung melirik Hoseok tajam, "Hehe, bercanda Tae" Hoseok terkekeh.
"Tae lebih baik kau ambil Jina di kamarku lalu kau tidurkan dia di kamarmu" ujar Jimin.
Taehyung mengangguk lalu ia bergegas ke kamar Jimin untuk mengambil Jina.
"Jen kau akan tidur satu kamar dengan Taehyung?" tanya Namjoon.
"Tidak oppa. Kita kan belum sah" jawab Jennie.
"Lalu kau akan tidur dimana? Kalau kau mau tidur di kamarku aku tidak keberatan" kata Jin.
"Tidak! Jennie akan tidur di kamarku" tegas Taehyung, lalu ia duduk di sebelah Jimin.
"Lalu kalian akan tidur satu kamar begitu? Kalian belum sah" ucap Yoongi.
"Aku akan tidur di kamar Jimin" kata Taehyung.
"Yasudah kalau begitu aku ke kamar dulu, selamat malam oppa" Jennie beranjak dari duduknya lalu ia pergi menuju kamar Taehyung.
"Kalian juga harus tidur, terutama kau Taehyung" Taehyung mengangguk.
Setelah itu semua member langsung menuju kamar masing-masing kecuali Taehyung ia pergi ke kamar Jimin karena kamarnya di pakai oleh Jennie dan Jina.
to be continued
Maaf banget baru bisa up, kalo kata2 nya berbelit-belit maafin ya'( sumpah menurut aku ceritanya makin gaje.
Kalo mau cerita ini tetep lanjut vote sama komennya yang banyak biar aku nya semangat buat ngetiknya♡