Satu minggu liburan telah terlewati. Pasangan Alia dan Jason masih awet-awet saja. Bagi Alia, Jason tak sekedar hanya sebagai kekasihnya, tapi Jason juga telah ia anggap sebagai teman hidupnya, begitu pun Jason sebaliknya ke Alia. Rasa cinta dari masing-masing insan itu makin hari rasanya terjalin semakin erat. Sulit untuk memisahkan keduanya, bagaimanapun caranya. Papanya Jason perlahan juga sudah mulai bisa menerima Alia sebagai calon menantunya. Alia senang sekali untuk pertama kali jalan-jalan keluar bareng Jason dan sang papa.
"Jelasin Jason pada Alia, apa makna tempat ini buat papa." Suruh sang papa.
"Ini tempat pertama papa jumpa mama. Dari dulu hingga sekarang papa bilang tempatnya hampir tak pernah berubah. Papa bahkan masih ingat jejak langkahnya dan langkah mama di jalan setapak disana. Kala itu disana menjadi tempat favorit mereka berdua untuk saling mengobrol santai." Jelas Jason 100% benar.
Ternyata Jason masih punya ingatan yang tajam terhadap kenangan sang papa. Beliau mulai menceritakan kisahnya itu kala Jason duduk di bangku SMP.
"Mungkin kalau kita ceritakan juga ke papa dimana tempat awal kita jumpa, bagaimana?" Tanya Jason.
"Hmmm," Alia salting.
"Yasudah, ceritakan saja." Suruh sang papa.
Karena sang papa juga kepo bagaimana bisa mereka dari yang awalnya tak berteman akrab, bisa sampai pacaran seperti sekarang. Jason menceritakannya dari awal.
...
***
"Kamu tunggu disini dulu ya."
Di rumah sakit...
Devi sudah bisa pulang hari ini. Rasanya seperti baru keluar dari penjara saja, ia bisa dengan bebas menghirup udara segar diluar kembali. Devi tersenyum bahagia tuhan masih memberikannya kesempatan untuk hidup dan memperbaiki apa yang mesti ia perbaiki untuk menata kehidupannya di masa mendatang.
Drrrt! Drrrrt!
Devi meraih handphone nya di sebelah pahanya yang bergetar.
Sebuah pesan masuk dari...
...
"Aku ngga akan ganggu hubungan mereka lagi kok. Maaf, waktu itu,-"
"Ssst, gaada yang perlu di bahas lagi. Semua orang udah maafin elo kok. Kita senang elo udah bisa pulang, dan mau bicara."
Bertrand.
Ia menghampiri Devi ke rumahnya.
"Vi, ada yang nyariin." Datang Tiara membawa kabar baik.
"Siapa?"
Dua orang yang ia kenal hadir dihadapannya sekarang.
"Kak Jason, Alia," Lirih Devi.
"Wah, kak Louis, juga kesini,"
Louis menyusul di belakang Alia dan Jason.
"Sorry ya Vi, gue baru bisa jengukin lo setelah baru dapat karyawan baru di toko. Jadinya gue bisa tinggal pergi kemana-mana deh sekarang." Jelas Louis.
Betapa terharunya Devi, masih banyak yang peduli dengannya ternyata.
"Gimana keadaanmu, Devi?" Tanya Alia.
"Aku, sudah baikan sekarang. Berkat doa kalian semua. Makasi ya."
"Jangan berterimakasih sama kita. Berterimakasih lah sama tuhan, Vi."
"Iya, sebenarnya aku masih sangat malu bertemu sama kalian, terutama sama kamu, Alia. Aku, banyak ngelakuin kesalahan sama kamu. Dari dulu, dari pertama kali kamu datang ke sekolah,"
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESI[COMPLETED]
Teen Fiction"Obsesi ini tak mampu kuhindari. Dia yang memulai wajarkah dia yang mengakhirinya juga?" Fyuuuh-,-sudah lelah rasanya hanya berkoor pada diri-sendiri tanpa sesiapapun yang tahu keadaan diri yang mengalami. Terkadang solusi terbaik hanya bisa memanda...