Jennie, Jina dan ketiga teman Jennie sudah sampai di apartemen milik Jennie. Sedari tadi di perjalan pulang Jina menangis terus menerus.
"Jina kenapa menangis?" tanya Jennie.
Jina kembali menangis sesenggukan, "Jina pengen main sama ayah-ayah Jina. Kenapa mamah bawa Jina pulang, Jina kan masih pengen main" kata Jina dengan tangisnya.
Jennie menghela nafasnya, "Nanti saja mainnya, mamah takut Jina merepotkan mereka disana nantinya" ujar Jennie.
"Jina janji gabakal ngerepotin ayah" ucap Jina.
Jennie semakin pusing, anaknya ini terus menangis memintanya untuk kembali ke dorm BTS. Jennie sebenarnya tidak tega melihat Jina menangis tetapi ia malas bertemu Taehyung.
Dan satu lagi, kenapa Jina sekarang memanggil semua member BTS ayah? Jennie benar-benar pusing hari ini.
"Mamah boleh ya? Jina pengen main sama ayah, please bolehin Jina mah" Jina memohon kepada Jennie.
"Nanti saja ya, bukannya mamah tidak membolehkanmu bertemu dengan mereka tapi sekarang Jina harus belajar dulu" kata Jennie.
Jina berdiri dari duduknya lalu menatap Jennie dengan mata berairnya, "Mamah jahat! Jina gamau ketemu mamah lagi!" teriak Jina setelah itu ia pergi ke kamarnya dan langsung menutupnya rapat.
Jennie menunduk lesu, ia menahan air matanya agar tidak menangis.
"Jen biarin Jina sendiri dulu, nanti juga dia gak marah lagi" Jisoo mengusap punggung Jennie lembut.
Jennie mengangguk, ia lalu tersenyum kembali membuat ketiga temannya pun ikut tersenyum.
Hari sudah malam tetapi Jisoo, Rose dan Lisa belum pulang katanya mereka bakal menginap di apartemen Jennie.
Dan Jina ia dari tadi belum keluar kamar membuat Jennie khawatir, bahkan makanan yang Jennie simpan di meja kamarnya belum Jina sentuh sedikitpun.
Setiap Jennie masuk ke dalam kamar Jina ia selalu pura-pura tertidur dan menutup seluruh badannya dengan selimut, membuat Jennie lagi-lagi menghela nafas.
"Jina tidak memakan makanannya lagi?" tanya Rose.
Jennie mengangguk, "Lihat saja makanan dan minumnya masih utuh, belum di sentuh sedikitpun" Jennie memperlihatkan makanan dan air putih yang masih utuh.
"Aku aka membujuknya dulu, mana makanan dan minumnya eonnie" pinta Rose.
Jennie memberikan makanan dan air putih itu kepada Rose.
Rose berjalan menuju kamar Jina, ia membuka pintunya tetapi ia tidak melihat siapapun disana kamar ini kosong.
Rose lalu menoleh kearah ruang tengah, "Jennie eonnie, Jina kemana?" tanya Rose yang sedikit berteriak.
"Ada di kamarnya Rose" jawab Jennie.
"Tidak ada eonnie, kamarnya benar-benar kosong" balas Rose.
Jennie langsung menghampiri Rose dan melihat ke kamar Jina dan benar saja anaknya tidak ada di dalam kamar.
"Jina! Jina!" panggil Jennie. Tetapi tidak ada sahutan dari sang pemilik nama, Jennie mulai cemas begitupun dengan yang lainnya.
Ponsel Jennie bergetar bertanda ada pesan masuk, ia langsung membuka pesan tersebut.
Cepat kerumah sakit, nanti aku akan mengirim alamatnya.
Dahi Jennie mengernyit, kenapa Jimin mengirimnya pesan seperti itu?
Tiba-tiba perasaanya pun menjadi tidak enak, "Apa kalian mau ikut ke rumah sakit denganku?" tanya Jennie.
Mereka bertiga mengangguk. "Tapi Jina? Kita harus mencarinya kan?" Lisa bertanya.
Jennie mengangguk. "Tapi ak—"
Ucapannya terpotong karena ada pesan lagi dan saat ia lihat Jimin yang mengirimnya.
