Taehyung dan keenam membernya sekarang sudah sampai di dorm bangtan.
Sedari tadi Taehyung menunduk memikirkan perkataan pria itu.
"Tae kau kenapa? Masih memikirikan perkataannya itu?" tanya Jimin ia duduk di sebelah Taehyung.
Taehyung diam tidak menjawab, ia masih menunduk tanpa menoleh kearah Jimin.
"Jangan di pikirkan, mungkin pria itu hanya mengaku-ngaku saja" lanjut Jimin.
"Bisa jadi" sahut Jin.
"Kau tanyakan saja kepada Jennie langsung" ujar Namjoon.
"Bagaimana kalau Jennie mengiyakan juga? Kalau seperti ini seharusnya dia tidak usa menyetujui pernikahan ini saja" ucap Taehyung.
"Tanyakan langsung saja, jangan mengambil kesimpulan seperti itu!" kata Yoongi.
"Tapi hyung.."
"Cepat tanyakan! Atau aku yang akan menanyakannya saja?" ujar Yoongi.
Taehyung dengan cepat mengangguk. Ia langsung berdiri dan mengambil ponselnya di kamar lalu setelah itu ia kembali lagi duduk bersama yang lainnya.
Baru saja ia akan menelepon Jennie tiba-tiba suara ketukan pintu membuat semua atensi menoleh kearah pintu.
Taehyung yang akan menelepon Jennie pun tidak jadi dan ia menyimpan ponselnya di meja.
"Jung buka dan lihat siapa yang datang" titah Hosoek.
"Kau saja hyung, aku malas"
Hoseok memutar bola matanya malas lalu beranjak dari duduknya dan berjalan kearah pintu.
Saat sudah sampai di depan pintu ia langsung membukanya.
"Aku kira siapa" ujar Hosoek.
"Masuk masuk"
"Taehyung ada?"
"Dia ada. Baru saja tadi ia akan meneleponmu tapi kau sudah datang kesini" kata Hosoek.
"Benarkah?" Hoseok mengangguk.
"Yasudah kalian masuk saja, Jina mau paman gendong?" tawar Hosoek.
Jina menganngguk dan ia langsung di gendong oleh Hoseok.
Yang datang itu Jennie, Jina, Rose, Lisa dan juga Jisoo. Mereka bertemu Jisoo saat akan berangkat kesini lalu Lisa bilang kepada Jisoo bahwa mereka akan kesini dan Lisa bertanya kepada Jisoo apa ia ingin ikut? Dan Jisoo mengiyakannya. Jadi mereka berlima berangkat ke dorm bangtan menggunakna mobil Lisa.
Sekarang mereka semua masuk ke dalam, Hoseok dan Jina berjalan di depan.
"Oh, Jina!" panggil Jimin. Pria itu langsung bangkit dari duduknya dan mengahmpiri Jina.
Taehyung yang mendengar teriakan Jimin langsung menoleh disana ada Jennie, Jina dan juga teman-temannya. Taehyung langsung menunduk ia berpura-pura tidak melihatnya.
"Tae cepat!" Namjoon menyenggol lengan Taehyung.
"Apa hyung?" tanya Taehyung.
"Pura-pura tidak tau? Atau aku suruh Yoongi untuk bertanya kepadanya?" ucap Namjoon.
Taehyung lagsung menggeleng, "Jangan hyung! Biar aku saja"
"Yasudah cepat sekarang" kata Jin.
"Jennie!" panggil Jin.
Jennie menoleh, "Ah ada apa oppa?" tanya Jennie.
Jin menyenggol lengan Taehyung, "Cepat!"
"Katanya Taehyung ingin bicara denganmu. Cepat selesaikan masalah kalian, aku pusing melihatnya selalu murung" kata Namjoon.
"Kalian bisa berbicaranya di kamar Taehyung saja. Tapi ingat! Kalian tidak boleh keluar sebelum masalah kalian selesai" lanjut Namjoon.
