29

441 72 4
                                        

Taehyung kalap. Chanyeol babak belur di tangannya. Jaemin yang melihat itu saja sampai bergidik, sebelum mulai menyingkir menjauh dibanding harus terkena sasaran Taehyung. Pemuda itu akan berubah gila jika sudah dihadapkan dengan musuh.

"Buka mulut! Beberkan semua yang kau tahu tentang Jongin!" perintahnya dengan tangan mencengkeram kerah Chanyeol.

Chanyeol menyeringai meski setelahnya harus meringis menahan sakit di sudut bibirnya. "Tidak akan. Loyalitasku tak perlu diragukan, kau tahu?"

"Cih. Tidak ada gunanya mengabdi pada seorang pembunuh sepertinya!" jerit Taehyung emosi, mendaratkan satu tinjuan di pipi Chanyeol lagi.

Chanyeol mengangguk. "Ya, kau benar. Tidak ada gunanya mengabdi pada seorang pembunuh, tapi bukankah kau juga sama? Kau yang membunuh para anggota kami, bukankah itu juga bisa dikategorikan sebagai pembunuh?"

"Tapi aku berbeda, aku mengabdi pada negara dan hanya menjalankan tugasku!"

"Itu sama. Hanya saja, kau terlindungi karena negara yang mengutus, sedangkan kami tidak. Pada dasarnya, konsep kita sama-sama membunuh."

Taehyung diam-diam mengiyakan. "Sebaiknya kau kubunuh saja agar tidak semakin melantur."

Chanyeol mengangguk. "Ya, bunuh saja aku. Aku lebih baik mati dibanding harus berkhianat. Pengkhianat adalah pecundang, kau tahu itu, 'kan?"

Tanpa berniat membalas perkataan Chanyeol, Taehyung mengeluarkan pisau berukuran sedang yang diselipkan di kantung pada betisnya. Mengulurkan pisau itu pada pipi lawannya, menggoreskannya perlahan-lahan. Chanyeol tersenyum tipis, tubuhnya sudah mati rasa untuk merasakan sakit saat pisau itu menyentuh pipinya.

"Ada kata-kata terakhir?" tanya Taehyung sambil tangannya yang masih terus asyik menggores.

"Tidak. Hanya saja, tuntaskan dendammu." jawab Chanyeol dengan pandangan kosong. Tanpa ekspresi, sampai Taehyung tidak bisa menerka-nerka apa maksud dari perkataannya barusan.

"Maksudmu?"

"Tidak, lupakan. Bunuh aku sekarang."

Taehyung kembali merasakan emosinya memuncak saat jawabannya tidak sesuai harapan. "Cepat berikan aku jawaban yang tepat! Aku tidak menerima jawaban tak jelas seperti itu, Chanyeol!"

"Kalau begitu, akupun tidak akan menjawab. Jadi, semua ancamanmu tak akan berpengaruh apa-apa."

***

"Bagaimana dia bisa terbunuh?!"

Diteriaki seperti itu, tak ayal membuat Sehun tertunduk lesu. Bagaimanapun juga, Chanyeol terbunuh dan dia sebelumnya sudah pernah berjanji pada dirinya akan menjaga seluruh anggota. Kecewa, sedih dan marah pada dirinya tentu sudah jelas. Ditambah dengan kekecewaan dari bosnya, ia merasa tak ada gunanya sekarang.

"Aku tidak mau tahu lagi, nyawa harus dibayar nyawa!" seru Jongin dengan tangan yang kini tengah beralih mencengkeram kerah Sehun.

"Baik, Tuan. Saya akan balaskan dendammu." jawab Sehun dengan suara yang berusaha terlihat biasa saja.

"Aku belum mati, bodoh!"

***

Pertarungan selesai dengan kemenangan di pihak SecrGent karena Pugnator yang tiba-tiba mundur saat Chanyeol didengungkan mati. Mayat Chanyeol sendiri kini tengah diautopsi. Taehyung yang kalap sudah bisa ditenangkan berkat Yoongi yang memukul kepalanya. Pemuda pucat itu geram ketika Taehyung sudah mulai kambuh.

Sementara dari pihak negara, sudah bisa memaklumi tindakan Taehyung dan menganggap itu hanya bentuk dari pembelaan diri sewaktu 'perang'.

"Kerja bagus, Taehyung. Tapi tolong lain kali, kendalikan emosimu. Dan tolong bedakan mana urusan pribadi dan mana urusan khalayak umum." ucap Seokjin selaku yang tertua.

Alien ; Taennie ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang