t h i r t y s e v e n

4.6K 469 14
                                    

Minhyun sedari tadi panik karena ia tidak tau kalau adiknya mendengar semua perkataannya kepada Taehyung. Ia tidak mau Jennie memikirkan semuanya karena takut berdampak kepada kehamilannya.

"Oppa jawab jujur pertanyaanku, apa yang oppa katakan tadi benar?" tatapan Jennie sendu. Itu membuat Minhyun tidak tega.

Minhyun mendekati adiknya dan duduk disamping adik cantiknya. "Jennie sebenarnya oppa tidak mau menyembunyikan ini, tetapi kalau oppa memberitahunya kepadamu oppa takut kau memikirkannya dan nanti akan berdampak pada kehamilanmu"

Jennie tersenyum meyakinkan Minhyun bahwa ia tidak akan kenapa-napa. "Oppa beritahu saja semuanya, aku tidak kenapa-napa"

"Benarkah? Tapi oppa benar-benar takut. Nanti keponakanku kenapa-napa" ujar Minhyun.

Jennie menggeleng pelan dan memegang kedua lengan Minhyun, menatap lekat sang kakak. "Oppa percaya padaku kan? Aku berjanji setelah oppa memberitahu semuanya aku tidak akan kenapa-napa"

Minhyun mengehela nafas lalu mengangguk, "Oke. Sebenarnya saat aku dibandara tadi aku melihat Taehyung dengan seorang wanita. Tapi aku tidak mau berprasangka buruk dulu, aku akan mencari tahu kebenarannya sendiri. Kalau dia memang bermain dengan wanita aku akan membawamu dan Jina pergi sejauh mungkin"

Mata cantik Jennie berkaca-kaca, tangannya yang tadi memegang tangan Minhyun terlepas. "Oppa.. Benarkah? Ti–tidak mungkin Taehyung bermain dibelakangku.. " lirih Jennie.

Jennie menunduk, air matanya sudah keluar begitu saja. Minhyun yang melihat adiknya menangis merasa sakit, ia sakit saat air mata itu keluar dari mata cantik adiknya. Seharusnya ia tidak memberitahunya.

"Jangan menangis.. Oppa akan mencari tahu dahulu, jadi berhenti menangis nanti Jina melihatnya" Minhyun menyeka air mata Jennie menggunakan ibu jarinya.

"Oppa.. Apa selama ini Taehyung tidak pulang karena wanita itu? Ini yang aku takutkan, menikah dengan idol papan atas pasti akan seperti ini. Pasti wanita nya cantik, semua idol perempuan cantik-cantik aku jadi merasa tidak pantas berada disampingnya.."

"Jennie dengarkan oppa. Jangan merendahkan dirimu, itu semua belum tentu benar. Oppa akan mencari tahu dulu apa hubungan mereka, semoga saja mereka berdua hanya sebatas rekan kerja saja" kata Minhyun.

"Tapi oppa.."

"Jangan memikirkan yang aneh-aneh. Seharusnya oppa tidak memberitahumu sejak awal, jangan di pikirkan ingat ucapanku" kata Minhyun. Jennie mengangguk, lalu Minhyun memberinya air putih dan ia meminumnya.

"Kalian akan menginap dulu disini atau pulang?" tanya Minhyun.

"Sepertinya aku akan pulang saja" jawab Jennie.

"Menginap saja disini dan besok baru kalian pulang" kata Minhyun.

"Tidak oppa. Kita akan pulang sekarang saja, kalau begitu oppa saja yang menginap disana bagaimana?"

Minhyun mengangguk, "Oke. Sekalian oppa menjagamu selagi Taehyung tidak ada"

Saat mendengar nama Taehyung membuat Jennie terdiam. Minhyun yang menyadari itu langsung mengusap lembut punggung adiknya. "Ingat apa yang oppa bilang, jangan pikirkan apapun. Nanti bisa berpengaruh kepada kandunganmu"

Jennie mengangguk sambil tersenyum tipis, "Iya, aku ingat. Oppa bawel sekali" Jennie terkekeh.

"Oppa seperti itu karena tidak mau terjadi sesuatu kepada keponakanku" ujar Minhyun.

A Y A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang