Sudah beberapa jam Jennie dan Jina berada di apartemen Minhyun, sebenarnya sedar tadi Minhyun sudah menanyakan mereka kapan pulang tetapi mereka menjawabnya nanti saja. Minhyun bukan bermaksud untuk mengusir adik dan keponakannya ini, ia hanya takut orang rumah mengkwatirkan mereka karena belum pulang.
Drrtt– drrtt
Bunyi getar dari ponsel tersebut membuat Minhyun menoleh, ternyata ponsel Jennie. Di layar tertera nama Taehyung.
"Jennie, ada telepon dari Taehyung" kata Minhyun.
Jina yang mendengar nama ayah nya langsung berlari kearah Minhyun dan merebut ponsel tersebut. Lalu anak itu menekan tombol hijau.
"Halo ayah!" teriak Jina bersemangat.
Di sana Taehyung tersenyum mendengar suara yang amat sangat ia rindukan, "Halo baby, apa kabar sayang?"
"Jina baik kok. Ayah kapan pulang?"
"Maafin ayah ya, pekerjaan ayah masih banyak tapi ayah janji bakal pulang secepatnya oke"
"Ayah janji ya kalau adik lahir harus dateng. Kali ayah gak dateng Jina ngambek!"
Suara kekehan terdengar dari telepon, itu suara Taehyung yang terkekeh karena cara bicara Jina yang lucu, "Oke ayah janji. Mamah kamu gimana kabarnya? Kasih ponselnya ke mamah ya"
Jina mengangguk lalu berjalan kearah Jennie dan memberikan ponselnya, "Ayah mau ngomong sama mamah" setelah memberikan ponsel itu Jina kembali bermain.
"Apa?"
"Gimana kabar kamu? Dan adik Jina gimana kabarnya?"
Jennie mengangguk meskipun Taehyung tidak melihatnya. "Aku baik, dan adiknya Jina juga baik. Kamu kemana aja sampe lupa ngabarin aku sama Jina"
Dari seberang sana Taehyung menghela nafas, "Maaf, jadwal aku padat sekali dan ponsel aku selalu aku tinggalkan di kamar. Maafin aku"
"Gapapa, aku tau kok kamu pasti lelah kan. Maafin aku juga karena gaada disamping kamu"
"Kamu gausah minta maaf, yang harus minta maaf itu aku karena kamu pasti susahnya ngurus Jina dengan perut kamu yang besar. Maaf juga karena disaat kamu mengandung besar aku gaada disamping kamu, seharusnya saat-saat seperti ini suami yang harus nemenin istrinya tapi aku malah gaada disamping kamu, aku minta maaf.. "
"Kalo itu udah jadi kewajiban aku sebagai ibu, jadi kamu gak perlu minta maaf. Dan satu lagi aku gak pernah marah sama kamu, jadi kamu gausah minta maaf sama aku"
"Makasih atas semuanya. Terus kamu sekarang lagi dimana?"
"Aku lagi dirumahh Minhyun oppa. Karena di baru pulang jadi aku ingin cepat-cepat bertemu dengannya"
"Minhyung hyung? Dia sudah pulang? Coba berikan ponsel ini kepadanya aku ingin berbicara kepada Minhyun hyung, dan sekalian ingin mengucapkan terimakasih karena sudah menjagamu"
Jennie mengangguk, "Iya sebentar" lalu Jennie menyodorkan ponselnya kearah Minhyun lalu diambil oleh pria itu.
"Ada apa Taehyung?"
"Hyung aku mau mengucapkan terimakasih kepadamu. Maafkan aku juga tidak bisa menjadi suami yang baik untuk adikmu"
"Tidak masalah karena kau sedang bekerja, tetapi kalau kau sedang tidak bekerja dan melupakan istri dan anakmu aku tidak akan memaafkanmu"
"Maksud hyung?"
"Aku tidak tau kau saat ini sedang berbohong atau tidak, tetapi aku peringatkan padamu jalan pernah lukai adikku atu aku tidak akan pernah memaafkanmu dan aku akan membawa mereka pergi yang jauh sampai kau tidak bisa bertemu dengan mereka"
"Kalau kau memang benar-benar sedang sibuk akhir-akhir ini kenapa tadi pagi Jimin bilang kepadaku bahwa bangtan sedang tidak sibuk? Kenapa kau berbohong? Kau bisa saja membohongi adikku tetapi tidak denganku"
Minhyun mematikan sambungan teleponnya lalu ia menyimpan ponse itu di meja. Setelah itu ia melirik Jennie yang tengah menatapnya.
"Oppa apa yang kau katakan benar?"
To be continued
Konflik semakin dekatt.
Jangan lupa vote sama komennyaa♡