Selayaknya acara makan malam keluarga yang biasa dilakukan demi menjodohkan kedua keturunan itu, Wisha tentu saja kaget saat melihat bahwa Jov akan menjadi calon pendampingnya. Wisha tak pernah menyangka sama sekali bahwa candaan papa nya tentang perjodohan itu benar adanya.
Jov sudah menduga bahwa Wisha akan benar-benar terkejut saat mereka saling bertatapan, netra hitam itu tiba-tiba membesar seolah menyiratkan rasa kejut tak terprediksi sebelumnya.
Hanya obrolan para orang tua yang memdominasi tentang perusahaan, saham, arisan, rencana shopping dan sebagainya. Hingga satu kalimat membuat Jov mendidih saat melihat Wisha diperlakukan seperti itu, yang tak pernah laki-laki itu tau sebelumnya.
"Wisha itu satu-satunya anak perempuan saya, jadi dia yang paling rendah kualitasnya dibanding kedua kakak laki-laki nya. Tapi gapapa, dia juga bakal jadi ibu rumah tangga juga lagian. Ga guna juga sekolah tinggi-tinggi" kedua orang tua Jov kaget tetapi tetap memaksa senyumannya agar tidak melukai teman lama nya itu, yang tidak pernah berubah sama sekali.
Wisha malu. Hanya itu dan dia ingin sekali pergi dari sana sekarang juga.
Saat suasana hanya dipenuhi tawa khas bapak-bapak yang selalu memerankan tokoh antagonis dalam sudut pandang Jov. Sangat memuakkan.
Tetapi,
Zatara is calling...
Awalnya Jov mengernyit heran tetapi ia langsung meminta izin untuk mengangkat telfon tanpa memberi tahu bahwa yang menelfon itu Tara pada keluarga Wisha.
"Kamu itu udah mau dijodohin masih saja berhubungan sama cewek lain", todong papa Wisha.
"Pa!" Suara Wisha sedikit naik seolah seperti bentakan yang membuat papa Wisha hanya terkekeh.
"Bahkan saya bercanda dengan anak bapak saja seperti itu putri saya sudah memarahi saya"
Papa Jov benar-benar ingin membaku hantam teman lama nya ini yang makin hari ternyata makin brengsek. Tetapi, mama Jov memegang tangan suaminya agar tetap tenang dan tidak tersulut sama sekali.
Jov berdecih dan mengabaikan telfon Tara, "Om saya tau om tua dari saya tapi kelakuan om ga lebih dari anak sd yang kekanak-kanakan"
"MAKSUD KAMU!!"
"Maaf om saya hanya bercanda. Wisha ayok pergi, Tara ngajak ngumpul bareng"
Layaknya gentleman seperti umumnya, Jov meraih pergelangan tangan Wisha agar membawa gadis itu pergi dari tempat yang memuakkan itu.
Jov kira Wisha akan menolak gandengan tangan dirinya, tetapi gadis itu hanya diam dan berjalan menunduk di belakang Jov. Awalnya Jov kira Wisha akan baik-baik saja sampai suara isak tangis mulai terdengar.
Gadis itu terluka secara mental dan entah kenapa Jov sangat benci jika ada orang disekitarnya yang menangis.
"Maaf" lirih Wisha masih dengan suara parau nya.
"Maaf karena lo harus dijodohin dengan gue yang ga utuh"
"Lo baik Jov, tetapi gue ga bisa karena keluarga gue berantakan"
Seperti raungan kesakitan hingga badan Wisha bergetar hebat, gadis itu malu bercampur rasa sakit yang tak pernah ia ceritakan pada siapa pun. Bukan karena ia tak ingin bercerita tetapi waktu selalu membuat ia tak bisa bercerita pada Riu dan Cece.
Jov akhirnya berbalik badan dan merengkuh tubuh Wisha yang lebih kecil dari nya. Tak ada komentar apapun, sebab Jov tahu bahwa Wisha hanya ingin menumpahkan semua beban nya lewat tangis yang ia tahan selama ini.
"Gue...gue benci terlahir dikeluarga gue Jov"
"Gue selalu diperlakukan rendah oleh saudara bahkan orang gua gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain In Summer || Jaemin
ФанфикшнBaik Cheryll atau akrabnya dipanggil Cece itu juga memiliki masalah dalam hidupnya. Permasalahannya dengan mantan sahabatnya yang tak pernah selesai. Begitu juga dengan Tara yang tak pernah bisa berdamai dengan kejadian masa lalunya. Dibawah hujan m...
