-Serupa candra yang memancarkan baswara sewarna perunggu, pancaran binar nayanika itu menancap tepat ke dalam relung sanubari.-
Keesokan harinya, dengan latar tempat sebuah mansion. Tempat tinggal mereka selama menjadi penduduk gelap.
"Kau benar-benar belum bisa menemukannya? Payah sekali," cibir Jongin–yang diketahui sebagai pemimpin Pugnator.
Nancy berdecih sinis sebelum melipat kakinya. "Sudah, aku bahkan menemukannya lebih cepat dibandingkan kau."
"Kata siapa aku belum menemukannya? Aku bahkan sudah menemuinya sebelum kalian semua kuutus."
Nancy merotasikan bola matanya. Sedangkan member lain tidak ada yang menyahut dan lebih memilih sibuk masing-masing. Jongin tidak pernah mempermasalahkan itu, karena yakin mereka tidak akan lalai dalam tugas. Yah, meski terkadang mereka terlalu sulit diatur.
***
Ini aneh. Jennie tidak paham alasannya, ketika Nancy dan Jongin secara bersamaan tidak masuk. Padahal, ia sudah rela datang pagi-pagi dengan semangat dan harapan lebih dalam hatinya untuk bertemu pemuda yang satu itu. Tapi ternyata tidak terkabul.
"Apa kau tahu kemana perginya Jongin?" tanya Jennie pada Jisoo yang kebetulan sedang bersamanya.
Jisoo mengernyit, sebelum kemudian menggeleng pasti. "Memangnya kenapa? Tidak biasanya kau menanyakan hal semacam itu."
Jennie menggeleng ragu dengan tatapan menerawang. "Aku juga tidak tahu."
"Kau menyukainya." tembak Jisoo dengan keyakinan penuh.
"Kenapa kau bisa yakin sekali? Aku saja tidak tahu apa yang tengah kurasakan." sergah Jennie bersungut-sungut.
Jisoo mengedikkan bahu, kemudian mengalihkan pandangannya. Menemukan objek lain yang akhir-akhir ini menyita perhatiannya, meski ia hanya bisa menatap dari jauh. Tersenyum sekilas, sebelum beralih lagi pada Jennie.
"Mungkin, karena aku juga tengah merasakan hal yang sama denganmu, Je." ucapnya, mengundang Jennie untuk menoleh.
Jennie memiringkan kepala dengan keningnya yang berkerut. "Maksudmu?"
Jisoo tersenyum tanpa berminat menjawab lebih. Menyisakan tanda tanya besar bagi Jennie yang masih dirundung rasa penasaran. Baru saja ingin bertanya lebih jauh, Lalisa dan Rose datang menghampiri mereka. Mengacaukan niat Jennie.
"Apa yang kalian bicarakan? Seberapa jauh aku ketinggalan?" tanya Rose dengan suaranya yang khas.
"Tidak ada, tidak sebegitu penting." jawab Jisoo yang masih memperlihatkan senyum tulusnya.
***
"Kau yakin akan meminta Jisoo untuk dijadikan kekasih, Seokjin?"
Seseorang yang dipanggil Seokjin itu mengangguk mantap. Menarik napasnya sekali lagi, sebelum mulai menatap teman-temannya satu per satu. Tersenyum penuh wibawa, kemudian berujar.
"Tenang saja, tugas negara akan tetap menjadi prioritasku."
Seluruh member mengangguk sebelum mengucapkan kata-kata penyemangat, dan Seokjin berlalu berniat menghampiri pujaan hatinya. Kim Jisoo, yang tengah duduk bersama teman-temannya, di kelas yang berjarak beberapa meter saja dari kelas Seokjin.
Tangan pemuda itu menggenggam sekuntum bunga, tanpa apa-apa lagi. Tenang saja, guru tidak akan masuk karena setahu Seokjin, Guru Kang tidak masuk hari ini. Itu satu-satunya alasan ia nekat melakukannya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alien ; Taennie ✔
Fiksi PenggemarTaehyung X Jennie Fanfiction | Baku | Aksi | Romantis | Drama | Alternative Universe Jennie, gadis imut sejuta pesona yang pendiam. Baru merasakan sebegitu diinginkannya oleh seorang pemuda, Taehyung Kim. Pribadinya yang tertutup, membuatnya terasin...