Semua member sekarang sudah kembali duduk seperti semula lagi. Mereka daritadi menggoda Seokjin terus-menerus karena foto tersebut.
"Hyung sudah berapa lama dekat Jisoo noona? Atau kalian berdua sudah berpacaran?" tanya Jungkook.
Seokjin melirik Jungkook tajam, "Diam kau! Jangan banyak bertanya!"
Lalu Seokjin beralih menatap Yoongi, "Kau dapat darimana foto itu?"
"Lisa mengirimkannya kepadaku, katanya dia melihat foto itu di ponsel Jisoo. Lalu ia menyuruhku untuk bertanya kepada hyung tentang ini" jelas Yoongi.
Seokjin sudah memasang tampang dingin tetapi wajahnya langsung berubah takut saat melihat tatapan tajam Yoongi.
Seharusnya ia yang memberi tatapan tajam itu kenapa jadi dia? Terbalik.
"Yasudah. Sekarang aku ingin bertanya kenapa tadi hyung bilang kepadaku hyung ingin fokus terhadap pekerjaan dulu dan soal wanita nanti saja, lalu ini apa?" Taehyung memperlihat fotonya lagi.
"Iya-iya! Aku berbohong kepada kalian semua, puas?!" teriak Jin.
Semua member tertawa, mereka senang sekali sudah membuat wajah hyung nya ini merah padam karena malu.
"Sudah berapa lama hyung dengannya?" tanya Hoseok.
"Sudahlah ini tidak penting, kalian lebih baik ke kamar masing-masing saja sana!" usir Jin.
"Tidak mau! Sebelum hyung memberitahu kita semua" ujar Jungkook.
Jin merotasikan bola matanya, "Satu bulan. Puas kau?! Sudah sana-sana pergi!" usir Jin.
"Benarkah?! Berarti selama ini hyung itu sudah berkencan, aku benar-benar tidak percaya. Pintar sekali hyung menyembunyikannya" kata Jimin.
"Sudah jangan banyak omong, pergi dari sini tidak!" usir Jin.
"Iya-iya!"
"Jin hyung jangan lupa traktir kita makan!" teriak Taehyung lalu ia berlari ke kamarnya di susul member yang lainnya yang pergi ke kamar masing-masing.
Jennie sedang menatap serius layar ponselnya. Ia sedang membaca artikel berita yang membicarakan tentang BTS, yang salah satu membernya adalah suaminya itu.
"Syukurlah banyak yang menyayanginya" gumam Jennie.
"Aku bahagia. Ternyata usaha kau tidak sia-sia, kau benar-benar membuat mimpimu itu menjadi kenyataan"
Setelah melihat artikel Jennie langsung menyimpan ponselnya di meja dekat kasurnya.
Jennie menoleh kesamping, Jina masih tertidur pulas disana sambil memeluk boneka kesayangannya. Jennie tersenyum melihatnya.
Ia turun dari kasur lalu berjalan menuju dapur untuk mengambil beberapa cemilan.
Saat sudah sampai disana ia melihat ada bibi Park yang sedang mencuci pirng. Lalu Jennie membuka kulkas dan ternyata kulkas itu kosong, tidak ada cemilan atau apapun hanya ada air dingin dan beberapa sayuran yang sudah layu.
"Bibi belum belanja ke pasar?" tanya Jennie.
Bibi park menoleh, "Belum. Maafkan saya. Saya lupa memberitahu ini"
Jennie mengangguk, "Tidak apa. Aku akan membelinya sekarang"
"Tidak usah, biar saya saja" kata bibi park.
"Aku saja bi. Aku sekalian akan membeli cemilan dan eskrim untuk Jina" Bibi park hanya mengangguk.
"Yasudah kalau begitu aku berangkat sekarang. Bibi aku titip Jina, dia sedang tidur di kamar" kata Jennie.
Setelah mengucapkan itu Jennie langsung mengganti pakaiannya dan mengambil tas selempangnya.
Lalu ia berjalan ke depan rumah untuk menghentikan taksi. Sebenarnya supirnya ada tetapi ia sekarang ingin mencoba berangkat sendiri.
Saat sudah sampai di supermarket Jennie mulai berjalan ketempat sayuran lalu daging dan lainnya.
Seteleh selesai memilihnya dan memasukkan ke keranjang belanja, ia langsung memilih cemilan kesukaan Jina dan juga susu pisang, dan ia juga memilih cemilan lain untuk stok dirumah.
Jennie mengecek semuanya lagi dan sudah. Ia rasa semua yang di butuhkan sudah ada. Lalu ia pergi ke kasir untuk membayar dan pulang.
To be continued
Buat part ini maaf sedikit, next chapter aku usahin lebih panjang.
Janngan lupa vote sama komennya♡