Kembali lagi pada situasi dimana Cece dan Tara berada di kamar Tara dengan dalih Tara untuk menyelesaikan penelitian mereka. Entah kenapa, Tara memilih berbohong agar gadis ini tetap berada disekitarnya. Ada gejolak aneh yang membuat Tara sangat asing dengan degupan ini. Apalagi jika ia mencium wangi bunga rosemary yang memang ciri khas Cece.
Dan wangi itu, telah menjadi salah satu wangi favorit Tara. Tanpa laki-laki itu sadari.
Bahkan cerita masa lalu Cece tentang gadis itu yang hampir menjadi korban pun membuat Tara penasaran. Siapa pelakunya? Apa motiv nya? Serta, siapa yang membantu Cece?
"Siapa?"
"Apa yang siapa?"
"Yang nolongin lo waktu itu?"
"Dia ga ngasih tau namanya" guratan sendu di wajah Cece dihias sedikit senyum miris itu membuat Tara merasa tak enak. Lelaki itu tau bahwa ia baru saja membuka luka lama Cece yang menganga dan dikubur hidup-hidup.
Sekarang Tara tau, Cece bukan lah gadis yang terlihat seperti mama nya. Sebab Cece tak ingin menyerahkan mahkota berharganya begitu saja. Tidak seperti perempuan yang benar-benar membuat Tara selalu mendidih. Laki-laki berekspresi seperti kutub utara itu menjadi yakin bahwa Cece bukan lah gadis jahat.
Gadis ini terlalu baik hingga nasib nya saja yang tak pernah baik.
"Sebenarnya, gue juga kurang tau siapa dia. Waktu itu dia pakai hoodie dan wajahnya terhalang cahaya matahari"
Suara Cece gemetar, jelas sekali gadis itu sangat takut dan menahan bayang-bayang kelakuan keji itu hingga membuat Cece refleks menggenggam erat pakaian nya.
"Maaf, ga usah cerita" ujar Tara kemudian membereskan hal-hal yang berserakan di kamarnya itu agar rapi kembali.
"Gue lemah ya?" Tanya Cece. Tara yang sedang meletakkan buku-buku miliknya agar kembali ke tempat semula terdiam sesaat dan menghela nafas.
"Lo ga lemah. Lo cuman trauma"
"Gue trauma karena gue lemah. Orang kuat pasti bisa bangkit dengan baik. Pasti bisa melawan rasa sakitnya, terlihat biasa saja. Bahkan, mereka bisa terlihat damai"
"Jangan lihat hidup orang lain, ga selamanya apa yang lo lihat itu yang sebenarnya. Punya trauma, nangis, luka dan segalanya bukan berarti lemah, yang lemah itu orang yang ga bisa ekspresiin apa yang dia inginkan dan tangisi" tepat kalimat itu selesai, buku yang disusun Tara pun selesai membuat Cece merasa bersalah.
Sedangkan Tara seperti terlihat bersiap-siap karen lekaki itu mengambil sebuah sweater berwarna pink dan putih gading itu. Cece yang melihat itu merasa sebagian dari diri Tara adalah strawberry smoothie. Manis dan lembut saat dirasakan.
Hanya saja, ia ditaruh di dalam kulkas makanya jadi dingin.
"Thanks Tara. I hope, someday you will find a right person to make sure you will survive in thia world" batin Cece.
"Kita makan dulu sebentar" ucap Tara yang mendapat gelengan oleh Cece.
"Ga usah, gue udah makan tadi kok"
Tetapi, Tara seolah-olah tak mendengar sama sekali, sehingga laki-laki itu mengambilkan sepiring nasi dengan mie di atasnya. "Pilih lauknya sendiri" kemudian laki-laki itu juga mengambil untuk dirinya.
Keduanya makan dalam keheningan kecuali pirin, sendok, garpu dan air yang dituang ke dalam gelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain In Summer || Jaemin
FanfictionBaik Cheryll atau akrabnya dipanggil Cece itu juga memiliki masalah dalam hidupnya. Permasalahannya dengan mantan sahabatnya yang tak pernah selesai. Begitu juga dengan Tara yang tak pernah bisa berdamai dengan kejadian masa lalunya. Dibawah hujan m...
