BAG.Sensitif

240 17 1
                                    

Kenapa aku nyebutnya bagian sensitif?

Jadi gini, di bagian kali ini aku ngga akan ngelanjutin ceritanya dulu, melainkan aku mau berbagi sedikit cerita sama kalian. Ini real, kisah nyata, datang dari kehidupan asli seseorang. Terserah nanti kalian mau nanggapinnya kayak gimana, yang jelas, aku berbagi cerita ini hanya semata-mata untuk curhat, iya, tertuju pada kalian semua, readers yang hadir di bagian kali ini. Kalau ngga minat baca, bisa skip:) se'simple itu. Nanti kalau ada yang mau pakek story nyata ini buat bahan cerita kalian, boleh banget;) so, stay tune*

Jadi aku punya sahabat, cewek, bilang aja namanya Sisi. Aku udah lumayan lama banget bersahabat sama Sisi ini, dan bahkan sisi buruknya Sisi aja aku sampai hafal saking seringnya sama dia kemanapun, dan selalu curhat masalah hidupnya ke aku.

Suatu hari, Sisi ini curhat ke aku masalahnya dengan si pacar, sebut saja Niko. Mereka udah pacaran lumayan lama, sekitar 1 tahun 7 bulan. Pertengkaran mereka berawal saat mereka liburan bareng ke pantai. Sisi sangat antusias banget ke pantainya, dia sampai berdoa terus semoga nanti di hari-H ngga mendung, ngga ada halangan buat mereka bisa pergi ke pantai berdua. Alhasil, dikabulkan dong sama tuhan. Diperjalanan, mereka lancar-lancar aja tanpa terhalang apapun.

Singkat cerita pas mereka udah sampai di pantai, kejadian pertengkaran itupun terjadi. Sebenarnya pas saat mau jalan ke pantai itu Sisi udah berpirasat ada yang ngga beres sama si Niko. Dia keliatan ngga semangat banget, dan kalau ditanya ngejawabnya judes. Sisi tahu sih kalau Niko itu sebenarnya tife orang yang ngga suka berlibur, tapi karena Sisi ke pengen banget, ya mau ngga mau Sisi maksa. Dia sempat menyusun rencana sama seorang teman dekatnya kalau nanti pas sampai pantai mereka harus pura-pura saling gatau ngeliat satu sama lain, padahal itu sudah direncanakan Sisi dan temannya dari sebelum pergi ke pantai, untuk pergi ke pantai barengan di tanggal yang sama + ajak pasangan. Nah, karena si Niko ini orangnya ngga suka berinteraksi sama orang baru, baik sama teman pacarnya itu maupun pacarnya temennya Sisi itu. (Kalian paham maksudku kan?)

Semoga paham ya😌

Kedua pasangan sama-sama udah sampai di pantai yang sama. Sisi ketahuan oleh Niko yang ternyata ia merencanakan sesuatu itu di belakangnya. Niko tahu pertemuan mereka yang terlihat tak sengaja hanyalah settingan belaka. Niko ngga terima. Yaudah, sikapnya jadi makin menjadi-jadi yang membuat Sisi menjadi merasa tak dihargai sebagai pacar. Dia nangis. Terpuruk. Gaada yang nenangin.

Pas akan berpindah lokasi, Sisi dan Niko akhirnya berpapasan sama sepasang kekasih yang baik-baik saja itu, yaitu temannya Sisi dan pacarnya. Niko hanya menoleh sekilas dengan tatapan tajam ke mereka. Sedangkan Sisi sebaliknya. Walaupun dia dalam keadaan masih sesegukan usai menangis tadi, ia berusaha menyapa temannya itu dengan ramah, seperti biasanya, dan tetap menunjukkan senyuman, walau di balik masker. Entah apa yang dipikirkan temannya Sisi itu dan pacarnya, yang jelas, Sisi merasa bersalah, malu, rasanya ingin pulang saja kalau sudah begini kondisinya.

Singkat cerita, Niko dan Sisi akhirnya pulang. Di perjalanan, Sisi menangis, dan terus menangis sampai di rumah pun. Entah kenapa ia merasa kacau di hari liburannya dengan sang pacar, tidak sesuai ekspektasinya sama sekali.

Begini, Sisi ini sebelumnya berekspektasi sangat tinggi. Nanti pas di pantai, dirinya dan Niko akan bermain air, bikin tiktok bersama, bikin snapgram, seseruan gitu deh. Tapi nyatanya...hmmmm, miris. Mulai saat itu juga, Sisi merasa benci pada pantai yang ia dan Niko kunjungi itu. Pantai itu juga yang menjadi saksi bisu, putusnya hubungan mereka. Kandass, bak diterjang ombak.

End.

OBSESI[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang