BAG.2

373 38 0
                                        

Pandangannya tak bisa lepas dari seorang gadis yang tengah memainkan piano dengan lihai itu, dan bahkan ia tak sadar temannya memanggil ia daritadi.

"Jason!! Fokus bro, lo kenapa jadi lupa kunci gitarnya sih? Yang bener dong mainnya, semuanya, tolong fokus." Dumel Ronald kali ini.

"Ini juga kitanya udah fokus kak Ronald, gara-gara kak Jason nih beda nada mainin gitarnya kita jadi ikutan ga fokus." Dumel Vanessa tak kalah cempreng.

"Sorry sorry guys, gue kurang fokus. Sorry,"

"Eh, lo gapapa bro? Kalau lagi emang ga bisa fokus, kita udahan dulu aja latihannya, gimana guys? Kasihan Jason nih semalam dia habis begadang juga soalnya nemenin bokapnya di rumah sakit." Saran Ronald.

"Apa? Bokapnya kak Jason masuk rumah sakit lagi?" Pekik Devi tak percaya.

"Iya Vi, kemarin gue juga yang sempat bantuin Jason mengajak bokapnya ke rumah sakit." Jelas Ronald.

Suasana yang tadinya ceria dan penuh keakraban, berubah menjadi sunyi dalam sekejap saja akibat cerita dari Ronald terhadap keadaan Jason kemarin malam. Semua menaruh rasa kasihan padanya, dan Alia, dirinya bahkan hampir berkaca-kaca kedua matanya.

"Heemmm, maaf semuanya, aku harus keluar dulu." Alia berlalu keluar ruangan demi menyembunyikan keadaannya saat ini. Ia tidak mau sampai menangis di depan mereka.

"Eeh Al, lo mau kemana?" Teriak Tiara menyusul temannya itu.

"Udah lah, nanti sore aja lanjutin latihannya di rumah gue. Gue juga mau belajar dulu nih, nanti ada ulangan katanya." Ujar Ronald.

Satu persatu berlalu meninggalkan ruang musik, terkecuali Jason dan Devi. Mereka masih betah untuk duduk di tempat mereka sedari tadi.

Sempat hening beberapa saat. Dan Devi mulai membuka obrolan di sebelah Jason yang menundukkan kepalanya pasrah. Devi menepuk-nepuk punggung Jason.

"Kenapa kamu ga ngasi tau aku soal keadaan papamu?" Tanya Devi menunggu jawaban Jason.

Jason tak menjawab pertanyaan Devi, ia lalu beranjak dari duduknya, berlalu meninggalkan ruangan itu.

***

Ingatan Alia tak bisa lepas dari cerita Ronald tadi terkait papanya Jason. Ia jadi teringat sang papa dan benar-benar sangat merindukannya. Ia bahkan tidak tahu bagaimana keadaan sang papa setelah mereka tidak tinggal satu atap lagi.

"Al, lo gapapa?" Tanya Tiara di sebelah Alia berusaha memahami perasaan gadis itu.

Alia hanya menangkup wajahnya dengan buku dan tak ada jawaban sama sekali.

Tiara jadi khawatir, tiba-tiba saja Alia bersikap seperti ini. Jadi ia tak banyak bertanya lagi, ia hanya mencoba menenangkan gadis itu dengan mengusap-usap punggungnya lembut.

***

Siang ini saat jam pulang sekolah.

"Alia!!" Panggil seseorang dari belakang.

"Kak Ronald?" Ronald berlari menghampiri Alia sebelum ia berjalan semakin jauh.

"Al, aku boleh minta nomor whatsapp kamu ngga? Biar sekalian aku masukin kamu ke grup band kita." Ujarnya.

"Grup band?"

"Iya Alia. Yang tadi kita latihan di ruang musik sekolah, kita itu sebuah grup band musik."

"Ta-tapi, aku baru gabung sama kalian, dan aku juga belum begitu pandai bermain alat musiknya,"

"Al, Tiara mempercayai kamu sama kita. Walaupun kamu masih baru disini, tapi kamulah anggota yang selama ini kita cari."

OBSESI[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang