BAG.37

126 23 2
                                    

"Sayang, cepat sembuh ya. Mama sangat memprihatinkan keadaan kamu seperti ini. Ngeliat anak seumuran kamu bisa bebas jalan-jalan, ketawa seseruan sama teman-temannya, sedangkan kamu, masih harus berbaring di rumah sakit. Mama khawatir, nanti kamu jadi depresi,"

Malam ini di rumah sakit...

Devi ditemani oleh sang mama, mamanya Tiara, dan Tiara. Belum ada kemajuan pesat dari keadaan Devi yang tempo lalu sempat masuk UGD lagi. Devi pasrah, apa yang akan terjadi pada dirinya kelak. Sejujurnya ia sudah bosan hanya terbaring lemas di rumah sakit. Tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi karena ulahnya sendiri. Dirinya terlalu egois menjadi orang, sehingga merugikan dirinya sendiri. Apa iya, gadis itu sangat menyesali perbuatannya sekarang? Terutama pada orang-orang yang pernah ia sakiti, baik secara fisik maupun batin. Air matanya terus saja mengalir dengan deras.

***

Pagi hari yang cerah. Burung-burung berkicau dengan merdunya, memecah keheningan pagi yang sejuk ini, usai hujan semalam yang mengguyur kota. Embun terlihat di upuk timur, seperti memberi sensasi segar. Gadis yang masih dengan masker tidurnya bangun menggeliatkan badan mengumpulkan nyawa, bersiap menyambut hari ini seperti biasa.

"Kasihan. Dia semalam lembur bantuin mama menata peralatan di toko cabang, bantuin mama belanja bahan, hingga tak ada waktu baginya untuk beristirahat. Jadi biarkan saja adikmu meneruskan tidurnya."

Jordan baru saja sampai di rumah bersama Jessica, sengaja kesini untuk sekedar mampir menengok sang mama dan Alia.

"Mama jangan bekerja terlalu keras ya ma, mama harus istirahat yang cukup biar stamina mama selalu fit. Dan mulai besok, Jessica akan bantuin mama mengurus toko, iya kan sayang?"

"Iya ma, dia sendiri yang minta mau bantuin mama dan Alia dalam mengelola kedua toko. Maaf ma, aku ngga bisa ikut membantu usaha mama."

"Iya nak, mama paham. Kamu kan sudah punya pekerjaan tetap. Jadi, fokuskan itu saja."

...

"Kok kayak ada suara kak Jordan sama kak Jessica?" Bhatin Alia yang baru sempurna membuka matanya.

Ia segera berlalu ke bawah.

"Al, yaampun, cuci muka dulu dong. Bekas masker semalam masih nempel loh itu, bikin aku gak nafsu sarapan aja." Komentar Jordan melihat adiknya baru bangun dan berpirasat Alia akan mendekati dirinya.

"Kak Jordan!!!" Dan benar saja Alia lantas memeluk sang kakak manja tanpa aba-aba. Ia memeluknya dengan erat, melepas kerinduan.

"Al, udah ya. Malu diliatin kak Jessica. Mandi dulu kenapa, anak gadis pula, jorok."

"Yee, aku mandi ga mandipun, tetap wangi. Ngga kayak kak Jordan."

Sang mama dan Jessica hanya tertawa mengumpat melihat ejekan kedua kakak-beradik tersebut.

"Mana oleh-olehnya?" Tanya Alia.

"Gaada."

"Issh, nyebelin. Baru sekali pulang bawa oleh-oleh kek-,-"

"Udaaah, kalian jangan ribut-ribut terus baru ketemu. Nih, oleh-oleh dari aku buat calon adik iparku tercinta."

"Waah, yeyy!!! Makasi kak Jessica. Kak Jess baik banget, ngga kayak yang onoh."

"Tapi dibukanya nanti ya pas kamu udah mandi, udah rapi. Kita berdua mau ajak kamu jalan-jalan sama mama. Yaa itung-itung buat liburan keluarga pertama kita."

"Wah, jalan-jalan? Asyiikkk!!! Bentar, aku mau siap-siap dulu." Alia buru-buru masuk ke kamarnya lagi."

"Hmmm, giliran diajak jalan-jalan baru mau mandi tu anak." Dumel Jordan.

OBSESI[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang