t w e n t y s i x

6K 600 21
                                    

Beberapa hari sudah berlalu tak terasa pernikahan Jennie dan Taehyung akan berlangsung besok.

Jennie sangat gugup begitupun dengan Taehyung. Teman-teman Jennie dan member bangtan tengah mempersiapkan semuanya dari kemarin-kemarin hari.

Staf dan juga Pd-Nim ikut membantu dalam mengurus pernikahan ini, begitupun dengan Minhyun kakak Jennie. Dan tak terasa juga semuanya sudah selesai mereka tinggal menunggu hari esok saja.

Haripun sudah menjadi esok, dan sekarang tiba harinya dimana Jennie dan Taehyung akan menikah.

Jennie kini tengah menatap cermin yang berada di hadapannya, dirinya menatap lurus. Ia masih tidak percaya ia bisa merasakan yang namanya pernikahan, ia pikir ia tidak akan bisa merasakan itu.

Sekarang Jennie tersenyum menatap dirinya yang berada di cermin itu, ia memakai gaun pernikahan ini dan wajahnya di rias tak lupa juga dengan rambutnya yang di rias juga seperti seorang pengantin pada umumnya.

"Kau sangat cantik Jennie" puji Rose dan kedua teman lainnya pun mengangguk menyetujui apa yang Rose katakan tadi.

"Terimakasih"

Jennie tersenyum tetapi wajahnya tiba-tiba menjadi tidak tenang, ketiga temannya bisa melihat jelas kecemasan dari wajah Jennie.

"Jangan cemaskan ini, kau akan baik-baik saja dan hidup bahagia" ujar Jisoo.

Mata Jennie berkaca-kaca, "Sebenarnya aku tidak pernah membayangkan akan menikah seperti ini, yang selalu ada di pikiranku hanya bagaimana aku harus membesarkan Jina dan membuatnya bahagia"

"Kau pantas mendapatkannya Jen" ucap Lisa.

"Mamahh!"

Suara teriakan anak kecil itu membuat Jennie langsung menyeka air matanya lalu ia tersenyum lebar saat melihat anak perempuannya berada di hadapannya.

"Mamah menangis?" tanya Jina. Jennie menggeleng.

"Mamah jangan bohong, Jina melihatnya sendiri. Mamah menangis kenapa? Apa karena terharu?"

Jennie mengangguk, "Iya, mamah sangat terharu jadi mamah menangis"

Jina mendekat kearah Jennie lalu memeluk wanita itu. "Jina juga merasa terharu" ujarnya.

"Jina apa sudah selesai?!" teriak itu membuat keduanya lantas melepaskan pelukan itu lalu menoleh kearah pintu.

"Paman Jimin jangan berisik! Jina sudah bilangkan tunggu sebentar dulu saja, Jina ingin bertemu mamah" omel Jina.

Jimin menghela nafas, "Kau ka sudah bertemu dengan mamahmu, bagaimana kalau sekarang kita keluar saja? Tamu nya sudah mulai berdatangan"

Jina menatap Jimin terkejut, "Benarkah?! Mamah kalau begitu aku harus keluar dulu tamunya sudah banyak, kesian paman-paman yang berada di luar sana jadi aku akan membantunya. Dadah mamah!!"

Jina melambaikan tangan kearah Jennie dan dibalas hal yang sama oleh Jennie.

"Jennie persiapkan dirimu acaranya bentar lagi dimulai" kata Jimin, pria itu langsung menutup pintunya dan pergi.

Jennie sudah berkali-kali mengambil dan membuang nafasnya, ia benar-benar sangat gugup dan waktunya pun semakin cepat membuatnya tambah gugup.

"Jen tenang, kau harus tenang" ucap Rose.

"Bagaimana aku bisa tenang, aku benar-benar sangat gugup jantungku juga berdegup sangat kencang, bagaimana ini?"

Tok tok

Suara ketukan pintu itu sontak membuat semuanya menoleh bersama ke asal suara itu.

"Siapa? Buka saja, tidak di kunci" teriak Lisa.

Ceklek.

Pintu terbuka, ternyata itu Jungkook dan Jin. Mereka yang mengetuk pintu.

"Jen kau harus segera keluar acaranya akan segera dimulai" ucap Jin.

"Kalau begitu aku dan Jungkook keluar lagi masih banyak tamu disana" Setelah itu mereka berdua langsung pergi.

"Jen harus rilex" ucap Jisoo.

Jennie memejamkan matanya sebentar lalu membukanya lagi.

"Kau sudah siap?" tanya Lisa.

Jennie mengangguk, ia langsung berdiri dengan anggun lalu menoleh kearah ketiga temannya.

"Aku berdoa semoga pernikahan ku dengannya berjalan dengan lancar, dan aku ingin keluarga ku akan menjadi keluarga yang harmonis"

"Dan aku juga berdoa semoga Taehyug, aku dan Jina dan semua orang yang kami sayangi hidup bahagia"

To be continued

Maaf banget part yang bagian nikahnya aku skip aja soalnya aku gak terlalu paham, maapin banget ya'(

Vote sama komennya dong biar semangat♡

A Y A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang