Setelah acaranya selesai Taehyung membawa Jennie dan Jina tinggal dirumahnya, rumah yang ia beli hasil dari kerja kerasnya.
Barang-barang termasuk pakaian dan lainnya sudah diurus oleh sebelumnya, jadi mereka tidak perlu membawa apapun lagi.
Dan sekarang mereka sudah sampai dirumah itu rumah yang besar untuk mereka bertiga, saat di dalam mobil sampai sudah keluar mobil Jina masih menatap kagum rumah besar ini di wajahnya terpancar kebahagiaan yang tak pernah Jennie lihat sebelumnya.
"Jina senang?" tanya Taehyung, pria itu mengusap lembut rambut putri kecilnya.
Jina mengangguk antusias dengan senyuman manisnya. "Jina sangat senang, rumahnya besar sekali. Apa kita bisa langsung masuk ayah? Jina tidak sabar ingin melihat kamar Jina"
"Ayo kita masuk!" seru Taehyung. Ia langsung menggandeng lengan Jina dan membawa masuk ke dalam rumah besarnya.
Jennie hanya mengikuti mereka dari belakang sesekali tersenyum melihat tingkah Jina dan juga Taehyung.
Mereka sudah sampai di dalam rumah besar ini. Jina tidak henti-henti nya menatap kagum sampai mulut dan matanya terbuka lalu dengan cepat ia menutupnya menggunakan kedua tangannya.
"Ayah jadi dimana kamar Jina?" tanya Jina.
"Ayo kita melihat kamar kamu"
Taehyung berjalan menaiki tangga dengan Jina di samping kanannya dan Jennie yang berada di samping kirinya.
Mereka bertiga berhenti di depan sebuah pintu berwarna putih. Taehyung memegang kenop pintunya lalu di tariknya kebawah dan membuat kamar itu terpampang jelas.
"Waaahh" Jina dengan cepat masuk, ia langsung menjatuhkan badannya ke kasurnya.
"Jina suka dengan kamarnya?" Jina mengangguk antusias.
"Jina suka banget ayah, makasih" Jina langsung bangun dan memeluk Taehyung.
Taehyung tersenyum, ia ikut bahagia jika anaknya juga bahagia.
"Tae apa tidak berlebihan ya memberikan Jina kamar ini? Mungkin ada kamar lain" kata Jennie dengan matanya yang menelisik kamar ini.
Taehyung menggeleng, "Tidak, aku senang memberikan kamar ini kepada Jina. Kau tidak perlu tidak enak seperti itu sekarang kau adalah istriku dan aku suamimu dan Jina dia anak kita"
"Ayah dan mamah akan ke kamar dulu. Jina tidak apa-apa kan sendiri?"
"Tidak apa, kalau ayah dan mamah akan ke kamar pergi saja aku sebentar lagi juga akan tidur setelah mandi"
Taehyung mengelus rambut Jina dengan lembut, "Anak pintar"
Jennie mendekat kearah Jina lalu memeluk sebentar saja, "Jangan tidur terlalu malam! Mamah akan kesini lagi untuk mengecekmu"
"Iya mamah"
Setelah itu Jennie dan Taehyung sudah pergi dari kamar Jina.
Tidak butuh waktu lama akhirnya Taehyung dan Jennie sudah berada di kamar mereka berdua.
Jennie memandang sekitar kamar tersebut sebelum duduk di pinggir kasur.
"Kau kenapa? Tidak suka?" tanya Taehyung, ia mendudukkan dirinya di sebelah Jennie.
Jennie dengan cepat menoleh kearah Taehyung sambil menggelengkan kepalanya.
"Tidak! Aku sangat suka kamarnya"
Jennie kembali memperhatikan satu persatu kamar ini namun matanya tiba-tiba melihat kearah figura yang di letakkan di atas meja, Jennie seperti mengenalnya.
"Itu foto kita saat masih berpacaran dulu, aku masih menyimpannya sampai sekarang" ucap Taehyung membuat Jennie menoleh cepat kearahnya.
Jennie tersenyum mendegarnya, "Lalu rumah ini kau yang membelinya?"
Taehyung mengangguk, "Aku membelinya sendiri, saat penghasilan pertamaku menjadi idol keluar aku langsung membeli rumah ini"
"Kau hebat. Aku bangga padamu"
Taehyung mendekat kearah Jennie lalu memeluk wanita itu dengan Jennie yang menyimpan wajahnya di dada Taehyung dan Taehyung yang menyimpan dagunya di kepala Jennie.
Ceklek
"Ayah? Mamah?"
Taehyung dan Jennie reflek langsung melepas pelukan mereka, Jina anak mereka yang membuak pintu tadi, Jina langsung berlari kearah mereka berdua dan duduk di antara Taehyung dan Jennie.
"Jina kenapa kesini? Belum mengantuk?" tanya Taehyung.
"Kata mamah tadi mau ke kamar Jina daritadi Jina nungguin tapi mamah gak dateng-dateng yaudah Jina kesini aja"
"Jina tidur disini ya mah? Ayah?"
Taehyung dan Jennie saling melempar pandang, lalu mereka berdua langsung menoleh kearah Jina kembali.
"Yaudah boleh" ujar Jennie.
Taehyung menatap Jennie dengan mata membulat. Tetapi Jennie pura-pura tidak melihatnya.
"Tapi kenapa Jina harus tidur disini? Gak di kamar Jina aja?" tanya Taehyung.
"Gak mau! Jina mau tidur disini sama ayah sama mamah"
Taehyung menghela nafas, lalu ia berbisik ke telinga Jennie.
"Ayah dan mamah akan membuat adik dulu, Jina tidur sendiri ya di kamar?"
Jina melirik Taehyung, "Gamau! Jina gamau adik"
"Kalo Jina punya adik enak, Jina jadi bisa main sama adik Jina"
"Kan Jina suka main sama paman Jimin, jadi Jina gamau adik"
"Umur Jina sama paman Jimin beda lebih seru main sama adik"
"Beneran?" Taehyung mengangguk.
"Yaudah deh Jina mau adik!"
Jennie melirik Taehyung dan Jina yang sedang saling berbisik, ia tidak tau apa yang mereka bicarakan. Ingin menguping tapi tidak terdengar suara mereka sangat kecil.
Tiba-tiba Jina menoleh kearah Jennie, "Mamah! Jina kembali ke kamar dulu, Jina tidak jadi tidur disini. Dadah ayah mamah! Semangat untuk membuatkan Jina adik!"
Setelah pintu tertutup Jennie menoleh kearah Taehyung dengan dahi mengerut.
"Adik? Maksudnya?"
"Jina menginginkan adik, jadi bagaimana kalau kita membuatkannya saja?"
Tanpa menunggu lama Taehyung langsung melumat bibir Jennie.
Dan malam ini adalah malam pertama mereka sebagai sepasang suami istri, dan malam ini juga mereka melakukan kembali hal yang pernah mereka lakukan saat dulu.
To be continued
Maaf ya aku gak bisa bikin adegan kayak begitu, kalian pikirin aja kelanjutan mereka bikin kayak gimana :v
Terus maaf ya kalau ada typo-typo.
Vote sama komennya♡