n i n e

12.7K 1.2K 16
                                    

"Kalian tumben sekali kesini, bukannya sekarang masih jam kerja kalian?"

Jennie terkejut saat melihat ketiga sahabatnya sudah duduk di sofa miliknya.

"Aku mengantar Jimin dan Jungkook kesini, katanya mereka ingin bertemu dengan Jina" ujar Jisoo. Ia menunjuk kearah Jimin dan Jungkook yang sedang duduk juga.

Jennie mengangguk, "Kalian sudah kasih mereka minuman?" tanya Jennie. Rose mengangguk.

"Ayah!! Bagaimana kalau kita bermain di kamar Jina?" usul Jina.

"Oke, kalau begitu ayo!" balas Jimin.

Jungkook menggendong Jina dan membawanya menuju kamarnya bersama Jimin.

Diruang tamu tersisa Jennie dan ketiga sahabatnya. Jennie berjalan mendekat kearah mereka lalu mendudukkan dirinya di sebelah Rose.

"Apa ada masalah?" tanya Lisa.

"Teman-teman Jina menganggunya lagi, dan mereka bilang katanya Jina lahir tanpa seorang ayah" jawab Jennie.

"Memang benar Jina lahir tanpa ayah nya tetapi kenapa mereka tidak bisa menjaga mulutnya, bagaimana orangtuanya mengajarkannya? Aku tidak tega melihat Jina yang selalu menangis karena selalu dikatai seperti itu" lanjut Jennie, ia mulai meneteskan air matanya.

Mereka bertiga mendekat kearah Jennie. Lisa yang berada disebelahnya langsung mengelus punggung Jennie lembut.

"Jalan satu-satunya adalah kau harus memberitahu semuanya" ucap Jisoo.

"Aku takut"

"Ada kita disini, kau jangan takut. Ini semua demi Jina" kata Rose.

"Iya Jen, Taehyung juga pasti akan menerimanya. Jina harus mengetahui ayahnya dan Taehyung itu ayahnya"

Di sisi lain, Jungkook sedang mengambil minum di dapur. Ia mendengar semuanya.

Prang!

Gelas yang Jungkook pegang jatuh, mereka bertiga langsung menoleh kearah asal suara. Jimin dan Jina pun langsung keluar.

Jennie terkejut saat melihat jungkook berada di dapur, pria itu pun sama wajahnya nampak terkejut.

"Ada apa Jung?" tanya Jimin. Ia menghampiri Jungkook yang masih terkejut.

Jungkook terdiam ia tidak menjawab pertanyaan Jimin.

"Ayah Jungkook kenapa?" tanya Jina.

Saat Jina yang bertanya Jungkook langsung menoleh, ia berjongkok agar menyesuaikan tingginya dengan Jina.

"Ayah kenapa?" tanya Jina sekali lagi.

"Jadi benar dia anak Taehyung hyung?" tanya Jungkook, matanya masih fokus menatap Jina.

"Anak Taehyung? Maksud kau Jina?" tanya Jimin. Ia menatap Jungkook meminta jawaban pada pria itu.

Jungkook mengangguk, "Ia siapa lagi hyung" jawab Jungkook.

"Jangan berbohong Jung, mana mungkin ini anak Taehyung. Dia tidak menikah dengan siapapun" elak Jimin.

"Hyung aku tidak berbohong, aku benar-benar mendengarnya dari mereka" Jimin terkejut mendengarnya.

Jimin menoleh kearah Jennie dengan wajahnya yang tidak lepas dari keterkejutan itu.

"J-jen beneran?" tanya Jimin.

Jennie tidak tau harus menjawab apa ia langsung menoleh kearah ketiga temannya dan mereka mengangguk.

Jennie memejamkan matanya sebentar lalu ia membukanya lagi dan menatap lurus ke depan.

"Jina memang anak Taehyung" ujarnya.

Jina, Jimin dan Jungkook terkejut.

"Pantas saja wajah mereka mirip sekali, dan golongan darahnya pun sama" ucap Jungkook.

"Apa Taehyung sama sekali tidak tau kalau Jina itu anaknya?" tanya Jimin. Jennie mengangguk.

"Tapi Taehyung pernah bilang kepadaku kalau kau ini mantan pacarnya, dan kalian harus putus karena Taehyung saat itu masih trainee" kata Jimin.

"Lalu bagaimana Jina bisa lahir kalau kalian tidak menikah?" tanya Jungkook.

"Kami pernah melakukannya, ku kira aku tidak akan hamil karena kami hanya melakukannya sekali. Tetapi saat Taehyung waktu itu meneleponku dan ia memberitahu bahwa kita harus putus dan setelah itu aku pingsan dan dokter memberitahuku bahwa aku sedang mengandung" jelas Jennie.

"Lalu kenapa kau tidak memberitahu Taehyung saja? Bukannya dia ayahnya?" tanya Jimin.

"Aku tidak mau karir Taehyung rusak hanya karena kehamilanku, aku tidak tega. Karena dari dulu impiannya ingin menjadi idol besar" jawab Jennie.

"Tapi tetap saja Jen kau harus memberitahunya, kau tidak kasihan pada Jina? Ia terus menerus di kucilkan oleh teman-temannya" kata Jimin.

"A-aku tidak bisa" lirih Jennie.

"Tidak bisa kenapa? Karena karirnya? Kalo soal itu kita bisa merahasiakannya dari publik Jen" Jennie menggeleng.

"Jen yang Jimin katakan benar, kau harus memberitahunya pada Taehyung" ujar Jisoo.

Jina berlari kecil kearah Jennie, "Mamah apa benar ayahku paman Taehyung?" tanya Jina. Jennie diam ia tidak menjawab.

"Jina lebih baik kita bermain di kamar saja" ajak Rose.

Jina menggeleng, "Gamau! Mamah harus jawab dulu pertanyaan Jina!" teriak Jina.

"Jina gaboleh berteriak seperti itu, ayo ikut tante ke kamar Jina kita bermain disana" ajak Lisa.

Jina mengangguk, Rose dan Lisa membawa Jina ke kamarnya lalu mengunci pintunya rapat-rapat.

"Jen beritahu Taehyung saja" ucap Jimin.

"Apa yang Jimin hyung katakan benar, lebih baik beritahu Taehyung hyung saja" timpal Jungkook.

"Beritahu aku? Beritahu apa?"

to be continued

Ngegantung ya? Maaf banget:v
Vote sama komennya♡

A Y A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang