30

475 68 1
                                    

Jennie memutuskan pergi ke apartemen Lalisa sementara saat rumahnya disita. Gadis bermata tajam itu bahkan dijemput langsung oleh Lalisa menggunakan mobilnya. Padahal Jennie sudah bersikeras menolak karena takut merepotkan, dan Lalisa dengan bersikeras pula teguh pendirian, gadis itu bahkan memilih bolos hari ini.

"Apa sungguh tidak apa-apa, Lalisa?" tanya Jennie sekali lagi saat mereka berdua baru sampai.

Lalisa terlihat memutar bola matanya malas. "Ini sudah yang kesepuluh kalinya kau tanyakan, dan jawabanku akan tetap sama. Kau paham?"

Pintu apartemen terbuka ketika Lalisa memasukkan sandinya, menampilkan ruang tamunya yang masih tertata rapi. Jennie terpukau untuk sesaat, sebelum Lalisa menariknya masuk dan menyuruhnya menata barang. Untung saja barang-barang yang Jennie perlukan tidak begitu banyak, jadi tidak memerlukan waktu lama dan tenaga banyak.

"Kau mau makan dulu? Mau makan apa?" tawar Lalisa ketika dirinya sudah berhasil memindahkan dua dus pakaian Jennie ke dalam apartemen.

"Ada bahan makanan?" tanya Jennie yang langsung dijawab anggukan Lalisa. "Kalau begitu, kita memasak saja. Setidaknya, bisa mengurangi pengeluaranmu."

Lalisa yang mendengar itu meringis sebelum menggaruk belakang telinganya. "Kau, 'kan tahu, aku sama sekali tidak bisa dalam urusan dapur. Terakhir kali aku memasak, hasil hangus hanyalah satu-satunya yang kudapatkan."

Jennie terkekeh, kemudian menggeleng geli. "Aku yang memasak, mau mencoba masakanku? Kurasa tidak akan hangus atau membakar dapur, hahaha..."

***

Taehyung berlarian di koridor sekolah, membuat banyak pasang mata tertuju ke arahnya. Tapi ia tak peduli, justru mempercepat laju larinya menuju ruang yang dituju, ruang Kepala Sekolah.

Tok! Tok! Tok!

"Silakan masuk."

Taehyung masuk setelah dipersilakan dari dalam, membuat Kepala Sekolah mengernyit heran ketika melihat muridnya datang menghampirinya dengan napas tersengal. Kalau ditilik dari ekspresinya, ia yakin Taehyung ada hal yang ingin dibicarakan serius. Maka dari itu, ia mengisyaratkan si pemuda agar duduk di kursi yang memang disediakan.

"Ada apa, Taehyung?"

"Apa benar Jennie Kim dikeluarkan?" tanya Taehyung tanpa basa-basi.

Kepala Sekolah itu mengangguk. Raut wajah terkejut Taehyung tidak dapat disembunyikan lagi. Pemuda itu bahkan terang-terangan menatap Kepala Sekolahnya dengan mulut yang lupa dikatup. Baru ia tinggal sehari kemarin, Jennie sudah pergi?

"Kenapa?" tanyanya lagi.

Kepala Sekolah itu menghela napas, sebelum kemudian melepas kacamata yang semula bertengger sempurna di hidung. "Harusnya aku tidak mengatakan ini, tapi karena aku tahu kau seorang agen, mungkin tidak ada salahnya kau turun tangan membantu.

"Ayah Jennie terbukti terlibat kasus korupsi dan penyelundupan narkoba, dan keberadaan Jennie di sekolah ini berpotensi menghancurkan reputasi sekolah. Kalau itu sampai terjadi, pemasukan akan menurun drastis dan pihak sekolah akan mengalami kerugian besar. Mengingat, sekolah ini bukanlah sekolah sembarangan."

Taehyung yang mendengar itu menjatuhkan rahang. "Tapi ini tidak adil! Yang bersalah itu ayahnya, bukan dia! Kenapa dia harus terseret masalah ini?! Aku yakin dia pasti tidak tahu apa-apa tentang ini."

"Ya, kau benar, Taehyung. Tapi dia maupun kau juga tidak bisa egois dalam situasi semacam ini. Resiko yang akan dihadapi kedepannya jauh lebih besar dari pengaruh Jennie tanpa kekuasaan ayahnya. Lagipula, bukankah kau tahu, kalau perusahaan milik Tzuyu sekarang adalah pemilik sah sekolah ini setelah ayah Jennie dilengserkan?"

Untuk yang kesekian kalinya, Taehyung berjengit. "Apa maksudnya? Tzuyu menjadi pemilik sah sekolah ini?"

Kepala Sekolah itu mengangguk. "Ya, proses penyerahan ini dan itu sudah dilaksanakan selama sebulan belakangan setelah ayah Jennie dilaporkan. Dan penyerahan sah baru terlaksana dua minggu yang lalu, tepat seminggu sebelum persidangan selesai."

Berusaha mengesampingkan itu semua dan bersikap tenang, Taehyung mengutarakan keinginannya. "Berikan Jennie keringanan. Izinkan ia ikut ujian, meskipun hanya melalui media online, biarkan ia berkesempatan lulus dan memeluk ijazahnya."

Kepala Sekolah itu terlihat keberatan. Namun setelah melihat raut serius Taehyung dan fakta kalau pemuda itu adalah seorang agen, ia jadi menimbang-nimbang. Sebelum semenit kemudian ia memutuskan menyetujui.

***

Jongin mengepalkan telapak tangannya kuat-kuat, sampai buku-buku jarinya terlihat memutih. Di hadapannya, terlihat layar monitor yang menampilkan Jennie yang sedang memasak bersama Lalisa. Ya, Jongin memang sengaja memata-matai Jennie lewat alat penyadap yang ia selipkan di tas Jennie kemarin. Tepat saat ia dan Nancy mencoba menyiksanya, sebelum Hyunjin datang.

Ia kira, ia bisa membuat Jennie jatuh dan otomatis Taehyung sengsara. Namun ternyata, Jennie tetap baik-baik saja dalam ruang lingkup Lalisa.

"Kurang ajar anak itu!" geramnya dengan kepalan tinju yang kini ia pukulkan ke meja. "Sepertinya aku perlu aksi yang lebih kompleks dari ini. Kyungsoo, siapkan pasukan lebih!"

Pria yang dipanggil 'Kyungsoo' tadi mengangguk, kemudian keluar setelah sebelumnya membungkuk memberi hormat. Menyisakan Jongin yang masih mengepalkan tangannya. Rencananya terancam gagal, terlebih lagi jika Taehyung berhasil membalaskan dendam padanya. Bukan hanya organisasi yang terancam hancur, melainkan nyawanya sendiri bisa menjadi taruhan.

Sudah bukan rahasia umum lagi bagi Pugnator, kalau Taehyung memang harus dihindari. Emosinya ketika kalap dan didukung oleh kemampuan rekayasa hasil eksperimen ayahnya membuat Taehyung bisa semakin menjadi-jadi. Kalau saja Jongin tidak nekat meminum serum tempo dulu, mungkin saat ini ia sudah tiada karena terus menerus diburu Taehyung.

Sesaat, kilas masa lalu berkelebat apik dalam benaknya. Ia tak mau membiarkan musuhnya itu tetap hidup, kalau perlu dibabat habis sampai ke teman-temannya. Tekad dan keinginannya harus terpenuhi, bagaimanapun caranya ia tak peduli.

"Taehyung, Jennie..., tunggu saja. Hidup kalian tidak akan lama lagi, pasangan naif."

***

Chapter ini garing banget aslian.

Chapter ini garing banget aslian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alien ; Taennie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang