-Cinta yang kau sebut menyenangkan itu mulai mempersulit hidupku. Sampai aku tenggelam dalam lautan kekecewaan tanpa persetujuanku sebelumnya.-
Hari Minggu, dan jadwal Jennie berhasil terpenuhi. Berhasil membawa Kuma jalan-jalan pagi, meski matanya masih sulit diajak kompromi.
"Aku haus, apa yang harus kubeli?" Jennie bermonolog, dengan mata yang mengitari penjuru taman.
Enggan bergerak lebih, gadis itu justru duduk menghampar di bawah pohon. Memeluk Kuma, yang bahkan tidak mau diam. Jennie masih mengatur napasnya, haus tapi malas menggerakkan tungkai kakinya menuju kedai. Maunya apa, sih?
"Hai."
Jennie belum sempat menoleh ketika pipinya terasa dingin. Bahkan belum sempat bereaksi, lawan bicaranya sudah menghempaskan diri, duduk di sampingnya. Jennie tambah terkejut lagi saat menyadari siapa yang menyapanya.
"Jongin?"
Jongin tersenyum saat melihat raut terkejut Jennie. Matanya mengerling jenaka, menciptakan semburat halus berwarna merah muda yang menjalar di sepanjang garis pipi Jennie. Jongin berdeham, berniat mengeluarkan suara sebelum Jennie mendahuluinya.
"Kau sedang apa di sini?" tanya Jennie tanpa bermaksud apapun, basa-basi.
Jongin menggaruk tengkuknya saat canggung menguasai perasaannya. Berdeham kikuk, sebelum menjawab tanpa melihat mata Jennie.
"Berjalan-jalan saja, kau?" Jongin menjawab sekaligus memberikan pertanyaan.
"Aku jenuh, dan memutuskan untuk mengajak Kuma-ku berkeliling. Tidak kusangka akan bertemu denganmu." Jawaban Jennie terdengar polos, sampai-sampai Jongin mengernyit.
"Kuma? Siapa itu?"
Jennie tersenyum. "Anjingku, itu! Yang sedang berlarian."
Jemari Jennie menunjuk ke arah yang cukup jauh dari tempat mereka berdua duduk. Jongin mengikuti arah jari Jennie, kemudian mengangguk beberapa kali sebagai isyarat paham.
"Kau bilang tadi kau jenuh, mau kutemani jalan-jalan?" tawar Jongin mengalihkan topik.
Jennie menoleh ke arah Jongin. Mengangguk menyetujui dengan mengeluarkan senyuman andalannya.
"Ayo!" ucap gadis itu penuh semangat. "Tapi, mau kemana?"
***
Tzuyu kini tengah mempersiapkan diri. Memoles wajahnya dengan bedak tipis-tipis, sebelum menutupi bibirnya dengan lipbalm.
Oh, ya, hari ini, ia ada jadwal. Kencan? Mungkin. Karena Taehyung tiba-tiba mengajaknya semalam, dan pagi ini mereka akan pergi. Jangan heran kalau senyuman Tzuyu terkembang selebar matahari, faktor hati yang berbunga-bunga!
Ting!
Ponsel Tzuyu berbunyi. Dengan segera, ia membuka pesan yang rupanya bersumber dari Taehyung. Ia sampai menggigit bibir bawahnya untuk menahan jeritan yang rasanya sudah ingin menguar.
'Cepat keluar, aku ada di bawah.'
"Cepat sekali!" komentar Tzuyu. "Sebegitu rindunya ia padaku?"
Gadis itu memastikan penampilannya benar-benar paripurna sebelum memutuskan berjalan cepat. Menyusuri tangga, keluar dari pintu mansionnya untuk menemui Taehyung.
"Hai, TaeTae!" sapanya, memanggil Taehyung dengan nama kesayangannya dulu.
Taehyung sempat termenung sekejap, sebelum mulai menguasai dirinya lagi. Menyuruh Tzuyu untuk langsung menaiki motornya, yang tentu saja langsung gadis itu lakukan. Dengan senang hati malah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alien ; Taennie ✔
FanfictionTaehyung X Jennie Fanfiction | Baku | Aksi | Romantis | Drama | Alternative Universe Jennie, gadis imut sejuta pesona yang pendiam. Baru merasakan sebegitu diinginkannya oleh seorang pemuda, Taehyung Kim. Pribadinya yang tertutup, membuatnya terasin...