-Kalau hanya berniat bermain-main dengan hatiku, jangan tulis namaku dalam daftarmu.-
"Tzuyu? Apa itu benar kau?"
Taehyung mengerjap beberapa kali, memastikan tidak ada masalah serius dengan matanya. Berharap 'Tzuyu' yang di hadapannya ini hanya ilusi, meski terasa sangat nyata. Dan memang nyata.
Gadis cantik yang dipanggil Tzuyu tadi tersenyum. "Iya, ini aku, Kim. Apa kau masih mengingatku?"
Suara anggun mendayu-dayu itu mengalun lembut. Merangsek masuk ke dalam rungu Taehyung, yang kini bahkan tengah mematung. Larut dalam imajinasi dan memori masa lalu. Tzuyu masih terus mempertahankan senyum cantiknya, dan Taehyung merasa darahnya berdesir saat itu juga.
"Ini, untukmu saja." ucap Tzuyu sambil menyerahkan bungkus snack, membuyarkan lamunan Taehyung.
Taehyung tersenyum kikuk, dengan tangan terulur untuk menolak. "Terima kasih, tapi untukmu saja."
"Ekhem! Maaf, tapi apa kalian bisa minggir sedikit? Tubuh kalian menghalangi jalanku."
Taehyung menoleh ke arah belakang, tepat ke arah seseorang yang sudah pasti sangat ia kenali. Jennie Kim, si gadis kucing yang sedang mendorong troli belanja. Dengan pemuda di belakangnya..., tunggu!
"Jongin?" gumamnya dengan mata memicing.
"Taehyung, minggirlah! Kau bukan satu-satunya pelanggan di sini!" Jennie sedikit meninggikan intonasinya, tapi tidak dengan volume suaranya.
"A-ah! Baiklah, silakan." sahut Taehyung seraya menggeser tubuhnya, memberi akses lebih untuk Jennie.
"Kenapa tidak dari tadi?" Jennie mendumal. "Oh, ya. Kalau kau memang berencana berkencan, sebaiknya pilih tempat yang bagus. Supermarket seperti ini bukan destinasi tempat yang cocok untuk memadu kasih kalau kau mau tahu."
Taehyung mematung, merasa tertampar dengan kalimat Jennie. Meski gadis itu terlihat biasa saja setelah mengatakannya. Tidak terlihat terganggu, bahkan terlampau santai.
"Ini tidak seperti yang kau pikirkan, Jennie." ucap Taehyung mencoba menjelaskan.
Jennie mengernyit. "Memangnya aku memikirkan apa? Pandai juga kau kalau bisa membaca pikiranku."
"Maksudku–"
"Jongin, ayo ke kasir. Kurasa ini sudah cukup," sela Jennie tanpa mau tahu apa yang akan Taehyung ucapkan.
Jongin mengangguk takzim. Melirik sekilas ke arah Taehyung yang mematung, kemudian menyeringai dengan tatapan yang menyatakan seolah ia menang. Sementara saja, atau selamanya?
***
Jennie berguling ke kanan-kiri, mencari posisi nyamannya. Kejadian di supermarket tadi terus menghantui pikirannya. Meski sudah berkali-kali ia meyakinkan diri kalau itu sama sekali tidak berpengaruh untuknya.
Tapi di lain sisi, ia penasaran juga. Dan sedikit merasakan perasaan getir yang sebelumnya belum pernah ia rasakan. Bermenit-menit bahkan hampir satu setengah jam ia habiskan hanya untuk memikirkan hal ini. Sampai rasanya, waktu terasa sangat cepat.
Pukul 22.00 KST.
Kalau ia telepon Jongin sekarang, apa pemuda itu masih terjaga? Ia tidak ingin mengganggu, tapi juga ingin mendengarkan suara khas pemuda itu. Gadis itu bahkan tidak ingat kalau dirinya tidak menyimpan nomor Jongin, atau belum?
Insomnia Jennie mungkin sudah mencapai taraf 'hampir akut', sampai rasanya ingin menangis saja karena sulit tidur. Padahal, besok ia berencana ingin lari pagi keliling taman bersama Kuma–anjingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alien ; Taennie ✔
FanfictionTaehyung X Jennie Fanfiction | Baku | Aksi | Romantis | Drama | Alternative Universe Jennie, gadis imut sejuta pesona yang pendiam. Baru merasakan sebegitu diinginkannya oleh seorang pemuda, Taehyung Kim. Pribadinya yang tertutup, membuatnya terasin...