19

540 86 2
                                    

Orang itu mendekat, dan tebakan Jennie terbukti salah saat cahaya bulan menyinari wajahnya. Menyorot tepat ke arah paras rupawannya, sampai Jennie bingung sendiri. Sembari melihat berkali-kali ke arah Jongin, kemudian kembali pada objek barunya, memastikan apa yang sebenarnya sedang terjadi.

"Taeyong? Apa yang kau lakukan disini? Ini belum giliranmu."

Diluar dugaan, Jongin menyahut dengan suaranya yang khas. Jennie menoleh, dan terkejut lagi saat menyadari ekspresi yang baru dikeluarkan pria itu. Merendahkan, menghina, dan tunggu. Apa itu barusan ia menyeringai?

Taeyong terlihat takut, tapi masih berusaha mendekat dan meraih tangan Jennie. Menggeser tubuh gadis mungil itu sampai berada dibalik tubuhnya. Sementara ia mulai mendekat pada Jongin, menatap pria itu lekat-lekat. Jennie melihat mereka berdua yang terlihat sedang berbincang. Tapi sayangnya, jiwa penasarannya harus kandas saat tahu jaraknya kini terlalu jauh untuk menguping. Untunglah tidak seberapa lama, karena Taeyong langsung datang menghampirinya lagi.

"Kau jahat, Jennie. Pergi ke tenda sekarang, ada yang menunggumu." ucap Taeyong dengan nada serius. Sementara Jennie masih berusaha mencerna selagi Taeyong menjelaskan. Sampai tidak sadar kalau lagi-lagi ia diseret menjauhi Jongin, entah mau dibawa kemana.

"Hei! Jangan ganggu waktuku dengan Jongin!" pekik Jennie saat baru menyadari Taeyong yang menyeretnya.

"Dan kau! Mengganggu perasaan seseorang lain, dan berniat meninggalkannya tanpa rasa naluriah sama sekali?" balas Taeyong tak kalah sengitnya. Bahkan dia sampai berhenti sejenak hanya untuk menyentak Jennie. Taeyong memang begitu, tegasnya keterlaluan. Untung saja Jennie tidak ingin mempermasalahkan itu.

"Apa peduliku? Aku bahkan tidak tahu siapa yang kau maksud." sungut Jennie sambil menghempaskan tangannya yang masih ditarik Taeyong.

"So? Aku juga tidak peduli dengan waktumu bersama Jongin. Impas, bukan?" tandas Taeyong sebelum menyeringai puas. Terlebih saat melihat raut Jennie yang tampak kesal karena sebelumnya tak ada yang bisa melawan argumennya.

Entah karena laju jalan mereka yang cepat atau apa, karena mereka serasa lebih cepat sampai. Di area yang sudah terpasang banyak tenda itu, masih terbilang cukup ramai. Mungkin karena memang dibebaskan, jadi semaunya.

Sekonyong-konyong, Jennie menyaksikan Lalisa yang tengah berbincang-entah-apa dengan dua orang pemuda. Tepat di depan tenda mereka. Jennie mengernyit, dan memutuskan menghampiri mereka bertiga, bahkan meninggalkan Taeyong yang kini berdecak.

"Dasar bocah." umpat pemuda itu sebelum memilih pergi dan menghampiri teman setendanya, Lucas.

Kembali lagi pada Jennie, yang kini tengah berdiri mematung saat sudah menyadari dengan jelas. Tentang siapa yang sedang diajak berbincang atau berdiskusi dengan Lalisa. Ada dua, tapi fokusnya hanya satu.

Merasa tidak ingin mengganggu, Lalisa yang peka memutuskan melangkah mundur. Lalu maju lagi saat sadar kalau Jungkook–yang tadi juga ikut berbincang dengannya–justru malah memperhatikan Jennie dengan lawan bicaranya. Gadis berponi tebal itu akhirnya memutuskan memegang alih kendali dengan membawa Jungkook menjauh untuk memberi Jennie privasi.

"Jennie...," ucapan lirih itu memberikan afeksi menyengat untuk Jennie.

"Apa?! Jangan dekat-dekat!" gertak Jennie. Seakan tuli, Taehyung–lawan bicaranya–justru semakin mendekat. Matanya berkilat tak suka, yang Jennie juga tidak tahu apa penyebabnya. Sorot matanya memancarkan aura kelamnya, sampai gadis itu jadi merinding sendiri.

"M-mau apa kau?!" gertak Jennie dengan kakinya yang melangkah mundur kecil-kecil.

Taehyung tak menanggapi, justru merunduk untuk menyamakan tinggi wajahnya dengan Jennie. Membuat pipi gadis itu dijalari rona kemerahan dengan sendirinya. Bertahan dengan posisi itu selama satu menit, membuat Jennie merasa kegerahan, terlebih ketika terdapat beberapa pasang mata yang menaruh minat pada mereka berdua. Kalau kau tidak lupa, mereka berdua kini masih berada di luar tenda, atau dalam kata lain, masih termasuk tempat umum.

"Masuklah, sudah malam."

Taehyung memundurkan wajahnya dan menciptakan jarak yang ideal dari Jennie selepas mengatakan itu. Mengabaikan respon Jennie yang menyiratkan kebingungan, pemuda itu lantas pergi menjauh.

"Apa-apaan itu?!"

***

Sudah larut malam, tapi Jennie belum bisa memejamkan matanya dengan tenang. Perkataan Jongin masih setia menghantui pikirannya.

"Dan aku lebih menyukaimu, Jen."

Benarkah? Apa benar dirinya disukai oleh pemuda yang satu itu? Kalau memang benar, berarti cintanya tidak bertepuk sebelah tangan seperti yang ia pikirkan selama ini? Cintanya terbalas? Harusnya Jennie senang.

Tapi itu tidak terjadi. Karena gadis itu justru termenung dan memunculkan sisi rasa bersalahnya yang diam-diam merayap tanpa alasan jelas. Bahkan, Jennie sendiri tidak tahu ada apa dengan perasaannya.

Pergerakan gelisah dari Jennie rupanya turut dirasakan Lalisa, sampai teman setendanya itu ikut terusik. Pusing seketika diderita Lalisa yang sebetulnya sudah sempat terlelap tadi.

"Ada apa, sih? Kenapa belum tidur? Besok kita masih ada kegiatan, jangan macam-macam!" cerocosnya tanpa napas, bahkan masih mengeluarkan suara parau khas orang bangun tidur.

"A-ah, maaf. Aku hanya tidak bisa tidur," ucap Jennie.

Lalisa merotasi bola matanya malas. "Memangnya ada apa?"

Jennie mengedikkan bahu tak yakin. "Entahlah, aku hanya merasa sedikit–bingung? Tapi aku sendiri tidak tahu dari mana itu bersumber."

Lalisa mengernyit mendengar pernyataan itu. "Taehyung tadi bilang apa saja? Apa dia memberimu teka-teki sampai kau bingung dan tidak bisa tidur karena memikirkannya?"

Alih-alih terjawab, Lalisa justru mendapat delikan dan dibonusi jitakan atas pertanyaan diluar nalarnya tadi. Gadis berponi itu mengaduh, kemudian bertanya dengan isyarat ketika dirinya tidak merasa bersalah dengan apa yang dikatakannya tadi.

Jennie masih mendelik, tapi urung ketika sadar dengan makna ucapan Lalisa tadi. Dan sukses, beban pikirannya kembali bertambah lagi. Berterima kasih saja pada Lalisa dan segala ucapannya.

'Taehyung, ya? Benarkah begitu?'

***

Hai, Moy is back!

Hai, Moy is back!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alien ; Taennie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang