8) Sasaeng

400 92 10
                                    

Sudah setengah jam Tara menanti seseorang di Authumia Cafe. sebuah cafe dengan desain vintage minimalis tetapi terkesan hidup akibat beberapa tumbuhan hidup yang ada hampir di setiap sudut ruangan. sebenarnya lelaki tersebut sudah jenuh menanti seseorang yang sangat tidak tahu diri seperti ini. bagaimana pun juga, waktu itu sangat berharga bahkan dalam hitungan detik. 

Dalam kepala Tara, jika setengah jam nya ini bisa ia gunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat akan lebih baik dari pada ia menanti seseorang yang tak kunjung datang juga. sebenarnya ia terpaksa menurunkan ego nya sejak semalam. sebab rasa kepo sedang menghantui lelaki itu. 

Bahkan kopi yang pahitnya berkali-kali lipat itu sudah tinggal setengah. lama-lama Tara akan berulumut karena rasa kesalnya. kesal karena setiap pintu cafe terbuka bukan menunjukkan sosok yang ditunggu tetapi orang lain.

Tapi, setelah 10 menit lelaki itu menanti lebih lama lagi. tetap saja, sosok yang ditunggunya tak kunjung muncul dan menampakkan wajah. awalnya Tara berniat tak akan mau membahas apa pun lagi dengan gadis itu, jika tidak ada pesan dari Arta.



Arta

Leona nyulik Cheryll


Dengan begitu, Tara bergegas pergi meninggalkan kafe dan setengah kopi pahit yang ia pesan tersebut. tak peduli dengan tatapan penuh tanya banyak orang yang melihatnya tergesa-gesa seperti itu. pasalnya, di dalam pikirannya hanya dipenuhi rasa was-was terhadap Leona. bagaimana pun juga, lelaki itu mengenal bagaimana kejamnya Leona -- hasil penyelidikannya.

Flashbak on

Di kediaman rumah mewah elegan milik Arta itu akan menjadi basecamp di saat-saat genting seperti ini. biasanya bagaimana? biasanya keempat lelaki itu lebih memilih menjadi beban tanggungan keluarga Ovin. bukan karena rumah Ovin mewah, besar dan sangat lengkap layaknya istana kerajaan Inggris. tetapi, rumah Ovin lebih seru untuk ajang mengotori rumah lelaki tersebut. sebagai bentuk kesetiakawanan mereka berempat, jadi Tara, Jov, dan Arta akan membantu adik kecilnya Ovin untuk mengotori lantai rumah. 

Ovin itu anak pertama dari empat bersaudara. di bawahnya, ia memiliki seorang adik perempuan cantik yang juga tengah berkuliah di universitas yang sama dengan nya.

Kembali kepada rumah Arta yang lebih bisa dikatakan seperti sebuah markas badan intellijen itu tetap membuat mereka takut ke sana kecuali Tara yang hanya menunjukkan wajah lempengnya saja. As expected dari seorang Zatara.

"Rumah lo ga bisa diubah jadi lebih hidup lagi Ar?" keluh Ovin sambil memegang lengan Jov dengan raut khawatirnya yang di dramatisir.

"Iya Ar, serem banget njir. rasa masuk ke rumah hantu" -- Jov.

"Hati-hati Pin, Jov. biasanya ada aja suara anak-anak kedengeran kalau lagi sunyi" iseng Arta sambil menahan kikikannya.

"Lo jangan nakut-nakutin dong Ar" todong Ovin sambil mengeratkan pegangan di lengan Jov.

"Jangan erat-erat Pin, penakut banget lo" -- Jov.

"KAYAK LO ENGGA AJA BAHARUDIN!!" -- Ovin.

"YA LO GA USAH BAWA-BAWA NAMA BAPAK GUE JUGA!!" -- Jov.

"LO BISA GA SIH GA TERIAK-TERIAK DI RUMAH GUE?!!!" -- Arta.

"LO KAN JUGA TERIAK BAHLUL" -- Ovin.

"TAPI KAN KALIAN YANG MULAI ANYING!" -- Arta.

Jov yang berada di antara dua manusia yang memiliki frequensi suara menyamai lumba-lumba itu bisa pasrah menutup telinga seraya berdo'a bahwa gendang telinganya baik-baik saja. jika ada kerusakan, bisa dipastikan ia akan menuntut Arta dan Ovin detik itu juga.

Rain In Summer || JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang