"Kak Bertrand!!" Panggil Tiara menemui Bertrand kala ia sedang break basket.
Alia tak peduli dipandangi banyak kakel sekarang. Ia hanya ingin menyampaikan pesan tersirat pada Bertrand terkait Tiara.
"Alia? Kamu ngapain kesini?"
"Nih. Aku mau balikin kado dari kak Bertrand buat kak Jason. Dia ga mau nerima ini dan ga mau balik ke tim basket kak Bertrand juga."
"Loh, kenapa?"
"Kak Bertrand tanya aja sama orangnya langsung. Mungkin semua orang yang terlibat dalam masa lalu kak Bertrand masih menyimpan kekecewaannya pada kak Bertrand."
"Maksud lo apa?" Bertrand berubah tampang menjadi sangar. Ditatapnya kedua mata Alia tajam.
"Apa kak Bertrand ga merasa bersalah sama mereka sedikitpun hah?"
"Alia, gue cuma minta tolong bantuan lo buat mendamaikan hubungan gue sama Tiara. Kenapa lo seolah memperburuk keadaan?"
"Setelah aku pikir-pikir, emang kak Bertrand pantas nerima ini semua. Masih untung kak Bertrand ngga dikucilkan satu sekolahan, dan masih untung juga Tiara nganggap kak Bertrand temannya, bukan musuh."
"Elo seolah tertawa diatas penderitaan gue, Alia. Dan lo tau, gue bukan tife orang yang tinggal diam saja sama orang yang sok maha benar seperti lo. Kalau lo cowok, udah gua tonjok dari tadi."
"Kalau sikap kak Bertrand ngga mau ngalah kayak gini terus, gimana masalah mau mereda? Toh kak Bertrand juga udah setuju kemarin, akan menerima apapun keputusan Tiara,"
"Woww, anak baru udah berani ngomong ya sekarang. Gue ga butuh pertolongan lo lagi, Alia. Sekarang lo pergi dan jangan pernah temuin gue lagi."
"Owh gitu, bukannya kak Bertrand sendiri ya yang duluan temuin aku? Apa kak Bertrand lupa bagaimana cara kak Bertrand memelas sehingga aku bersedia nolongin kak Bertrand buat bicara pada Tiara,-"
Bertrand hampir saja akan menampar Alia saking geramnya, tapi sebuah tangan dengan cepat menahan tangan Bertrand untuk tetap di udara.
Jason.
"Harus juga ya ngasarin cewek?"
"Gausah ikut campur lo. Lo berdua sama aja, sama-sama meresahkan!"
"Ayo Al, kita pergi dari sini."
"Eeh, urusan lo sama gue belum selesai, Alia!"
"Gausah dipedulikan." Bisik Jason. Ia mengajak Alia ke ruang musik.
***
Di ruang musik, disana sudah ada yang lainnya...
"Loh, Alia kenapa? Al, lo gapapa? Kenapa wajah lo ditekuk kayak gitu ga kayak biasanya ceria?" Tanya Tiara penasaran.
Alia masih geram terhadap Bertrand. Ia sampai malas bicara sekarang.
"Alia tadi berhadapan sama Bertrand, dan bener aja dugaan gue, dia emang belum bisa berubah, dia bahkan hampir menampar Alia." Jelas Jason.
"Apa?" Semuanya kaget, kecuali Devi. Ia seolah seperti merasa senang.
"Al, lo ga perlu lakuin hal kayak gitu lagi, apalagi berkaitan sama yang namanya Bertrand. Dia berbahaya Al. Gue minta maaf udah menyeret lo ikut dalam masalah gue, Al." Ucap Tiara meminta maaf.
"Tiara, elo sama sekali ga salah apa-apa. Gue yang salah, gue terlalu ikut kebawa emosi tadi. Gue cuma mau bantuin lo aja Tiara, biar ga dipaksa-paksa terus sama dia."
Tiara lalu memeluk Alia penuh kasih. Ga nyangka teman baru seperti Alia begitu sangat peduli terhadapnya.
"Pokoknya apapun yang terjadi, lo harus cerita juga ke gue Tiara. Gue ga mau gara-gara terus mikirin dia, lo jadi tersiksa, curhat aja ke gue."
![](https://img.wattpad.com/cover/248457856-288-k207705.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESI[COMPLETED]
Подростковая литература"Obsesi ini tak mampu kuhindari. Dia yang memulai wajarkah dia yang mengakhirinya juga?" Fyuuuh-,-sudah lelah rasanya hanya berkoor pada diri-sendiri tanpa sesiapapun yang tahu keadaan diri yang mengalami. Terkadang solusi terbaik hanya bisa memanda...