Aku sudah mengirimkan alamat rumah sakitnya, cepatlah kesini Jina membutuhkanmu.
Mata Jennie membulat saat nama Jina di sebut, matanya pun tiba-tiba berkaca-kaca.
"Eonnie apa terjadi sesuatu dengan Jina?" tanya Rose.
Jennie tidak menjawab ia masih mencerna pesan dari Jimin tadi.
"Cepat kita kerumah sakit!"
Mereka mengangguk, Jennie terlihat menangis di sepanjang jalan menuju rumah sakit.
Rose mencoba menenangkannya, sedangkan Lisa sibuk menyetir dan Jisoo yang berada di sebelah Lisa pun ikut mencoba menenangkan Jennie.
Mobil tersebut berhenti di sebuah rumah sakit besar, Lisa memarkirkan mobilnya setelah itu mereka langsung masuk kedalam rumah sakit.
Jennie berjalan dengan tergesa-gesa dengan air matanya yang masih terus mengalir.
"Permisi sus, apa disini ada pasien yang bernama Jina?" tanya Jisoo.
"Tunggu sebentar" ucap Suster tersebut.
Suster itu sibuk mencari-cari nama lalu ia menemukannya, "Kim Jina?" tanya Suster.
Mereka mengangguk, "Dia anak kecil yang tertabrak tadi, ruangannya ada di sebelah sana nanti belok kiri nah disitu ruangannya" jelas Suster.
"Terimakasih sus"
Mereka syok saat mendengar Jina kecelakaan, mereka masih bingung kenapa Jina bisa keluar? Bukankah mereka selalu berada di ruang tengah?
Saat mereka pikir-pikir lagi sepertinya saat mereka sedang asik mengobrol, Jina keluar mengendap-ngendap tanpa mereka sadari.
"Mana Jina Jim?" tanya Jennie air matanya sudah mengalir deras.
Jimin dan keenam anggota BTS lainnya termasuk Taehyung ada disini, mereka menunduk semua.
"Jina sedang di tangani dokter" jawab Jimin.
Jennie terjatuh lemas untung saja Jisoo dan Lisa ada di belakangnya jadi mereka menahan tubuh Jennie.
"Kalian yang membawa Jina kesini?" tanya Rose.
Jimin mengangguk, "Aku dan Jungkook yang menemukan Jina sudah tergeletak di jalan dengan darah dimana-mana, lalu kita membawanya kesini dan kita menelepon mereka semua untuk datang kesini" jelas Jimin.
"Lalu aku memberi Jennie pesan agar ia segera kesini, sebenarnya aku tidak mau memberitahunya tetapi bagaiamanapun juga dia ibunya jadi Jennie harus tau" lanjut Jimin.
Setelah itu dokter muncul membuat mereka semua menoleh. Dan Jennie dengan cepat menghampiri dokter tersebut.
"Dok bagaiamana keadaan anak saya?" tanya Jennie air matanya terus mengalir.
"Akibat kecelakan itu anak anda kekurangan banyak darah, dan stok darah di rumah sakit ini sedang habis" ucap Dokter.
Sebenarnya dokter tersebut terkejut saat melihat ada member BTS disana, tetapi setelah Namjoon berbicara dengannya untuk tidak memberitahu ke siapapun dokter itu pun mengangguk menyetujuinya.
"Ambil darahku saja dok" kata Jennie.
Dokter tersebut mengangguk, "Silahkan ke sebalah sana"
Jennie tersenyum lalu mengangguk meyakinkan Jisoo, Rose dan Lisa.
Jennie keluar dari ruangan itu dengan wajah sedihnya.
"Eonnie kenapa?" tanya Lisa.
"Golongan darahku tidak sama dengan Jina" jawab Jennie.
"Memang golongan darahnya apa?" tanya Jimin.
"Golongan darah Jina AB sedangkan golongan darahku B" ujar Jennie.
"Golongan darah Taehyung bukannya AB kan?" Jin menoleh kearah Taehyung.
Taehyung mengangguk, "Iya, kalau begitu ambil darahku saja dok. Golongan darahku AB" ujar Taehyung.
"Sepertinya sebentar lagi Taehyung akan mengetahui semuanya eonnie" bisik Rose.
"Iya benar, golongan darah mereka pun sama" bisik Lisa.
to be continued..