Jungkook menarik Taehyung lalu mendorongnya agar pria itu.
"Cepat hyung" ujar Jungkook.
"Iya-iya tidak usah mendorongku seperti itu!" sinis Tehyung.
Akhirnya Taehyung pergi menuju kamarnya diikuti Jennie di belakangnya, setelah sampai di kamar Taehyung ia segera menutup pintunya. Hanya ditutup saja tidak dikunci.
Saat sudah di dalam keduanya saling diam, tidak ada suara apapun. Taehyung duduk di kasur sedangkan Jennie duduk di sofa.
Setelah beberapa menit akhirnya Taehyung membuka suara.
"Jadi aku ingin minta penjelasanmu" ujar Taehyung.
Jennie menoleh, "Penjelasan apa?" tanyanya.
"Soal suamimu itu" jawab Taehyung.
"Suami yang mana? Aku tidak pernah mempunyai seorang suami" balas Jennie.
"Yang berada di apartemen mu itu"
"Ah itu, dia oppa ku" kata Jennie.
Taehyung menatap lurus ke depan ia tidak menatap kearah Jennie sedangkan Jennie ia menatap Taehyung.
"Tapi dia bilang dia itu suamimu bukan oppa mu"
"Dia benar oppa ku Tae, dia itu hanya mengaku-ngaku sebagai suamiku" jelas Jennie.
"Tapi kenapa dia harus mengaku-ngaku?"
"Kau tau sendirikan alasannya apa" ucap Jennie.
Taehyung mengangguk ia tau alasannya itu karena dirinya, Minhyun mengira Taehyung meninggalkan Jennie selagi wanita itu hamil padahal Taehyung sama sekali tidak tau saat itu Jennie sedang hamil. Mungkin ini hanya kesalah pahaman saja pikir Taehyung.
"Jadi sekarang kau percaya padaku?" tanya Jennie.
Taehyung menggeleng membuat Jennie terkejut.
"Kau masih belum percaya? Apa aku harus memanggil temanku agar menjelaskannya padamu? Atau aku harus membawa oppa ku kesini agar kau bisa lebih percaya" kata Jennie.
Taehyung terkekeh lalu menoleh kearah Jennie, "Tidak usah seperti itu. Aku bukannya tidak percaya kepadamu tapi.."
"Tapi apa Tae?"
"Apa oppa mu sudah menerimaku kembali? Apa dia mengizinkanmu menikah denganku?" tanya Taehyung.
Jennie tersenyum, "Sudah. Oppa sudah menerimamu kembali dan dia sudah mengizinkanku menikah denganmu"
"Benarkah?!" Jennie mengangguk.
"Tapi katanya kalau kau menyakitiku oppa tidak akan memberimu kesempatan lagi" ucap Jennie.
Taehyung berjalan kearah Jennie lalu mendudukkan dirinya di samping Jennie.
Ia memeluk Jennie dari samping lalu menyenderkan kepalanya di pundak Jennie.
"Aku tidak akan menyakitimu, karena aku mencintaimu. Mencintai kalian kau dan Jina" ujar Taehyung.
Jennie tersenyum mendengarnya.
"Kau tidak mencintaiku?" tanya Taehyung.
Jennie menggeleng, "Lalu kenapa kau tidak bilang kau juga mencintaiku" kata Taehyung.
"Aku juga mencintaimu Taehyung"
Taehyung tersenyum lalu ia menatap wajah Jennie lalu mendekatkan wajahnya dan..
Cup
Taehyung mencium bibir Jennie membuat wanita itu terdiam karena terkejut.
"Aku juga mencintaimu"
to be continued
Gimana part ini?
Jangan lupa vote sama komennya♡
Nanti konflik nya mau yang berat apa yang biasa aja? Komen ya.150 vote next chapter.
Kalau komennya banyak bakal makin cepet buat update nya hehe.