BAG.15

159 23 2
                                        

Hi readers setia story'ku baik yang silent readers pun😆 sebelumnya aku mohon maaf kalau aku lambaaaaaat banget update'nya, yaa sebab aku juga manusia guys yang punya kesibukan lain di real life😌 tapi aku selalu sempetin kok buat buka wattpad setiap harinya untuk sekedar memantau jumlah viewers dan vote'nya😉

And finnaly, hari ini aku sudah up guys, happy reading🙃🙃🙃

****

Suatu pagi di Vibes High School...

Siswa/wi kelas XI IPA 1 sedang melaksanakan pelajaran penjas di lapangan sekolah. Materi mereka pagi ini mengenai salah satu bola besar, yaitu basket.

Guru penjas sudah membagi anak-anak didiknya menjadi beberapa grup untuk latihan teknik-teknik permainan bola basket, kemudian lanjut dinilai.

"Ricky, Ricky, elo sekelompok sama gue kan? Ayo, ajarin gue basket sekarang!" Tegur Tiara setelah menjumpai Ricky di pinggir lapangan.

Tiara ga sabaran sekali untuk mulai latihan, dan Ricky itu juga lumayan pandai bermain basket di kelasnya, dan mantannya juga termasuk player basket profesional di sekolah ini, tapi, stop!! Ia harus fokus untuk latihan sekarang dan jangan berpikiran kemana-mana!

Sementara itu Alia,

"Sorry, gue ga sengaja," bola yang Alia pakai latihan malah meleset ke luar lapangan, dan ia harus mengejarnya sampai pada...

"Payah! Orang kayak lo, gue ga yakin banget bisa tuntas dalam ujian penjas, ha ha." Bertrand.

Benar. Bertrand lebih dulu menangkap bola basket yang Alia lemparkan itu, padahal ini sedang jam pelajaran, tapi Bertrand lebih memilih untuk bolos bersama teman-teman se'pergeng'nya untuk menontoni adik-adik kelas yang sedang olahraga di lapangan.

"Sini bolanya!...Siniin!"

Bertrand tak memberikannya. Ia malah memainkan bolanya di telunjuknya. Sorak-sorai teman-temannya itu semakin membuat emosi Alia stabil dan rasanya ingin beradu mulut lagi dengannya sekarang.

"Denger ya, Alia! Dendam gue sama lo masih belum tuntas. Kalau lo ga mau minta maaf sama gue sekarang, gue anggap lo masih nyari gara-gara sama gue, Ha ha ha,"

"Ciih! Minta maaf? Emang lo pikir lo siapa? Baru gue adik kelas, terus gue harus takut gitu sama lo dan anak buah lo yang cupu itu,-"

"Heh?! Ngomong apa lo barusan?!" Dibejuknya kedua pipi Alia dengan satu tangannya, "elo orang pertama yang berani main-main sama gue. Gue heran, kok ada ya cewek yang lagaknya maha benar begini kayak lo-,"

"Lepasin Alia!" Jason.

"Ka-kak Jason?" Kaget Alia menampaki Jason sudah ada disebelahnya.

"Kenapa sih lo ga pernah berubah? Dari dulu sasaran lo cuma cewek doang ya? Kalau emang bener lo jagoan, lo tantang cowok sekelas Ryan, atau sekelas gue, maybe."

"Kak Jason," Alia mencoba menjauhi Jason dari Bertrand.

"Sorry ya Jas, gue gaada urusan sama lo apalagi Ryan. Gue cuma bermasalah sama ni cewek,-"

"Yaudah biar gue wakilin. Lo dendam apa sama Alia, biar gue yang wakilin jadi Alia." Bela Jason.

Bertrand hanya membuang muka kesal. Ia mengintruksikan teman-temannya buat cabut. Meskipun begitu, ia sebenarnya tidak ingin berantem dengan mantan satu tim basketnya dulu, Jason, hanya karena masalahnya dengan Alia.

OBSESI[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang