Rumah megah yang terletak jauh dari hiruk-pikuk ibu kota cukup untuk tempat persembunyian. Rumah megah berdesain Eropa klasik dengan tiang-tiang tinggi berwarna merah bata itu dipahat dengan ukiran Yunani kuno. Pagar yang di lilit tanaman mawar hitam benar-benar membuat aura rumah itu mencekam sekaligus indah.
Tanpa orang-orang ketahui, rumah itu adalah tempat persembunyian Leona selama menjadi incaran kepolisian akibat upaya penculikan dan pembunuhan secara berencana terhadap Cece.
Kini, rumah megah itu kedatangan sosok yang tak kalah elegan dengan bangunan itu. Surai hitam panjang dengan sebuah topi pantai berwarna hitam sehitam rambutnya dengan hiasan mawar hitam itu membuat gadis yang baru saja masuk ke dalam kediaman itu menarik perhatian para maid untuk membungkuk.
Sosok Abhisa Madhulekha Baqiya yang selama ini kita kenal sebagai Sasa itu tersenyum sinis menatap sosok perempuan yang juga balas menatapnya tajam dari arah tangga dengan gaun hitam.
"Hai, Buronan." Sapanya sambil melepas topi itu dan tersenyum lebih tajam dari sebelumnya.
Sedangkan sosok yang dipanggil hanya berdecak dan berkacak pinggang dengan arogan. Seolah menunjukkan bahwa ini adalah teritorialnya.
"Uwow, calm down baby. I'm not going to report you or are you scared of something?"
"I'm not that weak. Follow me!" Lalu ia berjalan kembali ke lantai dua diikuti oleh Sasa yang mengekori dengan santai di belakang Leona. Koper dan topi nya ia tinggalkan begitu saja di depan sana untuk dipungut oleh para maid.
Dan disinilah kedua nya berada, dalam sebuah ruangan gelap dengan sebuah layar putih yang menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh Cece dan Tara secara bersebelahan. "I know you have those powers but it's wonderful." Girang Sasa menatap Leona.
"Gue mengajak lo kesini bukan buat memuji gue. Tapi pekerjaan lo lalai! Bisa-bisanya Arta nangkap pelaku teror Cece dan Tara balikan sama mantan nya!" Hardik Leona begitu saja dengan tatapan mata merah marah.
"Lo pikir itu gagal? Hahahahahaha. Gue ngejebak Julia disini." Jelas Sasa tak kalah sarkastik pada Leona.
Lalu, Sasa kembali menyambung kalimatnya, "Julia itu dibawah kendali gue, orang yang ditangkap Arta itu adalah anak buah Julia tapi gue yang suruh."
Sedangkan Leona malah terkekeh dan berjalan menatap Sasa.
Plak!
Satu tamparan mendarat di pipi Sasa dengan kuat, bahkan jejak merah telapak tangan Leona masih jelas.
"Lo pikir rencana lo begitu sempurna? IYA?! GILA LO! ARTA GA SEBEGOK ITU DAN JULIA JUGA GA SERENDAHAN ITU BANGSAT!"
Sasa memegang pipinya yang terasa kebas itu dan tertawa sekeras-kerasnya, "Hahahahahahahaha. Leona, ingat ya, lo ga bisa apa-apa kalau ga ada gue di luar sana. Jadi ga usah belagu lo jadi kakak. Uppss maksud gue kakak tiri." Lalu Sasa pergi begitu saja meninggalkan ruangan itu dengan kondisi emosi Leona yang memuncak.
"Aaarrgghhhh!" Frustasi nya. Sedangkan Sasa di balik pintu tersenyum puas dengan reaksi Leona. Semuanya sudah di bawah kendalinya. Termasuk Cece dan Arta.
Mbak Cece
Saa, sebentar lagi liburan semester berakhir
Mbak mau bawa oleh-oleh khas Bandung
Kamu mau?
See? Bahkan Sasa bisa bikin sosok Cece simanusia jenius sasing itu tunduk dan sayang pada dirinya.
Maaaauuuuu mbaaakkk
Aduuuhh mbaakk like aku mbaakk
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain In Summer || Jaemin
FanfictionBaik Cheryll atau akrabnya dipanggil Cece itu juga memiliki masalah dalam hidupnya. Permasalahannya dengan mantan sahabatnya yang tak pernah selesai. Begitu juga dengan Tara yang tak pernah bisa berdamai dengan kejadian masa lalunya. Dibawah hujan m...
