BAG.4

262 28 1
                                        

"Eeh, lo diapain aja sama dia tadi di UKS?" Tanya Tiara mengintrogasi teman sebangkunya itu, padahal Alia baru sampai di kelas.

"Ngga diapa-apain kok. Dia cuma bantuin ngasi aku obat pereda sakit kepala aja." Jawab Alia jujur.

"Beneran? Lo ga bohong kan? Jangan takut kalau diancam aneh-aneh sama dia, biar gue yang ngadepin tu orang,"

"Tiara, Tiara, sabar. Kamu kenapa sih jadi emosian gini setiap kali menyangkut kak Bertrand?"

"Jadi lo udah tau namanya? Sorry ya Alia, gue anti banget sama nama tuh orang, jadi kalau lo lagi sama gue, jangan sebut nama itu depan gue." Ketus Tiara tegas.

Alia hanya bingung mengangkat sebelah alisnya. Ia pun tak lagi-lagi membahas hal yang tadi di UKS kepada Tiara, karena Tiara emang lagi sensitif banget.

***

"Ehh, hari ini siapa yang ulang tahun ya?" Tanya Devi membuka obrolan di tengah perkumpulan grup musiknya di kelas XI IPA 1.

"Emang siapa yang ultah? Kayaknya gaada deh." Respon Vanessa.

"Wait, bentar bentar, biar gue tebak," Rianty mulai berpikir keras.

Devi hanya tersenyum miring menunggu jawaban teman-temannya.

"Kak Ronald kah? Eeh tapi, bukan deh kayaknya," Jawab Tiara ragu.

"Kak Ronald kan ultahnya bulan depan, Tiara, gimana sih." Bantah Devi.

"Owh iya, he he, gue lupa. Gatau ah, siapa yang ultah sih?" Tanya Tiara ga mau makin pusing karena mikir. Ia lebih memilih untuk nyemil saja.

"Jadi gaada yang tahu nih...ok, gue kasi tahu ya. Yang ultah hari ini adalah-"

"Alia,"

Devi baru mau akan jawab, eeh ada saja yang memotong pembicaraannya.

"Mau apa lo nginjakin kaki ke kelas gue? Belum kapok-kapok juga lo?" Tiara angkat bicara.

Bertrand. Ia datang ke kelas XI IPA 1 untuk menemui Alia.

"Gue cuma mau nemuin Alia. Alia, kita janjian akan ketemu di kantin tadi kan?"

"Apa? Lo janjian sama ni orang?" Tanya Tiara sewot.

Alia bingung. Perasaan dirinya gaada berjanji apa-apa sama Bertrand tadi. Semua mata tertuju pada dirinya sekarang. Dan entah apa yang akan Tiara lakukan selanjutnya jika saja Alia tidak melerai keduanya dalam adu mulut.

"Masalahnya sama lo apaan sih?"

"Ya tentu masalah buat gue. Alia itu temen gue, dan lo ga bisa sembarangan ngedeketin temen-temen gue, termasuk Alia!"

"Woy mak lampir, elo duluan yang selalu nyari masalah sama gue, gue udah berkali-kali minta maaf, apa lo ga bisa maafin, hah?"

"Lo kira dengan kata maaf bisa nyelesaiin masalah yang dulu?"

"STOP! Tiara berhenti. Aku emang gatau apa-apa soal masalah kalian, tapi please, bisakah kalian berdamai sekali saja? Ngga enak dilihat yang lainnya kalau sesama teman satu sekolah saling ngatain begini,"

"Alia, gue udah pernah peringatin sama lo, jangan sampai lu deket sama ni orang apalagi sampai janjian diam-diam segala kayak gini. Gue berusaha buat lindungin lo, Alia. Kenapa sih lo ga bisa ngerti?"

"Tiara, kamu salah paham, Tiara!!" Panggil Alia. Tiara berlari entah kemana dan mengemasi semua cemilannya. Alia rasa Tiara kecewa terhadapnya.

Semua ini karena...

"Kak Bertrand, kenapa kakak bilang tadi kalau kita janjian? Tiara jadi marah kan sama aku, dan ga hanya Tiara, semua orang jadi pada liatin aku sinis. Maksud kakak deketin aku itu apa sih?"

OBSESI[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang