BAG.18

128 22 1
                                    

"Aaaaaaarggggghhhhhh!!" Geram Devi.

Jam istirahat masih berlangsung 15 menit lagi.

"Lo temuin gue cuma buat liatin lo yang lagi marah? Kurang kerjaan banget," Bertrand berniat akan pergi.

"Kenapa semua orang jadi benci sama gue?! Termasuk elo! Elo bahkan seperti udah ga peduli lagi sama kerjasama kita! Nyebelin!!"

Langkah kaki Bertrand terhenti, dan kembali menatap Devi bingung.

"Seperti yang udah gue duga, kemarahan lo ini berkaitan sama Alia, iya? Dev, gausah buru-buru, lagian dia juga ga selamanya nyebelin. Gue paham sekarang apa titik terlemah dia,"

"Sh*t! Sekarang, elo yang lebih nyebelin dari dia!"

"Devi, Devi, tenang. Ga semua masalah harus diselesaikan pakek emosi. Gini aja, gue bakal tetep bantuin lo, tapi, setelah gue dapat bagiannya juga."

"Maksud lo apa ngerubah kesepakatan? Kok lo jadi kayak gini cara mainnya? Dulu lo sendiri yang bilang kalau lo benci sama tuh cewek dan pengen dia keluar dari sekolah ini, lo LupA hAh?!!?!?!"

"Justru karena itu gue mau bantuin lo. Dev, perasaan kan kapan saja bisa berubah. Lo ga bisa nyalahin hukum alam dong,"

"Hukum alam konon-_-"

"Dengerin gue dulu makanya,"

"Udah lah, bekerjasama sama lo emang gaada untungnya! Gue lebih baik nyelesaiin masalah gue sendiri!" Devi berlalu.

"Yaudah, silahkan, kalau emang mau lo gitu!"

Keduanya sama-sama berlalu akan ke kelas masing-masing. Sepasang mantan kekasih itu lagi-lagi saling cekcok setelah mengetahui hal yang dianggap tak sejalan dipikiran mereka.

~

Belum tepat sampai di depan kelasnya...

Seseorang menghadang jalannya. Angelina.

"Eh, sa-sayang, kamu ngapain disini? Kenapa belum masuk ke kelas?" Tanya Bertrand basa-basi kepada sang kekasih.

"Kita putus."

"Loh, ma-maksud kamu, apa? Kenapa tiba-tiba mau putus?"

"Udah ya Bertrand, kita sampai disini aja. Aku jelasin juga kamu pasti bakalan mengelak." Angelina berlalu.

"Angel," Bertrand menahan tangan gadis itu.

"Tapi kenapa kamu tiba-tiba jadi begini? Kemarin perasaan aku gaada ngelakuin kesalahan sama kamu? Tadi juga kita damai-damai aja kan, aku ada salah apa emangnya?"

Angelina hanya memutar bola matanya malas.

"Aku malas bahasnya sekarang. Aku malas ribut sama kamu di sekolah. Kalau kamu mau tau, temuin aku nanti jam 2 di cafe biasa kita ketemu." Angelina benar-benar berlalu sekarang.

Bertrand masih memasang mimik wajah bingung.

***

Di kelas Alia...

Pelajaran sedang berlangsung, tapi wajah gadis itu seperti tidak fokus pada pelajaran.

Tiara menyenggol lengan Alia sedikit, sehingga gadis itu pura-pura menunjukkan kefokusannya sekarang.

Yang ada di otaknya sekarang, hanyalah, Jason, Jason, dan Jason. Alia merasa bodoh sekali telah menolak laki-laki baik hati seperti Jason, dan Jason tadi juga sempat mengatakan bahwa ia akan menunggu dirinya, mungkin kapan saja, tanpa ada batasan waktu.

Jika benar ia menyukai dirinya, ia pasti tidak akan melakukannya sekali, dan mungkin ia akan mendatangi rumahnya dan benar-benar akan bicara terus terang pada sang mama dan sang kakak, agar hubungan dapat berjalan dengan baik. Haah! Kenapa pikirannya bisa mencapai sejauh itu?

OBSESI[COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang