We always live where the evils someday will be tackled down by the angles... Kisah berulang tentang bagaimana kegelapan yang akan dikalahkan cahaya, keburukan yang akan berakhir dengan rasa bersalah di hadapan orang yang berbuat baik, atau bagaimana sosok Cheryll Loveanda Denissa dengan gagah berani turun begitu saja dari mobil dan berlari ke dalam rumah tua yang terlihat tak berpenghuni tersebut.
Cece mengenali rumah ini. Rumah lama milik keluarga mendiang mama nya Leona. Satu-satunya peninggalan yang tersisa, mungkin? Cece tidak tahu pasti sejak kapan rumah tua ini berakhir sangat angker dari luar, mungkin saja sejak kematian mama nya Leona.
"Well...well...well. Gue ga nyangka lo bakalan ke sini, sahabat baik? Hahahahaha." Jovanka langsung merasakan perasaan tak nyaman dari aura hitam pekat milik Leona yang entah kenapa, "Aura nya bau kerak neraka." Komentarnya sambil berbisik pada Jov yang berakhir dicubit oleh kembarannya tersebut. "Jaga mulut lo, soalnya bau kerak neraka!"
Aksi pukul-pukulan kecil antara Jov dan Jovanka tentu menarik atensi Leona yang menatap sinis pada Cece. "Enak ya sekarang, lo punya pangeran berkuda putih sama abdi-abdi setia pangeran lo." Cece hanya bisa menggenggam ujung bajunya saja. Banyak kata yang ingin ia sampaikan tetapi lidahnya terlalu kelu untuk berucap.
Tetapi, satu hal yang bisa Cece berikan pada Leona, surat yang sempat di tulis Sarah pada malam hari di rumahnya. Surat yang dialamatkan untuk Leona.
"Gue kesini cuman mau ngasih ini, dari Sarah." Ada raut wajah tidak nyaman dan sendu terpatri untuk sesaat. Cece mengenal ekspresi itu, ekspresi akan rasa bersalah dan juga rona biru yang dirasakan Leona.
Gadis yang selama ini mengirimkan berbagai hal padanya, entah kenapa Cece merasa bukan niat jahat yang ia temui atau tanya yang selalu berjalan di kepalanya tentang kenapa. Tetapi, rasa penasaran tentang hari-hari yang Leona jalani, apakah gadis itu masih suka memilih makanan? Atau bagaimana rasanya hidup tanpa siapa pun yang dapat dipercaya?
Banyak sekali yang pertanyaan yang muncul dari isi kepala Cece. Namun, tak satupun kata keluar dari mulutnya.
"Well, karena lo udah baik hati ke sini nganterin milik Sarah. Why don't we talk as a bestfriend, Cheryll?" Ada penekanan pada kata bestfriend tersebut yang membuat Tara, Jo, dan Jovanka hendak berjalan maju ke depan hendak memaki Leona, tetapi permintaan Cece yang keluar tidak terduga itu membuat ketiganya memilih menunggu di teras rumah Leona. "Berhenti!"
"Ce, dia berniat buruk sama lo." Tuduh Jovanka yang membuat Leona tertawa. Bagi Cece, itu bukanlah tawa bahagia atau rasa bangga, tapi tawa miris yang sudah menemani gadis tersebut.
"Jovanka, gue tau niat lo baik. Tapi, please biarin kita berdua nyelesaiin masalah ini."
"Cheryll, you can go. I know you are strong." Kalimat dari Tara tersebut sukses membuat Jo melongo bagai meme-meme Jeno NCT kesukaan Jovanka dan Wisha.
Akhirnya Cece mengikuti langkah kaki Leona ke dalam rumah tua tersebut. Melihat bagaimana aksitektur dan posisi barang-barang yang tak banyak berubah tetapi masih bersih membuat Cece yakin bahwa Leona sering membersihkan rumah ini.
Tentu saja Leona mengenali tulisan tangan ini. Bagi Leona, Sarah bukan hanya tangan kanan nya, tetapi juga saudara tak sedarah yang selalu menerima semua kelakuannya walau Leona tau, bahwa Sarah layak mendapatkan teman yang lebih baik lagi. Tetapi entah kenapa, Sarah tidak pernah meninggalkannya sama sekali.
Teruntuk Nona Leona
Bagaimana kabar Nona? Saya harap Nona selalu baik-baik saja. Jika Nona sudah membaca surat saya, maka saya sudah tidak ada lagi di dunia ini. Ketika saya sudah tidak ada, saya harap Nona tidak merasa sendirian ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain In Summer || Jaemin
Fiksi PenggemarBaik Cheryll atau akrabnya dipanggil Cece itu juga memiliki masalah dalam hidupnya. Permasalahannya dengan mantan sahabatnya yang tak pernah selesai. Begitu juga dengan Tara yang tak pernah bisa berdamai dengan kejadian masa lalunya. Dibawah hujan m...