Selesai acara tukar cincin pertunangan dan menyerahkan seserahan, acara dilanjutkan dengan sesi foto keluarga bersama. Kedua pihak keluarga inti dari pasangan diperkenankan hadir ke depan, termasuk saudara-saudara kandung sekalipun.
"Aku kesana dulu ya, semuanya." Ucap Alia pada Jason, Bertrand, dan Tiara untuk izin ke depan ikut sesi foto.
"Ok, Alia." Jawab semuanya kompak.
Alia berlalu. Ia sebenarnya agak susah berjalan menggunakan gaun. Jadi terpaksa ia mesti jalan pelan-pelan demi menghindari kecelakaan saat berjalan, seperti misalnya jatuh, euyy, kan ngga lucu jatuh di hadapan orang banyak.
"Papa." Alia menyalami tangan kanan sang papa, lanjut mamanya.
"Kamu duduk dimana daritadi?" Tanya sang papa.
"Itu pa, agak di belakang sama teman-teman Alia. Kak Bertrand juga disana."
"Owh, kirain kamu baru datang."
"Ya ngga lah pa, hehe."
"YAUDAH, SEMUANYA, MULAI ATUR POSISI YA. ANAK-ANAK BISA DI DEPAN PASANGAN, ORANG TUA BISA DI SEBELAH PASANGAN," Perintah si tukang foto.
Karena Alia agak pendek, jadilah ia di depan sang kakak, tidak terlalu menghalangi kok kalau Alia sedikit bergeser kesebelah.
"NAH, BEGINI JADI LEBIH KELIATAN." Atur si tukang foto.
"SIAP YA, 1, 2,.."
CEKREK!!!
"Kak Bertrand kenapa ngga ikutan kak?" Tanya Tiara.
"Ngga usah lah, udah Alia mewakili."
"Laaah, emang boleh diwakilkan begitu?"
Bertrand hanya mengangkat bahunya enteng.
"Menurut gue, Alia sangat dekat dengan papanya ya. Liat deh caranya bicara, ketawa, bercanda, gue harap, Alia bisa terus bahagia kayak gitu." Ujar Jason memperhatikan Alia seksama.
"Alia itu sahabat pertama aku yang aku kenal periang. Pembawaannya selalu santai, dan peduli. Aku juga turut bahagia kalau dia bahagia." Lanjut Tiara.
"Haah, kalau saja jadinya ngga gini. Mungkin, gue bakalan bersaing sama lo, Jas, buat dapatin Alia sekarang." Bertrand ikutan berkomentar.
Tiara dan Jason menoleh ke sumber suara.
"Eeh kak Bertrand," Tiara agak mendorong bahu Bertrand "Jangan sampai kayak dulu lagi!"
"HA HA HA HA, ngga lah gue bercanda. Serius banget muka kalian, HA HA HA HA,"
"Heuuuh!! Ga lucu!"
Alia kembali menemui teman-temannya,
"Hi!! Idiiihh, baru ditinggal sebentar aja muka kalian udah pada masam begini. Kenapa, bosan ya disini? Mau jalan-jalan ke luar ngga? Acara udah bebas kok sekarang."
Bosan ya sudah tentu. Secara daritadi sudah 4 jam lebih hanya duduk. Dengerin ceramah, nontonin acara sampai akhir. Dan sekarang mereka berempat memilih untuk jalan-jalan keluar gedung, mencari udara segar.
Di luar tidak terlalu panas. Beberapa awan kelabu mulai tercipta, dan diprediksi akan hujan.
Tiara dan Alia sibuk saling foto dengan memanfaatkan background yang ada. Sebenarnya boleh pakai background tunangan di dalam gedung. Cuma lagi ramai. Tiara males harus desak-desakan. Jadinya background pepohonan cemara deh. Instagrammable juga kok;)
Lalu, Bertrand dan Jason. Mereka terlihat seperti sedang mengobrol serius.
"Gue udah banyak denger cerita tentang Alia dari bokap yang juga bokapnya Alia. Dari awal perpisahan itu. Bokap bilang, dia terpaksa ninggalin Alia dan keluarganya hanya demi gue dan nyokap gue, karena kita hanya tinggal berdua. Yaa mungkin nyokap gue ngerayu waktu itu buat dinikahin dan ninggalin nyokapnya Alia. Baru-baru ini gue tahu hubungan nyokap gue sama bokapnya Alia ternyata udah lama banget, dari awal-awal nyokap kerja di kantornya bokap. Yaa mereka cinlok, terus, terjadi hubungan diam-diam. Kalau dipikir-pikir, bokap sama ya kayak gue. Apa mungkin kisah mereka itu adalah gambaran kehidupan gue di masa depan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESI[COMPLETED]
Teen Fiction"Obsesi ini tak mampu kuhindari. Dia yang memulai wajarkah dia yang mengakhirinya juga?" Fyuuuh-,-sudah lelah rasanya hanya berkoor pada diri-sendiri tanpa sesiapapun yang tahu keadaan diri yang mengalami. Terkadang solusi terbaik hanya bisa memanda...