Taehyung X Jennie Fanfiction | Baku | Aksi | Romantis | Drama | Alternative Universe
Jennie, gadis imut sejuta pesona yang pendiam. Baru merasakan sebegitu diinginkannya oleh seorang pemuda, Taehyung Kim. Pribadinya yang tertutup, membuatnya terasin...
Hari ini, tibanya hari kelulusan yang sudah ditunggu sekian lama. Semua bentuk permasalahan telah selesai. Jasad Jongin juga telah diurus setelah perang malam itu. Semua seperti kembali semula, dimulai dari Jennie yang keluar dari agensi dan berencana akan mulai fokus mencari kuliahnya, setelah berhasil mengikuti ujian kesetaraan.
Taehyung, mengenai pemuda itu, ia masih memutuskan untuk tinggal di dalam agensi, menjadi anggota organisasi SecrGent yang sudah solid padanya sejak bertahun-tahun. Merasa tidak enak hati, jadilah ia memutuskan untuk tetap mengabdi. Mengenai hubungan keduanya, tidak ada yang berubah. Hanya saja, Taehyung sudah memiliki rencana untuk membawa Jennie ke jenjang yang lebih serius lagi.
Dan hari ini, hari yang sudah Taehyung tunggu-tunggu untuk mengungkapkannya. Untuk menjalankan rencananya yang sudah lama ia reka.
"Lalisa, kau yang tenang disana, ya? Aku menyayangimu," suara itu, suara Jennie yang masih tengah berjongkok di hadapan peristirahatan terakhir temannya.
Memang, setelah upacara wisuda, Jennie langsung berlari ke arah pemakaman Lalisa yang terletak tak jauh dari sekolah. Meninggalkan Taehyung yang bahkan belum sempat mengucap apa-apa. Padahal, pemuda itu tengah menanti momentum ini setelah sekian lama.
"Jennie!" panggilnya, seraya mendekat pada sosok gadis yang baru saja menoleh. Akhirnya ketemu juga, walaupun Taehyung harus berkeliling sepanjang garis pemakaman. Kemudian merengkuh tubuh mungil Jennie, membiarkan gadis itu memekik senang sekaligus malu saat tahu dirinya dipeluk ditengah keramaian penziarah. "Selamat wisuda, Amour! Sukses selalu."
Jennie mengangguk dalam pelukannya, dapat Taehyung rasakan kalau gadis itu sedang tersenyum lebar. "Terima kasih, kuharap kau juga selalu sukses."
Mereka melepaskan pelukan hangatnya sejenak, demi memperlihatkan senyum menawan masing-masing, sebelum akhirnya tertawa bersama. Tapi itu hanya bertahan sesaat, karena setelahnya, Taehyung kembali merubah ekspresinya menjadi serius. Membuat sang lawan bicara menjadi bingung sendiri.
"Bisakah aku meminta waktumu sebentar? Tidak lama, apa kau sibuk?"
Ragu-ragu, Jennie mengangguk. "Kurasa aku memang sedang tidak ada acara. Ada apa memangnya?"
Taehyung tak menjawab, pemuda itu justru menarik pelan lengan Jennie. Gadis si empunya lengan merasa tak masalah, meski ia kesampingkan ragunya untuk sesaat dan memutuskan percaya. Untungnya itu tidak berlangsung lama, karena Taehyung hanya membawanya ke taman belakang sekolah.
"Tatap aku, Jennie Kim." ucapnya dengan intonasi rendah, sanggup membuat Jennie merinding saat deep voice itu menyapa telinganya lembut. "Aku ingin membicarakan hal serius padamu, kuharap kau paham."
Kalau tak ingat situasi, Jennie merasa dirinya ingin teriak saja. Tapi, yang ia lakukan justru menengadah, menatap wajah nyaris sempurna kekasihnya yang tampak semakin gagah dengan seragam wisuda yang melekat pada tubuh kokohnya. Tanpa ia sadari, wajahnya memanas.
"Aku tahu, aku bukan pria romantis. Dan hari ini, aku juga akan memintamu dengan cara yang juga tidak romantis, kuharap kau tidak keberatan atau kecewa." Taehyung berlutut, menyodorkan sekotak cincin dengan batu ruby sebagai matanya.
Taehyung tampak tersenyum saat Jennie melongo tak percaya sebagai bentuk respon awal. "Dibawah langit beserta mentari, diatas bumi dengan ornamen tanah, aku melamarmu. Dengan segenap cinta yang telah mengendap sekian lama, didasari perjuangan yang dirasa belum apa-apa, aku memintamu. Menjadi pendamping hidupku, menjadi satu-satunya, maukah kau menikah denganku?"
Jennie menatap ragu. "Tapi, kita baru saja lulus. Apa kau mau menungguku kuliah dulu? Aku janji akan wisuda dalam waktu tiga setengah tahun."
Taehyung tersenyum. "Tentu saja aku mau. Kalau tidak, untuk apa semua yang kita alami? Jadi sekarang, apa kau mau menerimaku untuk menjadi pendampingmu? Kalau kau mau, akan kutemui orang tuamu sekarang juga, kita jenguk mereka. Sekaligus meminta izin untuk menikahi putri semata wayangnya, so would you be mine?"
Jennie tersenyum malu-malu. "Apa kau sudah gila? Tentu saja aku mau!"
-E N D-
Aku gaperna bisa bikin ending. Jadi, maaf kalau absurd:(
Makasih semuanya yang udah mau meluangkan waktu buat baca ff ini! Hiks terhura sangat.
Eum..., bye?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.