28) Borgol

178 46 22
                                    

Kelamnya malam Jakarta tak mengundang gulita dalam tawa mereka, mereka masih sama, berkumpul untuk saling berbagi cerita, hanya saja ada yang berbeda, Julia dengan semua keahlian mulutnya, mendominasi cerita. Cerita basi dan memuakkan yang pernah Riu dan Wisha dengar. Sedangkan Cece, ia memilih menjadi pendengar kala ada yang bercerita. Padahal, semuanya tahu bahwa Cece merasa tidak nyaman dengan Julia.

Alasan klasik yang sering kali menjadi dalang ketidak enakan antara dua gadis, 'cemburu.'

"Ih, kalian ga tau aja kemaren Tara ngajak aku ke bukit yang bisa lihat banyak lampu-lampu di pinggiran kota." Tepat mata binar Julia mengatakan itu, Cece tersedak ketika meminum gree tea latte kesukaan gadis itu.

Rasanya, latte yang ia minum tak se-sedap biasanya, lidahnya pasi untuk mengecap rasa ketika mendengar tempat penuh memori indah yang terjadi antara dirinya dan Tara. Lalu, sekali lagi, bayang-bayang mereka berciuman malam itu menusuk ulu hatinya. Katakan pada semesta bahwa Cece tengah cemburu buta. 

"Gue ke toilet sebenta ya." Pamitnya.

Cece tidak pernah merasakan bagaimana jatuh cinta yang sebenar-benarnya, menyelami relung terdalam seseorang, tenggelam dalam tatapan tak terdefinisikan hingga lisan yang tak pernah bisa ramah seperti sebelumnya. Semuanya kaku setiap Cece mendengar nama Tara. Seolah-olah otaknya merespon untuk memperlambat dan mengacaukan segala hal. Saraf sensorik dan motoriknya enggan untuk memerintahkan otaknya berkerja. Lalu, semuanya hanya akan seperti manusia yang tengah menekan tombol pause pada sebuah drama.

Ketika di depan wastafel, Cece melihat seorang wanita paruh baya yang menurutnya lebih cantik dari seorang model papan atas bahkan artis kpop kesukaan Riu. Perempuan dengan rambut hitam legam panjang, wajah kecil yang menawan. Seolah-olah semuanya adalah bentuk keindahan dan anugrah. Seperti seorang bangsawan saja.

"Saya rasa untuk memperhatikan orang lain dengan tatapan seperti itu, kamu bisa dituduh berencana untuk mencelakai saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya rasa untuk memperhatikan orang lain dengan tatapan seperti itu, kamu bisa dituduh berencana untuk mencelakai saya." Cece tertohok dan segera membungkuk untuk meminta maaf. "Maafkan saya Tante, saya tidak bermaksud seperti itu, tetapi saya merasa bahwa Tante sangat cantik."

Sedangkan wanita itu terkekeh melihat reaksi yang dilihatnya, raut panik dan bersalah itu membuatnya terlihat lucu. "Saya memang cantik sedari dulu, tapi sayang, saya menyalahgunakan kecantikan saya."

Cece bingung dengan perkataan wanita itu, sampai saat seorang perempuan kecil yang tak kalah cantiknya keluar dari bilik kamar mandi memanggil wanita itu, "Mama! Aku udah selesai, ayok pulang lagi."


"Oke, mari kita pulang." sambil merangkul pundak anaknya dengan bangga, Cece yang melihat itu seketika merindukan ibu nya yang sudah berbeda dimensi dengannya.

Tapi,  pandangan gadis itu tertuju pada Cece, "Ma, kakak ini siapa?"

Cece tersenyum ramah dan ikut berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan si gadis kecil itu, "Hai, aku Cheryll. Kamu bisa panggil aku kak Cece. Kalau kamu?"

Rain In Summer || JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang