Hari ini, hari terakhir mereka ada di puncak ini. Menutup segala kegiatan dan drama mereka selama seminggu penuh menjelang kelulusan. Semester terakhir, seharusnya berjalan dengan bahagia seperti semestinya.
Namun, itu tidak berlaku bagi sebagian orang. Termasuk Jennie, sang pelakon utama kehidupannya sendiri, yang membuatnya terkadang pusing. Alur rumitnya ternyata tidak sampai disitu saja, karena Lalisa dan Taehyung menjadi sedikit pendiam dari biasanya. Keduanya bahkan terang-terangan bersikap cuek dengan alasan yang sampai sekarang belum Jennie ketahui.
"Baik, apa semua sudah siap?" tanya Guru Choi dengan suaranya yang lantang di depan barisan para murid.
Jennie menghela napas sebelum membalas dengan suara lantang serempak seperti teman-temannya yang lain. Mungkin sepertinya, ia harus mengenyahkan pikiran-pikiran anehnya untuk sementara waktu. "Sudah, Ssaem!"
Barisan demi barisan maju satu per satu, menapaki jalan setapak yang kini sudah lebih baik dari sebelumnya. Dengan menggendong satu tas besar di punggungnya, Jennie berjalan dengan langkah perlahan, menunggu barisan depan menyelesaikan jalannya.
"Hei, kau tampak murung. Ada apa?" tanya Jisoo dari arah belakang sebelum menepuk pundaknya terlebih dulu.
Jennie menoleh, memberikan senyuman terbaiknya sebelum mengeleng. "Aku tidak apa-apa, Jisoo."
Jisoo berdecak. "Jangan bohong padaku. Kau tidak handal menutupi sesuatu dariku."
"Aku tidak bohong, serius." kilah Jennie, Jisoo menyerah mendesaknya.
Gadis cantik itu akhirnya memilih berjalan di belakang Jennie dibanding berdebat dengan gadis kucing yang satu itu. Sementara Jennie tidak lagi peduli sekitar, fokus pada pikirannya sendiri dengan kaki yang terus melangkah maju. Dan jatuhnya justru melamun.
Tanpa sadar, kakinya tergelincir saat menginjak lumut.
Bruk!
"Hei, hati-hati! Ini bukan lapangan sampai kau bisa seenaknya!" pekik seseorang yang berjalan tepat di depan Jennie, Jihyo.
Jennie tersentak, napasnya berhembus cepat namun berusaha mengaturnya kembali. "Maaf, aku tidak sengaja."
Untung saja, Jihyo tidak mempermasalahkannya lebih lanjut. Jennie juga memutuskan lebih hati-hati dengan Jisoo yang menjaganya dari belakang. Berusaha mengenyahkan pikiran-pikiran anehnya demi menghindari kejadian berulang.
***
Ini aneh. Tidak biasanya Taehyung seperti ini, padahal Jennie sudah menantikan pesan-pesan tak jelas dari pemuda itu hanya untuk memastikan kecurigaannya. Biasanya, pemuda itu aktif mengirimkan pesan-pesan singkat untuk Jennie, yang keseringan diabaikan dan tidak dibalas.
Jennie jadi merasa sedikit–rindu? Entahlah, ia juga tak yakin. Berusaha berpikir positif, dan menganggap itu hanya efek dari keterbiasaan semata, meski ia sendiri juga tidak yakin apa penyebab aslinya.
"Apa aku harus hubungi dia pertama kali? Bertanya lebih awal?" gumam Jennie sambil mengusak rambut basahnya dengan handuk kecil.
Gadis itu baru selesai mandi, dan langsung mengecek ponsel dan berharap ada notifikasi yang ditunggunya. Namun nihil, karena tidak ada satupun pesan dari Taehyung yang masuk, justru Jisoo yang menghubunginya. Tanpa pikirpanjang lagi, tangannya bergerak menyentuh papan pesan dari temannya itu.
From : Soo Eonnie.
"Hei, J. Kau sedang tengkar dengan Lalisa?"
Jennie mengernyit saat membaca rentetan kata yang tertera di layar ponselnya. Apa kata Jisoo? Tengkar, dengan Lalisa? Sejak kapan? Jennie tidak ingat kapan mereka berdua terlibat debat sengit, sampai menyebabkan apa yang Jisoo sebut bertengkar tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alien ; Taennie ✔
FanfictionTaehyung X Jennie Fanfiction | Baku | Aksi | Romantis | Drama | Alternative Universe Jennie, gadis imut sejuta pesona yang pendiam. Baru merasakan sebegitu diinginkannya oleh seorang pemuda, Taehyung Kim. Pribadinya yang tertutup, membuatnya terasin...