BAG.34

113 27 1
                                    

Siap-siap ya! Bagian kali ini ada new cast😊

Next day. Semua orang pasti berharap di setiap harinya akan ada surprise yang menarik, setidaknya mampu membuat suasana hati yang buruk di hari kemarin bisa hilang.

Alia pagi ini di toko sang mama.

Liburan tinggal sehari, jadi gadis itu memanfaatkan waktu liburannya dengan membantu sang mama dalam menata toko yang baru. Banyak barang-barang baru berdatangan untuk melengkapi dekorasi di toko ini agar terlihat lebih instagrammable, nyaman, dan enak di pandang. Dengan dibantu asisten sang mama yaitu mas Iqbal, memasangkan pajangan di dinding toko bagian tertinggi, sedangkan Alia bagian terendah. Semua bekerja menurut pembagian kerja tadi saat breefing.

"Neng Alia kok mau sih ngelakuin pekerjaan kayak gini? Nanti kalau tangannya jadi sakit, gimana?" Tanya mas Iqbal.

"Ngga kok mas Iqbal, kan aku pelan-pelan ini. Mas Iqbal yang seharusnya hati-hati di atas sana, jangan buru-buru, bahaya." Nasehat Alia.

"Hehe, iya neng Alia. Makasi udah perhatian, hehe."

Mereka berdua meneruskan pekerjaan dengan anteng. Lalu datang sang mama dari arah kitchen untuk mengecek hasil kerja Alia dan mas Iqbal.

"Gimana mas Iqbal, ada kendala?"

"Owh, ngga sama sekali bu, ini bentar lagi selesai kok." Jawab mas Iqbal.

"Kalau kamu Alia, gimana? Udah capek?"

"Belum ma. Alia tinggal majang lagi 2 aja ini."

"Yaudah istirahat dulu, sarapan dulu itu mama udah bikinin kamu sandwich."

"Iya ma, nanti aja, tanggung. Ini bentar lagi selesai kok."

"Yaudah kalau gitu mama taruh di ruangan mama ya."

"Okee ma."

Mas Iqbal sudah selesai dengan pekerjaannya.

"Sini mas aja yang pasang neng."

"Eeh gapapa, gapapa mas, mas Iqbal istirahat aja. Ini kan kerjaan aku, udah jadi tanggung jawab aku buat menyelesaikannya."

"Yaah gaenak mas Iqbal jadinya neng sama ibu."

"Selesai. Udah mas Iqbal, jangan gaenakan gitu. Mama udah tahu kok mas Iqbal udah banyak bantuin mama daritadi."

"Neng Alia baik pisan. Walaupun anak dari pemilik toko ini, neng Alia selalu ramah sama karyawan seperti mas Iqbal. Beda dengan toko kue di depan, itu anak ownernya judes banget. Gaada ramah-ramahnya kayak neng Alia. Saya jadi males kalau di suruh datang kesana buat memperbaiki apa gitu."

"Hehe, ga boleh kayak gitu mas Iqbal, itu namanya gosip. Kita ga boleh membicarakan keburukan orang di belakangnya."

"Iya juga neng Alia. Maaf, mas Iqbal khilaf."

"Yaudah, kalau gitu mas Iqbal sarapan dulu, aku juga mau sarapan sekarang."

"Iya neng Alia, sok atuh sarapan."

Alia berlalu ke ruangan sang mama.

Tok tok tok!

"Masuk!! Eeh, Al, kirain siapa pakek ketok pintu segala."

"Iya, kan biar sopan ma."

"Yaudah duduk sini, sarapannya keburu dingin tuh."

"Mama lagi apa? Keliatannya serius banget."

"Ini lagi ngecheck-ngecheck lokasi pembangunan cabang toko kedua, strategisnya di daerah mana ya?"

"Waaah, Alia belum lulus sekolah aja mama udah mau buka cabang."

OBSESI[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang